Sat. Sep 21st, 2024

20 Calon Emiten Antre di Pipeline IPO BEI hingga 17 Februari 2024

By admin May1,2024 #BEI #emiten #IPO #perusahaan #Saham

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Minat pencatatan saham masih kuat di tahun 2024. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan banyak perusahaan yang tercatat dalam penawaran umum perdana (IPO).

Hingga 16 Februari 2024, terdapat 18 perusahaan yang tercatat di Bursa. Jumlah yang terkumpul dalam IPO diperkirakan mencapai Rp 3,38 triliun. Direktur Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan saat ini ada 20 perusahaan yang siap tampil di Bursa.

Dari sisi barang, perusahaan menengah masih mendominasi. Saat ini, jika dilihat dari sektornya, sebagian besar merupakan sektor industri. “Saat ini ada 20 perusahaan yang sedang dalam pipeline untuk mencatatkan saham BEI,” kata Nyoman melalui suratnya kepada wartawan, Minggu (18/2/2024).

Sesuai POJK nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 2 perusahaan di atas Rp250 miliar, kemudian 15 perusahaan dengan aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, sisanya 3 perusahaan memiliki aset terbatas. kurang dari Rp 50 miliar. Saat ini, informasi tentang bagian berikut:

• 2 perusahaan dari sektor sumber daya dasar

• 4 perusahaan dari sektor konsumen sepeda

• 4 perusahaan dari sektor konsumen non-olahraga

• 0 perusahaan dari sektor energi

• 0 perusahaan dari sektor keuangan

• 0 perusahaan dari sektor kesehatan

• 6 perusahaan dari sektor industri

• 0 perusahaan dari sektor infrastruktur

• 1 perusahaan dari sektor bangunan dan konstruksi

• 3 perusahaan dari sektor teknologi

• 0 perusahaan dari sektor dan sektor transportasi

Bursa juga menargetkan beberapa perusahaan besar dengan aset di atas Rp 3 triliun untuk ikut serta di Bursa melalui penawaran umum perdana (IPO). Nyoman mengklasifikasikan perusahaan-perusahaan tersebut sebagai perusahaan penerangan.

“Tahun ini kita targetkan 3 mercusuar. Jumlah pengamanan tercatat kurang dari 200 sampai 250,” kata Nyoman dalam pemberitaan Lipuan6.com sebelumnya.

Nyoman menjelaskan, perusahaan yang bergerak di bidang penerangan, tidak memiliki aset lebih dari Rp3 triliun, kendaraan bebas atau sektor publik minimal 15 persen. Pendanaan masih terbuka untuk memenuhi kebutuhan pencatatan perusahaan penerangan.

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 62 saham baru dicatatkan melalui penawaran umum perdana (IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan keberhasilan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

“Kalau bicara IPO tahun depan, 61 atau 62,” kata Direktur BEI Iman Rachman, dikutip Senin (1/1/2024).

Hingga akhir tahun 2023, Bursa setidaknya telah membiayai separuh dari target IPO tahap awal yakni 30 perusahaan. Merujuk POJK nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan di atas Rp250 miliar, kemudian 19 perusahaan dengan aset menengah antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, sisanya 2 perusahaan memiliki aset terbatas. kurang dari Rp 50 miliar. Saat ini, informasi tentang bagian berikut:

• 3 perusahaan dari sektor sumber daya dasar

• 6 perusahaan dari sektor konsumen sepeda

• 4 perusahaan dari sektor konsumen non-olahraga

• 2 perusahaan dari sektor energi

• 0 perusahaan dari sektor keuangan

• 0 perusahaan dari sektor kesehatan

• 5 perusahaan dari sektor industri

• 3 perusahaan dari sektor infrastruktur

• 1 perusahaan dari sektor bangunan dan konstruksi

• 5 perusahaan dari sektor teknologi

• 1 perusahaan dari bidang logistik dan logistik

Secara total, Bursa fokus pada daftar efek baru serta daftar saham, utang dan sukuk (EBUS), dengan 230 right list pada tahun 2024.

Target tersebut meningkat dari target baru tahun ini sebanyak 200 record, namun jauh di bawah target tahun lalu sebanyak 385 record pada 27 Desember 2023.

Selain itu, BEI akan memiliki nilai transaksi harian (RNTH) sebesar 12,25 triliun dan penambahan nasabah baru sebanyak 2 juta orang. Tahun depan, Bursa juga akan memperkenalkan fasilitas investasi berjangka (SSF) pada paruh pertama tahun 2024.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menorehkan prestasi di tahun 2023. Salah satunya, Bursa mencatatkan perusahaan IPO ke-6 di dunia dan 79 donor baru.

“Dari jumlah IPO di Indonesia tahun 2023, ada 79 emiten, 6 persen dari total IPO dunia, nomor 6 dunia,” kata Direktur BEI Iman Rachman dalam konferensi di Jakarta, yang direkam pada Sabtu (30/1). 12/2023).

Secara global, akan ada 1.298 IPO pada tahun 2023. Peringkat Indonesia berada tepat di bawah Bursa Efek Tokyo dengan 86 IPO, atau setara dengan 7 persen IPO dunia.

Pertama, pasar saham India dengan 220 IPO atau setara dengan 17 persen dari total IPO, diikuti oleh Shenzhen dengan 129 IPO atau 10 persen dari total persentase IPO dari total IPO dunia, dan Shanghai dengan 86 IPO atau 8 persen. semua IPO di dunia.

Saat ini, dalam hal dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana (IPO), Indonesia menempati peringkat ke-9 dengan $3,6 miliar. Capaian tersebut setara dengan 3 persen dari total dana yang berhasil dihimpun dalam IPO global yang mencapai $123,3 miliar.

Pada tahun 2023, pencatatan efek baru di BEI meliputi 79 saham, 120 obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP, serta 182 waran terstruktur dan saham yang dikumpulkan dari uang tunai Rp 54,14 triliun dan obligasi Rp 126,97 triliun.

“Ada penambahan daftar 79 saham baru pada tahun 2023. Ini merupakan pencapaian terbesar sepanjang sejarah pasar modal India,” kata Iman.

Jumlah perusahaan yang tercatat di BEI hingga saat ini mencapai 903 penerbit. Jumlah ini meningkat sebesar 9,3 persen ytd. Posisinya terbesar kedua di kawasan Asen setelah pasar saham Malaysia dengan 990 emiten atau tumbuh 2,1 persen ytd.

Diberitakan sebelumnya, Mandiri Sekuritas yakin pasar modal Indonesia akan terus tumbuh di tahun 2024. Managing Director Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan perseroan akan sibuk mempertahankan penawaran umum perdana (IPO) pada paruh kedua tahun depan.

Oki sangat perhatian dan mempertimbangkan kondisi pasar. Sadarilah, tahun depan akan ada dua emosi utama yang menjadi perhatian pasar, seperti pemilu nasional (election) dan kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

“Tapi ada juga yang memang dorong IPO lebih awal. Tapi kebanyakan (kebanyakan) pertengahan tahun,” kata Oki dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (19/12/2023).

Sebelum mengambil keputusan pertama, perusahaan mempertimbangkan prinsip dasar perusahaan dan kondisi pertumbuhan. Menurut Oki, jika kondisi pertumbuhan perusahaan bagus, maka dukungan untuk melakukan IPO akan lebih besar. Jika diasumsikan IPO akan dilakukan pada pertengahan tahun, maka emiten akan merilis laporan keuangan tahun berjalan atau berakhir pada 30 Desember.

Jadi kalau kita lihat faktor pertumbuhannya, kalau tidak ada faktor pertumbuhannya, kita tidak akan pernah jual, kata Oki.

Dari sisi situs e-commerce, saat ini ada tujuh perusahaan yang mengikuti masa penawaran umum perdana atau bookbuilding, dan rencananya akan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2024.

Pendananya adalah PT Multi Spunindo Jaya Tbk, PT Samcro Hyosung Adiwisata Tbk, PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk, PT Citra Nusantara Gemilang Tbk, PT Manggung Polahraya Tbk dan PT Asri Tb Karya Lestari. Cahya Putri Abdi Rabbi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *