Sat. Sep 21st, 2024

Viral Curhatan Ibu di Pekanbaru Anaknya Disiksa Pemilik Daycare

matthewgenovesesongstudies.com, Pekanbaru – Seorang ibu rumah tangga yang memiliki balita di Pekanbaru menceritakan penganiayaan yang dialami anaknya di taman kanak-kanak atau penitipan. Pelecehan anak dikatakan terjadi di Early Steps Learning Centre.

Kisah seorang ibu bernama Aya Sofia diunggah ke akun Instagram @kabarpekanbaru. Ceritanya berupa slide gambar foto-foto penyiksaan yang diduga dialami anaknya.

Kalimat pertama di slide pertama adalah “Pemilik taman kanak-kanak di Pekanbaru menganiaya anak.”

Aya mengatakan, pihak pemerintah menyatakan anaknya tidak cacat akibat penganiayaan dan bisa melanjutkan aktivitas normal.

“Dia menjadi sasaran kejahatan ringan, tidak kurang dari 5 tahun penjara dan tidak ada penahanan,” bunyi pengaduan tersebut.

Aya bertanya, “Dapatkah orang yang manipulatif, berorientasi pada uang, kurang memiliki rasa kemanusiaan, dan suka mengambang bebas menjadi seorang ibu?” lanjutnya.

Aya pun mempertanyakan kenapa taman kanak-kanak masih dibuka. Apalagi masih banyak orang tua yang menitipkan anaknya di tempat penitipan anak karena tidak mengetahui wajah sebenarnya pemiliknya.

“Padahal ada 5 orang pengasuh yang melaporkan bahwa pemilik taman kanak-kanak menelantarkan bahkan menyiksa anak-anak yang diasuhnya,” tulis Aya.

Aya mengaku meminta perdamaian dengan alasan jika dirinya dilaporkan maka proses hukum akan panjang dan berbelit-belit serta akan menyayangi anaknya. Tidak diketahui apakah permintaan damai ini datang dari pengelola taman kanak-kanak.

“Jadi tidak apa-apa, karena kita tidak mau bosan bersalaman damai dengan orang jorok, bukan?” tanya Aya.

Aya mempertanyakan kondisi psikologis anak yang diikat hingga sore hari selama beberapa bulan itu. Bukankah ini diperhitungkan?

“Tidak diperhitungkan ya? Bagaimana keadaan anak-anak yang dibiarkan sendiri dan tidak diberi makan atau minum? Apakah ini termasuk penipuan?” Dia menulis ke bulan.

“Orang tuamu mengeluarkan banyak uang untuk memasukkanmu ke tempat penitipan anak, untuk dirawat, bukan untuk disiksa,” tegasnya.

Aya meminta warganet membantu menelusuri kasus ini agar taman kanak-kanak tersebut tidak beroperasi lagi. Pasalnya, taman kanak-kanak tersebut masih dibuka dan masih ada anak yang dititipkan di taman kanak-kanak tersebut, berdasarkan informasi yang diberikan oleh salah satu orang tua yang terakhir datang ke tempat tersebut.

Aya berkata, “Kami akan terus berjuang sampai akhir demi keadilan agar tidak ada korban lain, bagi anak-anak kami dan anak-anak lain yang menjadi korban kekerasan namun tidak mempunyai bukti yang kuat.”

“Ibu mana pun tidak akan merasa hancur jika melihat anak tercinta dan berharganya disiksa,” lanjut Aya.

Aya berbagi pengalamannya dan meminta kepada para ibu, calon ibu, ayah, calon ayah dan siapapun yang memiliki hati untuk membantu mencapai keadilan.

“Paling tidak cabut izin usahanya dan tutup selamanya,” kata Aya.

Dalam postingan tersebut, ibu korban mengaku sudah melaporkan kasus ini ke penegak hukum sejak 31 Mei. Ia pun melaporkan situasi tersebut ke lembaga perlindungan anak.

“Tapi sampai saat ini taman kanak-kanaknya masih aktif,” kata Aya.

Video seorang anak yang kakinya diikat juga terlihat dalam video viral yang diunggah akun Instagram @kabarpekanbaru. 

Dalam video tersebut, mulut korban kecil terlihat ditempel. Ibu korban juga menjelaskan tujuan pemberian lakban untuk mencegah anaknya buang air besar, karena diakui pengelola taman kanak-kanak itu repot dalam mengurusnya.

Menanggapi postingan viral tersebut, Kasat Reskrim Polres Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra mengatakan, laporan tersebut sampai ke pihaknya pada 31 Mei 2024.

“Seorang ibu bernama Aya Sofia (41) melaporkan dugaan kekerasan yang menimpa anaknya yang berusia 4 tahun di sebuah taman kanak-kanak di Pekanbaru,” kata Bery, Kamis (8/8/2024).

Menurut Bery Juana, Aya langsung melaporkan setelah melihat video anaknya diperlakukan tidak pantas di tempat penitipan anak bernama Early Steps Learning Center.

Informasi yang diperoleh dari petugas pembibitan mengungkapkan, aksi semacam ini bukan kali pertama, namun sudah dilakukan berkali-kali.

Bery mengatakan, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) sedang melakukan penyelidikan, termasuk memeriksa saksi dan mengumpulkan bukti-bukti terkait.

Bery mengatakan, “Video yang merekam kejadian tersebut juga sedang didalami, dan sejauh ini sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 5 orang saksi termasuk terlapor.”

Bery menyatakan akan segera mengajukan gugatan. Dia mengatakan, laporan tersebut akan ditangani secara serius dan profesional.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *