Fri. Sep 20th, 2024

Jangan Salah Lagi, Ini Perbedaan Komet, Meteor dan Asteroid

By admin Aug27,2024 #Asteroid #Komet #Meteor #Meteorit

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Komet, meteor, dan asteroid merupakan tiga fenomena langit yang sering dibingungkan. Meski sama-sama terlihat di langit malam, namun memiliki perbedaan.

Perbedaan utama antara komet, meteorit, dan asteroid adalah bahan penyusunnya. Berikut perbedaan komet, asteroid, dan asteroid.

Komet merupakan benda langit yang terbuat dari es, debu, dan batu, menurut Live Science, Jumat (29/3/2024). Mereka mengorbit Matahari dalam jalur elips dan sering terlihat “masuk” saat mendekati Matahari.

Panas Matahari menyebabkan es di komet menguap sehingga menimbulkan koma (atmosfer) dan ekor yang panjang dan terang. Komet terbentuk 4,6 miliar tahun yang lalu.

Astronom Fred Whipple adalah orang pertama yang menggambarkan komet sebagai bola salju berdebu. Saat komet mendekati Matahari, inti komet memanas dan es mulai berubah dari padat menjadi gas.

Hal ini mengakibatkan suasana di sekitar komet dapat tumbuh ribuan mil yang disebut koma. Tekanan dari Matahari mendorong partikel debu keluar dari koma, sehingga menciptakan ekor debu yang bersinar.

Ekor kedua terbentuk ketika partikel matahari berenergi tinggi membelah gas dan membentuk ekor ion terpisah.

 

Meteorit dapat diartikan sebagai meteorit yang telah memasuki atmosfer bumi. Meteorit sering disebut bintang jatuh.

Meteor sendiri merupakan batuan yang melayang di angkasa. Meteorit seringkali terbentuk dari pecahan asteroid.

Meteorit menciptakan seberkas cahaya saat memasuki atmosfer bumi. Garis cahaya ini disebabkan oleh penguapan meteorit dan pembakarannya oleh atmosfer.

Meteor selalu termakan sebelum mencapai permukaan bumi. Meteorit yang tidak terbakar dan mengenai permukaan bumi disebut meteorit.

Ukuran meteorit ini berkisar dari pasir hingga batu besar dengan lebar 1 meter. Sangat sedikit meteor yang dapat dianggap sebagai asteroid atau komet, namun banyak meteoroid yang merupakan bagian dari keduanya.

Beberapa meteoroid terbentuk dari puing-puing yang dikeluarkan oleh bumi atau dampak satelit. Jika meteor bertemu dengan atmosfer suatu planet, seperti Bumi, meteor tersebut akan menjadi meteorit.

Api meteor di langit lebih terang dibandingkan planet Venus. Itu sebabnya mereka mendapat nama “bintang jatuh”.

Para ilmuwan telah menghitung bahwa lebih dari 48 ton meteorit jatuh ke bumi setiap hari. Jika meteorit bertahan saat turun ke atmosfer dan berhasil menghantam tanah, maka disebut meteorit.

Hujan meteor Perseid merupakan salah satu peristiwa langit paling spektakuler yang terjadi setiap tahun pada tanggal 12 Agustus. Pada puncaknya, 50 hingga 75 meteor dapat dilihat setiap jamnya saat langit cerah.

Hujan meteor ini disebabkan oleh meteoroid yang dikeluarkan dari Komet Swift-Tuttle. Komet Swift-Tuttle adalah komet periodik yang mengorbit matahari kita.

Komet ini terkenal karena diyakini lebih besar dari asteroid pemusnahan dinosaurus. Selain itu, Komet Swift-Tuttle juga menghasilkan hujan meteor Perseid.

Padahal asteroid adalah batuan di luar angkasa. Asteroid tata surya mengorbit Matahari.

Asteroid lebih kecil dari planet, dan sebagian besar asteroid ini terletak di wilayah antara Mars dan Jupiter, yang dikenal sebagai sabuk asteroid. Karena banyaknya asteroid, terkadang saling bertabrakan.

Tabrakan ini bisa menghancurkan sebagian asteroid. Partikel kecil ini disebut meteoroid.

Asteroid diyakini merupakan sisa-sisa yang tidak membentuk planet ketika Tata Surya terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu. Asteroid biasanya berada di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter.

Para astronom terus melakukan penelitian untuk lebih memahami asal usul komet dan asteroid. Selain Awan Oort, beberapa ilmuwan meyakini bahwa komet berasal dari wilayah lain di dekat Matahari, seperti Sabuk Kuiper.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *