Sat. Sep 21st, 2024

Satu Visi Putra Patok Harga IPO Rp 120 per Saham

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Satu Visi Putra Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan grosir bahan iklan dan percetakan, mematok harga saham perdana Rp 120 per saham untuk penawaran umum perdana (IPO).

Mengutip prospektus perseroan di laman e-IPO tertanggal Rabu (21/2/2024), PT Satu Visi Putra Tbk akan menerbitkan 615 juta saham dengan harga nominal Rp 25 per saham. Jumlah saham yang diterbitkan kepada masyarakat umum adalah 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Akumulasi dana IPO sebesar Rp 73,80 miliar.

Perseroan akan menggunakan sekitar 3,49 persen dana IPO untuk pembelian kendaraan transportasi dan akan dilakukan pada kuartal II 2024. Sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, seperti pembelian barang dagangan. Spanduk.

Selain itu, Satu VC Putra juga menjalankan program Employee Stock Allotment (ESA) sebanyak-banyaknya satu persen dari saham yang ditawarkan dalam IPO. Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak-banyaknya adalah 6.150.000 lembar saham.

Dalam penerbitan IPO tersebut, perseroan menunjuk PT Surya Fajr Securitas sebagai penjamin emisi efek.

Pasca IPO, pemegang saham perseroan adalah David Dwiputra 71,54 persen, Farrell Jonathan 6,50 persen, Robert Putra 1,95 persen, dan masyarakat umum 20 persen. Jadwal IPO perseroan sebagai berikut: 19 Februari 2024 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tanggal penjatahan masa penawaran IPO 21-23 Februari 2024 Tanggal pendistribusian elektronik 23 Februari 2024 Tanggal pendistribusian saham 26 Februari 2024 Daftar saham pada 27 Februari 2024

Sebelumnya diberitakan, PT Satu Visi Putra Tbk akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (IPO).

Dalam aksi tersebut, perseroan melepas sebanyak-banyaknya 615 juta saham dengan harga nominal Rp25 per saham. Publikasi prospektus perseroan di laman e-IPO pada Selasa (30/1/2024), Satu VC Putra mematok harga penawaran pada kisaran Rp 110-120 per saham.

Dengan demikian, perseroan mampu mengantongi hingga 73,8 miliar dolar dari IPO. Perseroan juga telah membuat program kepemilikan saham perusahaan (Employee Stock Allocation/ESA) bagi karyawan sebanyak-banyaknya 1 persen atau lebih dari 615.000 saham yang ditawarkan dalam IPO.

Sekitar 3,49 persen dana IPO rencananya akan diperuntukkan bagi pembelian armada angkut untuk mendatangkan 1 mobil HINO/ RANGER FL 280 JW EURO 4 dan 3 mobil HINO/ DUTRO 136 HDX 6.8 EURO 4. dengan pihak ketiga dan dijadwalkan selesai pada kuartal II tahun 2024.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan spanduk dan menjadi penyumbang penjualan terbesar perseroan, maka sisa dana akan digunakan untuk modal kerja yaitu membeli merchandise berupa spanduk. Pasca IPO, manajemen perseroan berencana memberikan sebanyak-banyaknya 25% dari laba bersih tahun buku berjalan kepada pemegang saham perseroan mulai tahun buku 2023.

Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada kegiatan usaha dan arus kas Perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi Perseroan di masa depan serta dengan mempertimbangkan batasan peraturan dan kewajiban lainnya.

 

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bakal mencatatkan 62 saham baru melalui penawaran umum perdana (IPO). Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

“Kalau bicara IPO saham tahun depan, 61 atau 62,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman seperti dikutip, Senin (1/1/2024).

Hingga akhir tahun 2023, bursa setidaknya sudah mengantongi separuh dari target IPO dari 30 perusahaan yang digadang-gadang. Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset besar lebih dari 250 miliar. Kemudian terdapat 19 perusahaan dengan aset menengah berkisar antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan memiliki aset kecil kurang dari Rp 50 miliar. Sedangkan rincian wilayahnya adalah sebagai berikut:

• 3 perusahaan di bidang bahan baku

• 6 perusahaan di sektor siklus konsumen

• 4 perusahaan di sektor konsumen non-siklus

• 2 perusahaan di bidang energi

• 0 perusahaan di sektor keuangan

• 0 perusahaan di sektor kesehatan

• Perusahaan di 5 sektor industri

• 3 perusahaan di bidang infrastruktur

• 1 perusahaan dari sektor properti dan real estate

• 5 perusahaan di bidang teknologi

• 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Secara umum, bursa menargetkan mencatatkan efek baru dalam 230 pencatatan pada tahun 2024, termasuk pencatatan saham, surat utang, dan sukuk (EBUS).

Target tersebut meningkat dari target revisi tahun ini sebanyak 200 rekaman, namun jauh lebih rendah dibandingkan capaian akhir tahun lalu yang mencapai 385 rekaman pada 27 Desember 2023.

BEI juga menargetkan menambah rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar 12,25 triliun dan menambah dua juta investor baru. Tahun depan, bursa juga akan meluncurkan alat investasi di saham berjangka (SSF) pada kuartal pertama tahun 2024.

 

Diberitakan sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menorehkan prestasi gemilang di tahun 2023. Salah satunya, Bursa mencatatkan jumlah perusahaan IPO terbanyak keenam di dunia dengan 79 emiten baru.

“Dari jumlah IPO di Indonesia tahun 2023, terdapat 79 emiten atau 6 persen dari total IPO global yang menduduki peringkat enam dunia,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu. (30/12/2023).

Secara global, akan ada 1.298 IPO pada tahun 2023. Peringkat Indonesia berada di bawah Bursa Efek Tokyo dengan 86 IPO, atau 7 persen dari IPO global.

Peringkat pertama ditempati Bursa India dengan 220 IPO atau 17 persen dari total IPO, disusul Shenzhen dengan 129 IPO atau 10 persen dari total IPO atau 8 persen dari total IPO global, dan Shanghai. 86 IPO atau 8 persen dari total IPO global.

Sedangkan dari sisi dana yang dihimpun melalui penawaran umum perdana (IPO), Indonesia menempati peringkat ke-9 dengan US$3,6 miliar. Pencapaian ini setara dengan 3% dari total dana IPO global yang mencapai US$123,3 miliar.

Sepanjang tahun 2023, pencatatan efek baru BEI meliputi 79 saham, 120 penerbitan obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP, dan 182 waran terstruktur dengan total dana hasil penggalangan dana Rp 54,14 triliun dan obligasi Rp 126 triliun.

“Pencatatan tambahan 79 saham baru pada tahun 2023. Ini merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia,” imbuh Iman.

Jumlah perusahaan yang tercatat di BEI hingga saat ini mencapai 903 emiten. Jumlah ini meningkat sebesar 9,3 persen. Naik 990 poin atau 2,1 persen yd menjadi yang terbesar kedua di kawasan Essen setelah Bursa Efek Malaysia.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *