Sat. Sep 21st, 2024

Rusia Buka Kedutaan Baru di Bali Usai Heboh New Moscow

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Rusia membuka kedutaan baru di Indonesia yang berlokasi di Pulau Dewata, Bali. Sebelumnya, perwakilan pertama Moskow berada di ibu kota, Jakarta.

Kabar pembukaan kedutaan baru Rusia di Bali diumumkan pada tahun 2024. 20 Juli Dalam postingan di akun Instagram @rusemb_indonesia.

“Perdana Menteri Federasi Rusia, Mikhail Mishustin, menandatangani Peraturan Pemerintah tentang pembukaan Konsulat Jenderal Federasi Rusia di Denpasar,” demikian bunyi dokumen dalam bahasa Rusia, dikutip Minggu (21/07/2024).

Dokumen tersebut memuat tiga poin yang jika diterjemahkan berarti pembukaan Kedutaan Besar Rusia di Bali, jumlah pegawai, serta biaya pembukaan dan pemeliharaannya.

Pembukaan ini menyusul kehebohan sebelumnya mengenai New Moscow di Pulau Dewata, Bali. 

Pada Mei lalu, Bali menjadi sorotan ketika ramai diberitakan di media sosial tentang nama tempat baru yang terpampang di peta kawasan Canggu, Badung, bernama New Moscow. Nama daerahnya tertulis dalam bahasa Rusia “New Москва” yang berarti kawasan Kuta Utara, Canggu.

Hal itu terungkap pada tahun 2024. Diunggah akun Instagram @canggubalinews pada Rabu, 8 Mei. Meski belum tentu benar dan mungkin hanya sekedar lelucon, namun berhasil memancing emosi di kalangan netizen.

“WTF. Kok parah banget? Pemkabnya mana? Ya ampun lucu gak pak polisi ini! @infobadung @pemkabbadung,” tulis akun @rrrhnps_05.95 saat itu.

“Pemimpin desa adat tutup mata, tutup mata, tutup telinga, yang penting untung, untung,” tulis yang lain.

“Tolong jangan normalkan lelucon seperti itu. Itu tidak lucu bagi kami penduduk setempat. Kamu mempermalukan pulaumu,” kata yang lain, juga kesal.

 

 

Tim gaya hidup matthewgenovesesongstudies.com menanyakan jawaban kepada Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun. Ia mengatakan tidak akan ada masalah jika mereka menyebut istilah “Moskow Baru”. Pasalnya, daerah lain selalu memiliki nama tempat berdasarkan siapa yang tinggal di sana, seperti Little India, Chinatown di Singapura, dan Bandung tempat Paris Van Java berada.

“Jika ada istilah ‘Moskow Baru’ di Bali, tidak masalah asalkan masyarakat setempat tetap mengikuti segala aturan dan peraturan yang ada di Indonesia dan tidak menimbulkan masalah bagi masyarakat lokal di sekitarnya,” ujarnya. jelasnya saat dihubungi, Jumat 10 Mei 2024 

Sementara itu, banyak netizen lain yang khawatir Bali akan dijajah dan diduduki Rusia. Sebenarnya tidak lucu. Kalau Bali tidak peduli, Rusia akan mengambil alih sama seperti negara lain, tulis akun @liana_ukraina di kolom komentar unggahan tersebut.

“Bali pernah dijajah Rusia,” sahut yang lain.

“Ini sudah terjadi sejak COVID. Kalau pemerintah tidak turun tangan, kita semua akan mengucapkan selamat tinggal pada Bali,” sahut yang lain.

Kekhawatiran mereka juga seiring dengan semakin banyaknya Orang Asing Rusia (WNA) di Bali pasca perang antara Rusia dan Ukraina. Kebanyakan ekspatriat Rusia di Bali berusia muda dan produktif. 

Mengutip The New York Post, 2024 Jumat 10 Mei Bahkan sebelum perang, Bali menjadi tujuan banyak wisatawan Rusia dan Ukraina. Pulau ini telah mempopulerkan dirinya sebagai tempat kerja bagi mereka yang disebut sebagai digital nomads. Berdasarkan data imigrasi Indonesia, pada tahun 2022 di bulan September lebih dari 14.500 orang Rusia dan lebih dari 3.000 orang Ukraina tiba di Bali. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan pemerintahnya akan membantu memperbarui visa turis bagi mereka yang terjebak dalam perang. Banyak orang Rusia dan Ukraina mengatakan Bali bisa menjadi tempat perhentian mereka sebelum memutuskan ke mana mereka akan pergi selanjutnya.

Menurut Sandi, warga Rusia saat ini rata-rata tinggal lebih dari 90 hari, dibandingkan 1-2 minggu sebelumnya pada tahun 2023 pada awal Januari. William Wiebe dari Amerika, pendiri Parq, mengatakan bahwa dia dan investor lain tidak pernah bermaksud untuk sepenuhnya melayani wisatawan Rusia dan Ukraina, karena percaya bahwa Parq akan lebih banyak digunakan oleh wisatawan dari Tiongkok dan Australia.

Wiebe mengatakan ada dua gelombang pendatang setelah perang: “segera setelah perang, dan kemudian setelah rencana mobilisasi Rusia. Mereka harus berebut untuk menyiapkan lebih banyak perumahan, dan sekarang mereka memiliki daftar tunggu sekitar 300 orang.” katanya.

“Kami kebanjiran beberapa hari setelah perang,” kata Wiebe. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *