Fri. Sep 20th, 2024

Netizen Berang Soal Batas Hamil Usia 35 Tahun, Begini Penjelasan Lengkap Kepala BKKBN

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Netizen bertanya-tanya apakah usia kehamilan 35 tahun adalah batas atas bagi seorang wanita. Ada yang memberikan tanggapan negatif mengenai hal tersebut, dan ada pula yang memberikan tanggapan positif.

“Jadi kamu tidak bisa hamil jika kamu berusia di atas 35 tahun? Susahnya menjadi perempuan di Indonesia. Udah banyak kekerasan, perselingkuhan, pepatah lama, nah ditambah larangan hamil sepertinya menambah gosip lebaran tahun ini haha,” kata pengguna X.

Memang benar orang yang berusia di atas 35 tahun memang berisiko hamil dan melahirkan. Memang sudah ada sejak lama, tapi bukan berarti risikonya tidak bisa diminimalisir. Ada yang namanya dokter kandungan untuk konsultasi!

Perbincangan mengenai batasan usia hamil di usia 35 tahun bermula dari pernyataan Hasto Vardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Saat berkunjung ke Semarang, Jawa Tengah, Hasto mengatakan, untuk mempercepat penurunan angka stunting (PPS), batasan usia kehamilan harus diperhatikan yakni 35 tahun. Dan menurut BKKBN, usia ideal menikah adalah 25 tahun bagi laki-laki dan 21 tahun bagi perempuan.

“Mengapa usia 35 tahun merupakan usia tertinggi untuk hamil karena pada dasarnya masyarakat semakin lemah. Puncaknya terjadi pada usia 32 tahun. Sejak usia 32 tahun, kita mulai menua. Mulai usia 32 tahun tulang kita mulai rapuh,” kata Hasto Vardojo pada Senin, 25 Maret 2024.

Dokter spesialis kandungan menambahkan, dari segi pola makan, sebaiknya protein yang dikonsumsi ibu hamil dan anak pada program PPS adalah protein hewani.

“Contohnya ikan lele. Karena ikan lele lebih baik dibandingkan daging lainnya. Ikan lele memiliki lemak yang mengandung DHA omega 3 sehingga membuat otak lebih pintar seperti DHA omega 3,” ujarnya.

Selain itu, Hasto berpendapat bahwa intervensi terhadap PPS dapat disederhanakan melalui tiga cara. yaitu pola makan, ukuran tubuh ideal dan keamanan (lingkungan, sanitasi, toilet, rumah).

“Ada yang diberi jamban, tapi masih sering buang air besar di sungai sehingga bisa menyebabkan diare, ada yang mengidap TBC karena rumahnya kotor, tidak ada jendela. Sirkulasi udaranya tidak ada,” katanya.

Hasto tak lupa mengingatkan ibu hamil tentang pencegahan anemia.

“Jika ibu hamil mengalami anemia, sebaiknya minum tablet tambah darah (TTD). Namun jangan menggunakan air teh, karena air teh dapat mengurangi penyerapan pil suplemen darah,” kata Hasto.

“Jika ibu hamil mengalami kekurangan darah atau anemia, plasenta tipis, dan bayi kurang gizi, maka ukuran tubuh bayi mengecil, dan ada kemungkinan kerdil atau stunting,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekda Jateng Sumarno mengakui kemajuan percepatan penurunan stunting masih sulit dicapai. Kendala utama terlihat pada perubahan gaya hidup masyarakat.

“Saya rasa masyarakat kurang mendapat pendidikan, oleh karena itu menjadikan kelompok KB sebagai pemimpin sangat penting,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *