Fri. Sep 20th, 2024

Melihat Tambang Batu Bara Sebagai Penyedia Energi yang Harus Menjaga Lingkungan

matthewgenovesesongstudies.com, Berau – Pertambangan dalam bentuk apapun selalu menimbulkan kerusakan lingkungan. Padahal, proses penambangannya tidak mudah dengan prosedur yang panjang.

Di sisi lain, pengawasan juga ketat dengan banyaknya lembaga pengawas. Di Kalimantan Timur, Dinas Lingkungan Hidup melakukan pemantauan secara berkala.

Seperti yang dilakukan lembaga ini saat memantau PT Berau Coal, perusahaan pertambangan batu bara di Kabupaten Berau pada Juni 2024. Kunjungan ini dalam rangka pemantauan dan evaluasi kegiatan daur ulang dan penanaman kembali.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kaltim Anwar Sanusi memimpin langsung kegiatan ini. Turut hadir Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Berau, Mustakim Suharjana.

Menurut Anwar, pengelolaan lingkungan hidup serta kegiatan daur ulang dan penanaman kembali yang dilakukan PT Berau Coal cukup baik. Selama berada di area penambangan, Anwar melihat perusahaan mengelola lapisan tanah atas dengan baik sehingga lapisan tanah atas tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk ditanami tanaman.

Karena lapisan tanah atas merupakan tanah dengan tingkat kesuburan yang tinggi dan merupakan bagian penting dalam proses pemulihan dan penanaman kembali.

“Jadi yang selama ini dianggap tidak baik oleh masyarakat, kita lihat sendiri saat pertama kali penambangan, lapisan tanah atas tidak dibuang begitu saja, melainkan dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan tanah (stockpile). Ada istilah untuk lapisan tanah atas yang tampak berwarna coklat. “Saat mulai menambang, tidak hanya dibuang saja, tanah bekas penambangan juga ditempatkan di sekitar area penambangan dan dimasukkan kembali setelah selesai,” jelas Anwar.

Melihat lahan reklamasi di lokasi operasi PT Berau Coal, Anwar melihat keanekaragaman hayati yang cukup baik di lahan bekas tambang yang diklaim perusahaan tersebut.

“Di kanan dan kirinya banyak yang hijau, pohon-pohonnya tinggi semua, bahkan ada yang diameternya lebih dari 30 cm. Dan ini sekali lagi menjadi contoh dan patut ditiru dalam perawatannya. lingkungan sekitar, keanekaragaman hayati di sini bisa dicek kalau mau masuk. Di sini ada “pohon khas Kalimantan, meranti, lalu pohon ulin dan pohon asli Kalimantan lainnya,” jelasnya.

Anwar juga mengatakan, ada wilayah pertambangan yang akan kosong. Ketika pembukaan tambang menjadi batal, ada manfaat yang dapat dimanfaatkan bagi kawasan tersebut, bisa menjadi wisata air, bisa menjadi sumber irigasi untuk perkebunan dan pertanian di masa depan.

Bahkan, dia menyebut PT Berau Coal sedang melakukan pilot project agar air kosong bisa langsung dikonsumsi dengan pengolahan tertentu. Dalam kunjungan tersebut, Kepala DLHK Kaltim langsung mencoba meminum air hasil olahan dari penyedot debu.

“Saya buktikan saya minum air kosong yang diolah, yang diolah melalui pengolahan air, airnya segar. Perusahaan juga melakukan pemijahan bibit ikan di air yang sebelumnya milik saya atau kosong, kemudian dari hasil pemijahan itu. Ikan benihnya akan disebar melalui lubang bekas tambang,” kata Anwar.

Menurutnya, salah jika menganggap perusahaan tidak melakukan daur ulang. Sebab, ia melihat upaya yang dilakukan perusahaan dalam memulihkan lingkungan.

“Saya berharap dan mereka berdua merebut kembali. Misalnya di sana mulai menghijau dan ada hasil pertambangan. Jadi ini berkelanjutan, penambangan, pelacakan, dan daur ulang. Jadi sekali lagi jangan berasumsi negatif, ini yang dilakukan Berau Coal dengan sangat profesional. “Dampak lingkungan ke depan sangat positif,” jelas Anwar

Anwar mengapresiasi upaya yang dilakukan PT Berau Coal dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ia berharap perusahaan lain bisa melakukan hal yang sama.

“Saya berharap tidak hanya Berau Coal saja yang bisa meniru hal ini, tapi perusahaan lain, ini yang dilakukan PT Berau Coal secara profesional dalam menjaga lingkungan,” ujarnya.

Dalam kunjungan kerja ini, Pj Kepala Teknik Pertambangan PT Berau Coal, Jimmi Idris dan manajemen lainnya menyambut kedatangan Kelompok Jasa Lingkungan. Kunjungan lapangan dilakukan ke lokasi operasi perusahaan untuk melihat aktivitas penambangan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan oleh PT Berau Coal serta wilayah pascatambang yaitu wilayah penambangan yang telah selesai kemudian dilakukan kegiatan reklamasi dan penanaman kembali.

General Manager Sistem dan Kepatuhan Lingkungan PT Berau Coal, Febriwiadi Djali mengatakan pihaknya memiliki komitmen yang kuat terhadap pengelolaan lingkungan hidup pada aktivitas penambangan yang dilakukan perseroan. Menurutnya, sebagai perusahaan pertambangan batu bara yang turut mendukung ketersediaan energi, PT Berau Coal melakukan pengelolaan lingkungan hidup di lokasi operasinya.

“Kami berupaya meminimalkan dampak operasi dan secara rutin mengelola serta memantau lingkungan sehingga kami dapat memenuhi standar kualitas yang ditetapkan pemerintah. “Sebagai perusahaan yang berizin dan berkomitmen mewujudkan pertambangan ramah lingkungan, kami berupaya melakukan perbaikan dan penyempurnaan agar bisa melampaui standar baik yang telah ditetapkan,” kata Djali.

Djali juga mengalihkan ke DLH Kalimantan Timur atas wilayah PT Berau Coal yang telah selesai penambangan (wilayah pascatambang). Selain itu, ia juga menjelaskan, pembukaan tambang eksisting merupakan wilayah operasional yang masih aktif, sedangkan pada wilayah yang sudah mencapai desain akhir pembukaan tambang, dilakukan reklamasi dan penanaman kembali.

Salah satu kawasan reklamasi dan penanaman kembali PT Berau Coal yang dikenal dengan sebutan Kawasan Pengembangan Masa Depan atau sering disebut dengan “Kembang Mapan” berada di lokasi Binungan. Merupakan kawasan pertambangan yang telah selesai dibangun dan telah dilakukan kegiatan reklamasi dan penanaman kembali sehingga kini menjadi kawasan pascatambang yang terintegrasi dengan peternakan, perikanan, kawasan konservasi, dan olah raga.

“Area tambang Kembang Mapan merupakan salah satu contoh komitmen perusahaan dalam merehabilitasi lahan bekas tambang. “Lahan bekas tambang ini menjadi ekosistem baru yang bermanfaat bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial di kawasan tersebut,” jelas Djali.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *