Sat. Sep 21st, 2024

Waspada! Gelombang Panas Ekstrem Akan Semakin Sering Terjadi di Masa Depan, Begini Cara Mencegahnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pakar keselamatan dan kesehatan lingkungan global Dicky Budiman memprediksi tren cuaca dan panas di masa depan.

Menurutnya, prakiraan cuaca melibatkan berbagai faktor yang kompleks, termasuk perubahan iklim global dan variabilitas alami dalam sistem atmosfer dan oseanografi.

Namun, beberapa tren umum dapat diidentifikasi berdasarkan banyak model iklim, termasuk: peningkatan suhu rata-rata global, perubahan pola curah hujan, dan peningkatan kejadian cuaca ekstrem seperti gelombang panas.

“Sebagai akibat dari perubahan iklim, banyak wilayah di dunia diperkirakan akan mengalami gelombang panas yang lebih lama, lebih intens, dan lebih sering. Dampaknya terhadap kesehatan manusia dan bumi bisa sangat signifikan,” kata Dickey kepada Health matthewgenovesesongstudies.com melalui keterangan tertulis yang dikutip Jumat, 3 Mei 2024.

Setidaknya ada tiga dampak utama perubahan iklim, yaitu: Dampak terhadap kesehatan manusia

Panas ekstrem dapat menyebabkan peningkatan angka kematian dan masalah kesehatan seperti kelelahan akibat panas, dehidrasi, dan penyakit kardiovaskular.

Kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan penyakit bawaan (komorbiditas) berisiko terkena dampak ini. Dampak terhadap lingkungan

Dari sudut pandang lingkungan, gelombang panas ekstrem dapat menyebabkan kekeringan parah, hilangnya habitat spesies yang terancam punah, dan peningkatan risiko kebakaran hutan.

Hal ini dapat mengganggu rantai makanan dan menyebabkan hilangnya ekosistem yang berdampak jangka panjang.

Dampak perubahan iklim yang ketiga menyangkut aspek ekonomi dan sosial. Panas yang parah dapat berdampak pada pertanian, infrastruktur, dan sektor ekonomi lainnya.

“Hal ini juga dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan energi untuk pendinginan, meningkatkan biaya hidup dan mempengaruhi produktivitas kerja,” kata Pusat Kesehatan Lingkungan dan Populasi Australia di Griffith University.

Mitigasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan global dan risiko wabah penyakit memerlukan tindakan di tingkat global, nasional, dan lokal. Hal ini mencakup: pengurangan emisi gas rumah kaca melalui kebijakan energi bersih, pengurangan deforestasi (pemanfaatan hutan untuk lahan lain). Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan iklim, memperkuat sistem kesehatan masyarakat, meningkatkan pengawasan penyakit dan sistem peringatan dini.

Dickey menambahkan bahwa negara tropis seperti Indonesia menghadapi risiko tambahan akibat perubahan iklim. Hal ini dikarenakan daerah tropis lebih sensitif terhadap perubahan suhu dan curah hujan.

Dampaknya antara lain peningkatan risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, serta peningkatan penyakit menular seperti malaria dan demam berdarah.

Untuk mengurangi risiko ini, Indonesia harus mengambil langkah-langkah seperti: pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, pembangunan infrastruktur tahan bencana, peningkatan kapasitas sistem kesehatan untuk mengatasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan.

Diperlukan upaya mitigasi dan adaptasi untuk mengurangi dampak panas ekstrem. Hal ini mencakup: perbaikan sistem peringatan dini, pembangunan infrastruktur tahan panas, edukasi masyarakat mengenai langkah-langkah pencegahan dan adaptasi, dan upaya mengurangi emisi gas rumah kaca untuk memperlambat perubahan iklim secara umum.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *