Sun. Sep 22nd, 2024

Mitigasi Warga Gorontalo Antisipasi Dampak Abu Vulkanik Gunung Ruang

matthewgenovesesongstudies.com, Gorontalo – Abu vulkanik letusan Gunung Ruang di Sulawesi Utara (Sulut) masih berdampak pada sejumlah wilayah sekitarnya. Salah satunya menebarkan partikel abu dari mulut Gunung Merapi hingga ke lantai loteng Madinah di Gorontalo.

Hampir seluruh wilayah Gorontalo terdapat partikel abu vulkanik yang tidak sengaja terbawa angin. Tak hanya itu, dampaknya membuat cuaca mendung hingga menyebabkan ditutupnya Bandara Jalaluddin.

Abu vulkanik merupakan zat yang dihasilkan oleh aktivitas letusan gunung berapi. Saat gunung berapi meletus, abunya menyebar ke udara dan dapat menjangkau wilayah yang jauh dari lokasi letusan.

Selain merusak lingkungan alam, abu vulkanik juga dapat membahayakan kesehatan manusia. Salah satu dampak utama menghirup abu vulkanik adalah gangguan pernafasan.

Hussein, pengamat kesehatan Kota Gorontalo, mengatakan partikel abu yang sangat kecil dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Hal ini dapat menimbulkan gejala seperti batuk, sesak napas, dan nyeri dada.

Kondisi ini dapat menjadi lebih buruk pada orang dengan masalah pernapasan seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Tak hanya itu, abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata. Partikel halus pada abu vulkanik dapat mengiritasi kulit hingga menimbulkan ruam, gatal, bahkan luka bakar ringan.

“Debu yang bersentuhan dengan mata dapat menyebabkan iritasi, peradangan, bahkan kerusakan pada kornea jika tidak segera dibersihkan,” kata Hussain.

Penyakit lain juga bisa mempengaruhi sistem peredaran darah jika terkena abu vulkanik. Partikel abu vulkanik yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan peradangan pembuluh darah, meningkatkan risiko penggumpalan darah, bahkan meningkatkan tekanan darah.

“Dalam jangka panjang, hal ini meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular,” ujarnya.

Selain itu, jika terlalu banyak menghirup, imunitas tubuh akan menurun sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Partikel abu yang masuk ke sistem pernapasan dapat menjadi vektor berkembang biaknya bakteri dan virus.

Oleh karena itu, kata Hussein, untuk mengurangi risiko dampak kesehatan akibat abu vulkanik, dapat dilakukan upaya-upaya berikut ini. Seseorang memakai masker yang dirancang khusus untuk menyaring partikel halus guna melindungi hidungnya dari abu vulkanik.

“Mengenakan pakaian panjang, topi, kacamata atau kaca mata pelindung dapat membantu melindungi kulit dan mata dari iritasi abu,” ujarnya.

“Intinya adalah membatasi jumlah waktu yang dihabiskan di luar ruangan ketika abu masih beterbangan dapat membantu mengurangi risiko paparan,” katanya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *