Fri. Sep 20th, 2024

Tigaraksa Satria Tebar Dividen Final Rp 312 per Saham, Catat Jadwalnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) akan menerbitkan dividen final sebesar Rp 286,57 miliar atau Rp 312 per saham. Rencana pembagian dividen tersebut telah mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang digelar pada 15 Mei 2024.

Total, perseroan membagikan dividen sebesar Rp314,12 miliar atau Rp342 per saham. Jumlah tersebut sudah termasuk dividen interim sebesar Rp 27,55 miliar atau Rp 30 per saham. Dengan demikian, sisa dividen yang akan dibagikan adalah Rp 286,57 miliar atau Rp 312 per saham.

Pembagian dividen tersebut menggambarkan data keuangan perseroan tahun buku 2023 yang berakhir 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp457,04 miliar.

Pada saat yang sama, perseroan mencatatkan saldo pendapatan berkelanjutan tidak terikat sebesar Rp 2,04 triliun dengan total modal Rp 2,2 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut jadwal perdagangan terkini PT Tigaraksa Satria Tbk: Tanggal perdagangan di pasar reguler dan pasar bursa: 27 Mei 2024 Tanggal perdagangan sebelumnya di pasar reguler dan perdagangan . pasar: 28 Mei 2024 Tanggal penukaran di pasar uang: 29 Mei 2024 Tanggal pembagian ex dividen di pasar uang: 30 Mei 2024 Tanggal pendaftaran pemegang saham (DPS) yang berhak menerima pembayaran: 29 Mei 2024 Tanggal pembayaran dividen dividen: 7 Juni 2024

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penggalangan dana sekitar Rp175 triliun-200 triliun di pasar modal pada tahun pemilihan umum (Pemilu) 2024. 

Kepala Badan Pengawas Pasar Modal, Pengumpul Keuangan, dan Pertukaran Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, pihaknya optimistis menghadapi tahun depan, namun mengambil sikap konservatif. 

“Meski optimis, tapi konservatif. Makanya kita pasti melirik IMF dan Bank Dunia yang juga akan menggeser pertumbuhan ekonomi global ke bawah,” kata Inarno dalam konferensi pers RDK OJK pada November 2023, Senin (4 /12/2023). 

Selain itu, kata dia, pemerintah Indonesia memperkirakan pertumbuhan perekonomian nasional pada tahun 2024 berkisar antara 5,2 persen. Angka tersebut lebih rendah pada tahun ini, yakni 5,3 persen.

Oleh karena itu, dalam menyasar tahun depan, target kami antara Rp175 hingga 200 triliun seperti tahun lalu (2023),” ujarnya. 

Selain itu, jelasnya, penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yakni Rp 230,59 triliun dengan terdaftarnya 74 emiten baru per 30 November 2023. Penggalangan dana mencapai target 2023 per November. 

 

 

Sementara itu, masih terdapat 96 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif Rp 41,11 triliun, dimana 64 perusahaan di antaranya berencana IPO oleh emiten baru.

Di sisi lain, Inarno mengatakan, seiring dengan penguatan pasar keuangan global, pasar saham Indonesia menguat sebesar 4,87 persen menjadi 7.080,74 per 30 November 2023 (Oktober 2023: 6.752,21), meski tekanan outflow non-residen menurun. masih mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 0,52 triliun mtd (Oktober 2023: output Rp 8,10 triliun mtd). Banyak sektor di IHSG yang masih menguat di November 2023, antara lain sektor teknologi, infrastruktur, dan keuangan.

“Secara year-to-date, IHSG tercatat menguat 3,36 persen dengan nilai jual bersih rata-rata pasar non-residen sebesar Rp 13,86 triliun (Oktober 2023: Penjualan bersih 13,34 triliun ytd)” pada bulan November 2023, ada rekor peningkatan 10,54 triliun ytd (Oktober 2023: Rp 10,48 ytd),” ​​ujarnya.

 

Berdasarkan tren global, pasar SBN mencatat arus masuk sebesar 23,50 triliun Mtd (Oktober 2023: arus keluar 12,62 triliun mtd) dari investor asing per 30 November 2023, dengan rata-rata produksi SBN turun 35,38 mtd. tenor YTD, imbal hasil SBN turun rata-rata 16,21 bps di seluruh tenor, dengan nonresiden mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp71,69 triliun ytd.

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat sebesar 7,34 persen ytd menjadi 370,10 pada 30 November 2023 (Oktober 2023: menguat 4,64 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, arus kas masuk dari investor nonresiden tercatat sebesar Rp64,72 miliar, dan YTD masih masuk sebesar Rp1,46 triliun.

Pada industri manajemen investasi, nilai Asset Under Management (AUM) per 30 November 2023 tercatat sebesar Rp 808,32 triliun, dengan Nilai Aktiva Bersih (NAV) reksa dana sebesar Rp 492,72 triliun atau turun 0,39 persen (mtd ). Investor Reksa Dana membukukan imbal hasil bersih Rp 7,30 triliun (mtd). Secara YTD, NAB turun 2,41 persen, namun masih mencatatkan net order Rp2,68 triliun.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *