Fri. Sep 20th, 2024

PAM Mineral Bakal Tebar Dividen Interim Rp 53,18 Miliar, Catat Jadwalnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT PAM Mineral Tbk (NICL) akan membagikan dividen interim tahun buku 2024, sesuai keputusan Direksi yang disetujui Dewan Komisaris pada 7 Agustus. 2024.

Direksi dan komisaris PT PAM Mineral Tbk menyetujui pembagian dividen interim sebesar Rp53,18 miliar atau Rp5 per saham. Besaran pembagian dividen tersebut memperhitungkan data keuangan perseroan untuk semester pertama tahun yang berakhir 30 Juni 2024.

Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada induk usaha sebesar Rp 73,47 miliar. Sementara itu, perseroan mencatatkan laba ditahan sebesar Rp114,1 miliar dengan modal sendiri sebesar Rp781,85 miliar.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), jadwal pembagian dividen selengkapnya PT PAM Mineral Tbk adalah sebagai berikut: Pasar reguler dan pasar negosiasi tanggal dividen: 16 Agustus 2024 Pasar: 19 Agustus 2024 Dividen Pasar Tanggal Tunai: 20 Agustus 2024 Tanggal Dividen Pasar Tunai: 21 Agustus 2024 Pemegang Saham (DPS) Pemegang Saham Yang Berhak Menerima Dividen Tunai (DPS) Tanggal Pencatatan: 2024 20 Agustus Tanggal Pembayaran Dividen 28 Agustus 2024

Harga saham NICL naik 1,52 persen menjadi Rp 268 per saham pada perdagangan Jumat 9 Agustus 2024 pukul 11:14 WIB. Harga saham NICL adalah Rp 264 per saham. Harga saham NICL berada pada level tertinggi Rp 274 dan terendah Rp 264. Total frekuensi perdagangan sebanyak 58.037 lembar saham sebanyak 982 kali. Biaya operasinya sebesar Rp 1,6 miliar.

 

Sebelumnya, terjadi gangguan pasokan nikel global pada kuartal II-2024 yang disebabkan oleh situasi geopolitik terkini. Diantaranya, Amerika Serikat (AS) dan Inggris memperluas sanksi terhadap Rusia terhadap ekspor minyak mentah dan melarang perdagangan di London Metal Exchange (LME) dan Chicago Mercantile Exchange (CME).

Selain itu, kejadian di Kaledonia Baru berdampak pada operasional perusahaan tambang nikel tersebut. Faktor biaya telah menghambat produksi di beberapa tambang nikel Australia.

Akibat sentimen tersebut, pasokan bijih nikel global tidak normal, khususnya di Kaledonia Baru dan Australia, yang diperkirakan akan menjadi katalis positif bagi pertumbuhan harga rantai industri nikel di masa depan. Mencerminkan kenaikan harga referensi nikel pada akhir April 2024 mencapai $17.424,52, meningkat 8,76% dibandingkan periode Maret 2024 sebesar $16.021,67/dmt.

Setelah menghadapi tekanan pada kuartal lalu, Presiden PT PAM Mineral Tbk (NICL) Rudi Tijanaka mengatakan situasi ini positif bagi perusahaan.

Melalui sentimen positif tersebut dan disahkannya RKAB tahun 2024, perseroan yakin akan terjadi peningkatan produksi dan penjualan yang berdampak positif pada kinerja keuangan perseroan, kata pejabat manajemen PT PAM Mineral Tbk. Pemberitahuannya, Jumat (31/5/2024).

Keluarnya RKAB ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan terus meningkatkan harga jual. Pada akhirnya, hal ini akan meningkatkan harga jual rata-rata (ASP) perseroan jika terjadi gangguan pasokan nikel global. Tahun ini, perseroan menargetkan penjualan Rp 1,29 triliun dan laba sebelum pajak Rp 352 miliar.

“Dengan iklim bisnis industri yang mendukung, perusahaan yakin akan mampu memenuhi metrik keuangan tersebut,” lanjut Rudy.

 

Pada kuartal I tahun ini, terjadi kelebihan tekanan pada komoditas nikel di Indonesia. Hal ini menyebabkan penurunan harga yang signifikan.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, harga referensi nikel mengalami penurunan sebesar 23,08% sejak September 2023 hingga Maret 2024. Hal ini akan berdampak negatif terhadap perkembangan emiten nikel di Indonesia, termasuk emiten penghasil nikel seperti PT PAM Mineral Tbk (NICL).

Secara finansial, perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp 116,7 miliar pada kuartal I 2024, turun 54,98% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 259,4 miliar. Mengingat RKAB (NICL) perusahaan baru diumumkan pada Mei 2024 (Q2), penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan produksi nikel.

Meski demikian, perseroan mampu mengelola beban pendapatan dengan meningkatkan margin laba kotor pada kuartal I 2024 menjadi 37,07% dari 36,92% pada kuartal I 2023. Namun dengan penjualan yang menurun, perusahaan hanya mampu mengantongi keuntungan besar. Rp12,2 miliar atau turun 78,92% dibandingkan triwulan I tahun 2023.

Penurunan tersebut disebabkan karena persetujuan RKAB (IBM) anak perusahaan baru disetujui pada akhir Februari sehingga total penjualan yang tercatat pada kuartal I 2024 hanya penjualan Maret saja, jelas Rudy.

 

 

Secara neraca, total aset pada kuartal I-2024 tercatat sebesar Rp881,7 miliar, meningkat signifikan dibandingkan total aset pada kuartal I-2023 yang sebesar Rp692,1 miliar.

Di sisi lain, total utang pada kuartal I 2024 sebesar Rp 123,9 miliar, atau sedikit berubah dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 119,9 miliar. Sementara total modal perseroan meningkat dari Rp572,1 miliar menjadi Rp757,7 miliar pada kuartal I 2024. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya laba ditahan perusahaan.

Hingga kuartal I 2024, perseroan memiliki konsesi pertambangan nikel yang berlokasi di Desa Buleleng, Kecamatan Banku Pesisir, Kabupaten Morowali. Situs tersebut merupakan Izin Usaha Pertambangan (IUP) seluas 198 hektare, dimana 47 hektare diantaranya telah ditambang. Perkiraan cadangan perseroan di wilayah IUP adalah 3,7 juta ton dengan kadar Ni 1,51%.

Anak perusahaan (PT IBM) memiliki konsesi pertambangan nikel di Kecamatan Langikima, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi tersebut merupakan Izin Usaha Pertambangan (IUP) kegiatan produksi seluas 576 ha, luas wilayah tambang 60,72 ha, cadangan taksiran dan terbukti sebesar 9,42 juta ton dan Ni 1,30%.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *