Fri. Oct 4th, 2024

Jepang Siap Investasi US$ 2,4 Miliar untuk Produksi Baterai EV

By admin Sep11,2024 #baterai #Investasi #Toyota

matthewgenovesesongstudies.com, JAKARTA – Jepang akan menawarkan lebih banyak subsidi untuk produksi baterai kendaraan listrik, dan menjanjikan hingga US$2,4 miliar untuk mendukung proyek-proyek yang terkait dengan Toyota Motor dan perusahaan besar lainnya. Hal ini sejalan dengan upayanya memperkuat rantai pasokan baterai.

Reuters mengutip bahwa pemerintah Jepang akan mendukung 12 proyek senilai US$2,44 miliar untuk baterai atau suku cadang, material atau peralatan manufaktur.

“Kami yakin inisiatif ini akan memperkuat rantai pasokan baterai penyimpanan Jepang dan daya saing industri baterai,” kata Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Ken Saito.

Langkah ini akan membantu meningkatkan kapasitas pembangkitan baterai tahunan di negara tersebut sebesar 50 persen dari 80 gigawatt-jam menjadi 120 gigawatt-jam (GWH).

Dukungan pemerintah meliputi dukungan investasi dari perusahaan patungan Toyota, Nissan Motor dan Panasonic Holdings, Subaru dan Mazda Motor.

Dan bantuan terbaru datang setelah pemerintah menjanjikan subsidi sekitar $1 miliar untuk produksi baterai pada Juni tahun lalu dan subsidi tahap pertama pada April 2023.

 

Persatuan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklinto) meyakini pasar kendaraan listrik akan terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Dengan banyaknya pabrikan baru yang bermunculan dan mengeluarkan begitu banyak model baru, memberikan konsumen pilihan yang beragam.

Tengono Suvandra Boa, Direktur Utama Periclindo, mengatakan tingkat penjualan mobil listrik ratusan persen year-on-year. Keadaan ini tentunya sangat tinggi untuk segmen yang baru memasuki pasar Indonesia.

“Minat pembeli konsumen terhadap mobil listrik sangat tinggi. Apalagi mobil listrik baru dua tahun berdiri dan penjualannya bagus,” jelas Tengono saat ditemui di Jakarta, baru-baru ini.

Selain itu, menjaga momentum pertumbuhan penjualan mobil listrik memerlukan banyak dukungan dari berbagai pihak, kata Tengono. Salah satunya adalah pemerintah mengkomunikasikan kebijakannya kepada masyarakat dan produsen mobil yang berinvestasi membangun pabrik CKD di Tanah Air.

“Pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri membutuhkan industri yang kuat yaitu manufaktur di Indonesia,” tegasnya.

Pada saat yang sama, Periclinto mendukung target pemerintah Indonesia memproduksi 600.000 unit mobil listrik pada tahun 2030.

Mobil listrik ini berumur dua tahun. Seperti Wuling, dalam satu tahun sudah memproduksi sekitar 20.000 mobil listrik, sedangkan BYD masih impor (CBU) dan baru mengirimkan mobilnya bulan lalu. Merek lain tidak terlalu efisien, katanya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *