Fri. Sep 20th, 2024

Erick Thohir Mau Bersih-bersih BUMN, Tengok Emiten Pelat Merah yang Kinerjanya Moncer

By admin Apr30,2024 #BUMN #emiten #Erick Thohir #Saham

matthewgenovesesongstudies.com, JAKARTA – Kinerja emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di pasar modal bervariasi. Pengamat pasar modal Desmond Wira mengatakan, kinerja emiten BUMN tidak bisa digeneralisasi. Ada yang mencatatkan kinerja positif, sayangnya ada pula yang mencatatkan kinerja kurang cemerlang.

“Yang sektor atau saham BUMN mana yang masih menarik adalah perbankan. Fundamentalnya bagus sekali, profitabilitasnya tinggi. Lalu energi yang fundamentalnya bagus, diuntungkan dengan kenaikan harga minyak global,” kata Desmond, Rabu (6/3/). . 2024).

Di sisi lain, sektor yang kurang menarik dibandingkan saham BUMN adalah konstruksi dan farmasi. Menurut Desmond, kedua sektor ini pada dasarnya kurang bagus karena utangnya besar, sedangkan keuntungannya rendah.

Menurut saya, kinerja BUMN secara keseluruhan menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan laba yang cukup signifikan dari beberapa bidang utama, kata Pengamat Pasar Modal Langer Nafi senada.

Pada penutupan Selasa 5 Maret 2023, BEI BUMN 20 melemah 0,17 persen. Namun secara year-to-date atau year-to-date (YTD), IDX BUMN 20 masih menguat 4,91 persen. IDX BUMN 20 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga 20 saham emiten yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan afiliasinya.

Dari sisi efisiensi, Kementerian BUMN berencana mengurangi jumlah BUMN menjadi 30, termasuk konsolidasi BUMN. Rencananya ditargetkan selesai dalam sepuluh tahun ke depan atau pada periode 2024-2034.

Tujuan utama pengurangan jumlah badan usaha milik negara adalah sebagai upaya pemerintah untuk mendorong badan usaha milik negara agar terus meningkatkan kinerjanya. Hal ini dapat mencakup upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan pengelolaan aset, dan mengembangkan bisnis yang menguntungkan.

Sekadar informasi, Kementerian BUMN menargetkan jumlah dividen yang dibayarkan badan usaha milik negara sebesar Rp 85 triliun. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan kontribusi BUMN terhadap pendapatan negara.

Pada tahun 2022, BUMN berhasil mencetak rekor dividen terbesar sepanjang sejarah yakni Rp 81 triliun. Hal ini mencerminkan kinerja positif BUMN dalam menghasilkan keuntungan dan mengembalikan sebagian keuntungan tersebut kepada pemegang saham negara yaitu pemerintah.

Menurut Langer, sektor BUMN yang menarik adalah keuangan. Khususnya bank-bank milik negara seperti Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK (BBRI), Bank Negara Indonesia (Persero) TBK (BBNI), dan Bank Mandiri (Persero) TBK (BMRI), kinerja kuat dan laba besar terus terlihat. Selain itu, sektor infrastruktur seperti Jassa Marg (Persero) TBK (JSMR) juga menarik karena memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar terkait pembangunan infrastruktur yang akan dilanjutkan oleh pemerintahan baru.

Di sisi lain, BUMN yang masih membutuhkan restrukturisasi, seperti GIAA, mungkin kurang menarik bagi investor karena risiko yang terkait dengan proses restrukturisasi. Sektor konstruksi masih dikaitkan dengan penurunan kinerja keuangan, pungkas Langer.

Sebelumnya, Menteri BUMN Eric Thohir mengatakan kementeriannya telah menyusun peta jalan mengenai rencana konsolidasi BUMN, termasuk pengurangan jumlah BUMN menjadi 30 pada periode 2024-2034.

“Kalau bisa, BUMNnya ada 30. Sekarang 41, baru tahun ini.. jadi ke depan jadi 30,” kata Erik Thohir dari Antara di Jakarta, Selasa (5/ 3/ 2024).

Usai menjabat pada 2019, Eric berencana melakukan perampingan BUMN. Pada Juni 2020, Kementerian BUMN mengurangi jumlah unit dari 142 perusahaan menjadi 107 perusahaan.

Hal ini dilakukan sebagai bagian dari program restrukturisasi BUMN yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja BUMN.

Eric menegaskan, BUMN harus memiliki tiga pilar. Pertama, BUMN harus menjadi korporasi yang sehat sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara melalui pajak dan dividen.

Pilar kedua, BUMN harus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Dia mencontohkan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur di Bali yang bermitra dengan PT Aviasi Wisata Indonesia atau InJourney sebagai salah satu upaya BUMN untuk mendongkrak pembangunan ekonomi.

KEK Sanur yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No

Pilar ketiga BUMN, lanjut Eric, adalah BUMN harus menjadi penggerak perekonomian rakyat, apalagi saat ini 92 persen dari total kredit ultra mikro dan mikro di Indonesia disalurkan oleh BUMN.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *