Wed. Oct 2nd, 2024

Tanoto Foundation dan School of Parenting Kolaborasi Luncurkan Studi Demi Tingkatkan Pengasuhan Anak Usia Dini

By admin May1,2024 #Tanoto Foundation

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Usia 0 hingga 3 tahun merupakan masa penting bagi perkembangan manusia, masa dimana otak anak berkembang hingga 80% dari ukuran otak orang dewasa. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada masa ini, diperlukan pola asuh yang responsif, seperti tanggap terhadap kebutuhan dasar anak dan pemberian materi pembelajaran kepada anak.

Namun praktik penitipan anak di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan Laporan Anak Usia Dini 2021, 4 dari 10 anak kecil di Indonesia masih mendapat pengasuhan yang kurang memadai. Selain itu, menurut Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (ZZD SYMFONI), pada tahun 2023 terdapat 5.604 kasus kekerasan terhadap anak, dimana 730 korbannya adalah anak-anak berusia 0 hingga 5 tahun. Dapat dikatakan bahwa status pola asuh orang tua di Indonesia tidak selalu mendukung perkembangan terbaik anak.

Berdasarkan situasi tersebut, Tanoto Foundation bekerja sama dengan School of Parenting melakukan penelitian bertajuk “Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Tiga Tahun Pertama: Pentingnya Pola Asuh Responsif dan Pembinaan Pembelajaran Dini”. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui praktik pengasuhan anak dan akses pendidikan anak usia dini pada anak usia 0-3 tahun di Indonesia, yang hasilnya dapat menjadi dasar intervensi dan penelitian lebih lanjut terhadap keluarga Indonesia.

Temuan penelitian ini dipaparkan para peneliti pada 14th Asian Conference on Psychology and Behavioral Sciences (ACP 2024) di Tokyo, Jepang pada Jumat, 29 Maret 2024. Dalam paparannya, tim menyatakan studi tentang perbedaan pendidikan dan kekayaan. . tinggi badan dan tempat tinggal orang yang mengasuhnya merupakan unsur-unsur yang mempengaruhi kualitas pengasuhan anak.

“Semakin tinggi tingkat pendidikan dan kekayaan orang tua atau wali maka semakin baik pula kualitas pengasuhan anak. Guru dengan pelatihan lanjutan memberikan berbagai permainan, seperti aktivitas fisik, edukatif dan kognitif seperti cerita, memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain dengan baik. “Sebaliknya, pengasuh dengan pendidikan dan status ekonomi rendah lebih banyak melakukan aktivitas fisik seperti berlari, menarik, dan mendorong yang hanya akan mempelajari keterampilan motorik,” ujar Fitriana Herarti, Kepala Ekosistem PAUD, Tanoto Foundation dalam sambutannya.

Orang tua yang berpendidikan tinggi juga lebih berpengetahuan dalam memotivasi anaknya melalui membaca. “Ditemukan bahwa hanya 21,4% dari mereka yang merespons membacakan buku untuk anaknya setidaknya tiga kali seminggu, sementara 56,6% orang tua tidak pernah membacakan buku untuk anaknya. “Temuan ini sejalan dengan rendahnya angka melek huruf di Indonesia dan perlu ditingkatkan,” kata Fitriana.

Pemberian materi pembelajaran juga menjadi inti penelitian ini, dimana tempat pembelajaran merupakan lingkungan yang penting untuk menunjang proses belajar anak. Pembelajaran dalam konteks ini merupakan kesempatan bagi anak untuk memahami lingkungannya melalui indera dan eksplorasi terhadap lingkungannya. Jadi bukan pembelajaran di sistem pendidikan, misalnya di PAUD.

“Ruang permainan atau belajar khusus, alat bantu pendidikan dan mainan sebagian besar tersedia bagi responden yang tinggal di perkotaan, namun tidak lebih dari 29% pengasuh yang tinggal di pedesaan memiliki atau mampu memberikan sesuatu untuk mendidik anaknya,” kata Dhisthi Azlia Firnandi. Sekolah untuk Orang Tua.

Terlepas dari semua hal tersebut, pengetahuan para caregiver menjadi salah satu aspek pendukung dalam menciptakan pelayanan yang terbaik. “Dari penelitian tersebut kami menemukan 44% orang tua belum memahami cara memberikan insentif yang sesuai usia pada anaknya. Hal ini karena pemahaman mereka terhadap tumbuh kembang anak dan motivasinya sangat rendah,” kata Dhisthi.

Berdasarkan penelitian ini, kami meyakini bahwa intervensi berbagai kalangan, tidak hanya masyarakat dan swasta, diperlukan untuk mendukung orang tua dan anak, namun khususnya keluarga yang tidak mampu, dalam upaya memperluas pengetahuan dan keterampilan para pengasuh. dari mereka, dan bersiaplah sesuai dengan itu. pelatihan bagi orang tua dan pemberian materi pembelajaran bagi anak.” Tutup Fitriana.

Menurut Ketua Tanoto Foundation Indonesia, Inge Kusuma, penelitian ini merupakan salah satu ambisi Tanoto Foundation untuk meningkatkan pengasuhan anak kecil guna mengembangkan kualitas pekerja di Indonesia di masa depan.

“Kami senang bisa bekerja sama dengan School of Parenting dan kami bangga menyajikan penelitian ini di ACP 2024. Pelatihan ini berfokus pada informasi dunia nyata dan bukti penelitian dari rencana kami untuk membuat program yang dapat. Kami berharap penelitian ini juga dapat memberikan penelitian lebih lanjut di bidang pendidikan anak usia dini, perawatan dan pendidikan, untuk membantu meningkatkan kualitas praktik anak usia dini di Indonesia,” kata Inge.

Sementara itu, pendiri School of Parents, I Gede Dharma Putra, mengatakan School of Parents bangga dapat berkolaborasi dengan Tanoto Foundation dalam studi banding untuk mengidentifikasi praktik parenting di masyarakat.

“Hasil penelitian ini menegaskan betapa besarnya kebutuhan orang tua untuk meningkatkan keterampilan mengasuh anak guna meningkatkan tumbuh kembang anak. “Semoga kedepannya akan lebih banyak lagi penelitian dan program yang dapat meningkatkan keterampilan parenting para orang tua dan memungkinkan School of Parenting untuk turut serta bekerja sama dan berkontribusi,” kata Gede.

Penelitian ini dilakukan di tiga kota di Indonesia yaitu DKI Jakarta, Pandeglang dan Kupang dengan melibatkan 1200 orang tua pada bulan Februari hingga Maret 2023. Penelitian ini menggunakan instrumen HOME (Pengukuran Observasi Rumah Lingkungan) yang disesuaikan dengan definisinya.

ACP 2024 sendiri merupakan konferensi internasional yang mengundang para peneliti, pakar, dan akademisi dari berbagai bidang untuk bertemu dan berbagi pengetahuan, informasi, dan ide. Forum ini mendorong diskusi untuk memfasilitasi pertukaran dan pertukaran ide guna meningkatkan kehidupan masyarakat. Diadakan bersamaan dengan Konferensi Asia tentang Penuaan dan Gerontologi (AGen2024), 747 delegasi dari 63 negara berkumpul untuk membahas isu-isu sulit, tidak hanya di bidangnya tetapi juga di seluruh dunia, dan menegaskan pentingnya kebersamaan lintas disiplin, negara, dan budaya. .

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *