Fri. Sep 20th, 2024

Gerakan Shadaqah Sampah, Cara Sedekah Meningkatkan Kualitas Hidup

matthewgenovesesongstudies.com, Yogyakarta – Konsistensi selalu menjadi aturan dalam kehidupan Ananto Isworo, lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang mulai menangani sampah di Desa Brajan dan mendirikan Gerakan Shadaqah Sampah. Untuk itu, ia menerima Penghargaan Kalpataru dari Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam bidang pembangunan lingkungan hidup.

Namun ketika memulai gerakan ini, ia sering mendapat penolakan karena kurang tertarik dengan masalah sampah hingga konsistensinya membuahkan hasil yang langsung dirasakan masyarakat. Diakuinya, saat mendirikan gerakan ini, tujuannya hanya untuk memberikan manfaat bagi lingkungan. 

“Sebelumnya, banyak orang meragukan apa yang kami lakukan. Namun alhamdulillah, bulan lalu kami masih bisa memberikan bantuan dana untuk Palestina dan kebutuhan air bersih Gunung Kidul. “Semuanya berasal dari sampah yang dianggap tidak berguna lagi di masyarakat,” kata Ananto di kantor Pimpinan Umum Muhammadiyah, Senin, 2 September 2024.

Ananto dan teman-temannya dari gerakan Sadaqah Sampah memilah sampah yang dikumpulkan setiap hari Minggu minggu pertama dan ketiga setiap bulan. Ia sedang memilah sampah di halaman Masjid Al-Muharram di Desa Brajan. 

Ananto berpendapat, setiap pemuka agama yang mempunyai aktivitas signifikan di tempat ibadah harus bisa bertanggung jawab terhadap perilaku masyarakat di lingkungan tersebut, termasuk pengelolaan sampah.

“Selama ini upaya penyelesaian permasalahan sampah lebih banyak di akar rumput, yaitu menyediakan alat seperti tempat sampah tiga warna dan lain sebagainya. Menurut saya, hal ini akan kurang efektif jika tidak ada pedoman di masyarakat, khususnya mengenai perubahan cara pandang terhadap sampah. Bagaimana cara masyarakat mengurangi penggunaan barang sekali pakai untuk mengurangi limbah? “Meski tetap harus sampah, setidaknya masyarakat bersedia memilah sampah berdasarkan jenisnya,” imbuhnya.

Gerakan Sadaqah Sampah merupakan salah satu cara kecil untuk mengedukasi masyarakat agar lebih cerdas dalam menjaga lingkungan, baik di rumah maupun dalam hal terkecil. Menurutnya, delapan puluh persen permasalahan sampah dapat diatasi dengan memberikan edukasi dan pemahaman yang baik kepada masyarakat. 

“Dampak dari pengelolaan sampah yang baik tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga bagi perekonomian peredaran sampah yang masih memiliki nilai guna atau jual.”

Ananto mengatakan, sampah organik bisa dijadikan pupuk, bukan hanya dijadikan pakan cacing yang kemudian menjadi pakan ternak. Sementara itu, Ananto banyak mencontohkan pemanfaatan sampah anorganik dalam gerakan Shadaqah Sampah yang menunjukkan bahwa nilai jual dari pengumpulan sampah anorganik ini bisa dikendalikan.

“Apa yang saya lakukan selama ini tidak lepas dari pendidikan saya. Saya berasal dari Komunikasi dan Penyiaran Islam di UMY, yang dulu bernama Penyuluhan dan Penyiaran Keagamaan Islam. Jadi saya adalah seorang guru agama dan berdakwah di masyarakat, dan dasar dari semua pekerjaan saya untuk pengembangan masyarakat adalah menyebarkan ajaran Islam. “Saya ingin memberi contoh bahwa lulusan agama bisa memberikan dampak yang luas, dari segi konten yaitu penyuluhan dan dakwah, namun pendekatannya disesuaikan dengan lingkungan sosial,” ujarnya.

 Tonton video unggulan ini:

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *