Sat. Sep 21st, 2024

Alasan Menteri Teten Usulkan Credit Scoring untuk Pembiayaan UMKM

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Teten Masduki  menekankan perlunya inovasi untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Melihat hal tersebut, Teten menyarankan credit scoring.

Hingga saat ini, pinjaman perbankan kepada UMKM baru tersalurkan sekitar 19%, sedangkan Presiden Joko Widodo (Yokowi) menargetkan jumlah tersebut mencapai 30% pada tahun 2024.

“Presiden bertanya kepada saya, sulit sekali, kenapa pada 2024 tidak 30%,” kata Teten pada Indonesia Apparel Summit 2024 di Jakarta, Kamis, “Saya bilang ini sulit sekali kalau tidak ada inovasi di bidang keuangan.” / Agustus 2024). 

Teten menilai persyaratan agunan dan riwayat kredit yang merupakan persyaratan utama pinjaman bank menghambat akses UMKM. 

“Saya bilang akan sulit tanpa inovasi di bidang keuangan. Itu sebabnya kami mengusulkan inovasi dalam credit scoring. Oleh karena itu, jika bank ini terus menggunakan data agunan dan riwayat peminjaman, maka jumlah peminjam bank dipastikan tidak akan ada lagi. meningkat,” ujarnya. Teten.

Teten mengatakan, saat ini terdapat sekitar 30 juta UMKM yang belum memiliki akses pembiayaan perbankan, sedangkan perusahaan besar bisa lebih mudah meminjam dengan syarat yang lebih menguntungkan. 

“Tidak adil kalau perusahaan besar dapat pembiayaan, UMKM justru mendapat pembiayaan yang mahal.” “Dengan tenggat waktu yang sangat singkat,” ujarnya.

Teten mengatakan credit scoring, termasuk data alternatif seperti data telepon dan data PLN, bisa menjadi solusi. Saat ini, pihaknya telah melakukan diskusi dengan Menteri Keuangan Sri Muliani Indrawati dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai pengembangan infrastruktur kebijakan untuk mendukung penerapan credit scoring. 

Bahkan, Teten mengatakan beberapa bank juga mulai menerapkan pendekatan tersebut meski masih dalam skala kecil. Oleh karena itu, dia optimis kebijakan ini akan memudahkan UMKM memperoleh pembiayaan yang memadai. 

“Saya optimis dengan penambahan data alternatif ini, semakin banyak UMKM yang benar-benar berkualitas yang bisa mengakses kredit perbankan,” kata Teten.

 

Wartawan: Siti Ayu

Sumber: Merdeka.com

Sebelumnya, Menteri Informasi dan Komunikasi (Menkominfo) Budi Arie Setiyadi menegaskan data World Economic Forum tahun 2023 menunjukkan 67% UMKM di seluruh dunia kesulitan mempertahankan operasional bisnisnya. Perjuangan ini dikarenakan sebagian besar UMKM memiliki keterbatasan keterampilan dan sumber daya untuk mengadopsi teknologi digital.

Seperti diketahui, digitalisasi menjadi langkah penting bagi UMKM karena membuka berbagai peluang seperti peningkatan akses pasar, peningkatan produktivitas, inovasi, dan pengurangan risiko data di cloud. Sayangnya, 64% UMKM masih kesulitan mengadopsi teknologi digital.

Menteri Informasi dan Komunikasi Budi Arie Setiyadi dalam sambutannya pada acara UMKM Level Up 2024 di Jakarta: “Selain itu, masih banyak tantangan lain seperti kendala keuangan, kesenjangan keterampilan digital, dan tantangan. Kesadaran keamanan siber juga menghambat UMKM dalam mengadopsi teknologi digital . , Kamis (8 Januari 2024).

Menghadapi peluang dan tantangan tersebut, Menkominfo melihat berbagai negara berlomba-lomba merumuskan kebijakan positif untuk mendorong perkembangan sektor UMKM.

Misalnya saja di Singapura, pemerintah telah mencanangkan berbagai program, salah satunya adalah SME Going Digital. Lalu ada Digital Leadership yang bertujuan untuk mempercepat adopsi digital bagi UMKM lokal, melalui pelatihan keterampilan digital dan pelatihan strategi bisnis.

 

“Contoh di negara lain adalah India, di mana kebijakan proaktif yang dimungkinkan oleh pemerintah berfokus pada mendorong UMKM lokal India untuk berpartisipasi dalam manufaktur global melalui inisiatif yang disebut Made in India atau memberikan akses jaminan kredit kepada UMKM dengan menetapkan kerangka peraturan, yang menetapkan manfaat pajak dan kredit,” jelasnya.

Contoh lainnya adalah Uni Eropa yang memiliki kebijakan aktif yang fokus pada pembiayaan UMKM. Mulai dari persoalan perpajakan, cara kemudahan perpajakan, hingga kampanye promosi produk dalam negeri untuk mendorong perkembangan UMKM dan perekonomian nasional.

“Melalui kebijakan-kebijakan tersebut terbukti UMKM mampu menjadi tulang punggung perekonomian dan berhasil membuka banyak lapangan kerja,” imbuh Menkominfo.

 

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hassan mengungkapkan dampak meningkatnya barang selundupan ke Indonesia. Termasuk dampaknya terhadap pendapatan pemerintah bagi UMKM.

Dia mengatakan perlu ada tindakan untuk menangani barang selundupan. Menyusul penemuan Satgas Pengawasan Barang Impor Ilegal, ditemukan kasus dengan total nilai Rp 40 miliar.

“Iya kalau menyebabkan industri dalam negeri terpuruk,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli di Jakarta Utara, Jumat (26 Juli 2024). Negara yang hilang

Dia mengatakan, pendapatan negara bisa berkurang akibat beredarnya barang impor ilegal. Alasannya karena dunia usaha tidak membayar pajak.

Selanjutnya, industri lokal bahkan UMKM pun terancam. Bahkan tercatat beberapa toko tutup.

Dia menjelaskan: “Tidak bayar pajak, jualan online, tutup toko, pemerintah bisa turunkan pajak penghasilan secara signifikan, industri manufaktur dalam negeri kita bisa kolaps.”

Dia mengatakan, sumber barang selundupan tersebut berasal dari banyak negara. Namun, dia enggan membeberkan negara mana saja yang terlibat.

“Banyak negara. Jangan menyebut negara mana pun,” ujarnya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *