Fri. Sep 20th, 2024

Bursa Saham Asia Merosot Terseret Wall Street, Indeks Nikkei di Jepang Koreksi 5%

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Indeks Nikkei 225 Jepang turun hampir lima persen pada Jumat (2/8/2024) seiring melemahnya sebagian besar tolok ukur pasar saham Asia-Pasifik. Koreksi saham Asia Pasifik menyusul Wall Street yang anjlok karena aksi jual saham.

Indeks Nikkei memperpanjang penurunan sebesar 2,62 persen pada perdagangan Kamis pekan ini, menurut CNBC. Indeks Nikkei memimpin koreksi hingga mencapai level terendah sejak Februari 2024. Indeks Topix turun lebih dari lima persen.

Beberapa saham mengalami koreksi, termasuk Softbank Group yang anjlok lebih dari 7 persen. Saham Mitsui dan Marubeni masing-masing turun lebih dari 9 persen dan 7 persen. Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang turun karena imbal hasil obligasi acuan bertenor 10 tahun turun di bawah 1 persen ke level terendah sejak 20 Juni 2024.

Di Korea Selatan, Kospi turun 2,6 persen, sedangkan Kosdaq turun 2,56 persen. Namun, saham-saham yang berhubungan dengan K-pop menahan aksi jual dan menguat minggu ini pada perdagangan Jumat. Saham K-pop dipimpin oleh Hybe, yang pulih setelah mengumumkan strategi bisnis barunya pada hari Kamis.

ASX 200 Australia turun 2,02 persen setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa. Hang Seng Hong Kong berada di 17,047, turun dari penutupan terakhirnya di 17,304.96.

Sementara itu, inflasi di Korea Selatan sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Juli, dengan indeks harga konsumen naik 2,6 persen tahun-ke-tahun, dibandingkan dengan 2,5 persen di kalangan ekonom yang disurvei oleh Reuters.

 

Pasar saham Asia suram pekan ini setelah aksi jual di Wall Street membuat tiga indeks acuan di Amerika Serikat (AS) melemah di tengah kekhawatiran resesi.

Indeks Dow Jones turun 1,21 persen. S&P 500 turun 1,37 persen, sedangkan Nasdaq turun 2,3 persen.

Russell 2000, yang menjadi acuan saham-saham berkapitalisasi kecil, turun 3 persen. Di Amerika Serikat, data baru ini menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan resesi dan kekhawatiran bahwa Federal Reserve (Fed) mungkin terlambat menurunkan suku bunga.

Klaim pengangguran awal meningkat terbesar sejak Agustus 2024. Indeks manufaktur ISM, yang merupakan barometer aktivitas pabrik AS, mencapai 46,8 persen, lebih buruk dari perkiraan dan menunjukkan kontraksi ekonomi. Berdasarkan data, imbal hasil obligasi 10 tahun turun di bawah 4 persen untuk pertama kalinya sejak Februari 2024.

Saham Asia-Pasifik beragam pada perdagangan Kamis, 1 Agustus 2024 menyusul komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mengisyaratkan penurunan suku bunga pada September 2024 jika data inflasi tetap menggembirakan, dikutip CNBC.

Namun indeks Nikkei 225 Jepang turun 2,49 persen dan ditutup pada 38.126,33 poin. Indeks Topix turun 3,24 persen menjadi 2.703,69 poin. Indeks saham mengalami koreksi didorong oleh saham-saham real estate. Sementara itu, eksportir juga mengalami kerugian akibat penguatan yen. Penguatan yen mempengaruhi daya saing ekspor. Sementara itu, biaya pinjaman yang lebih tinggi kemungkinan besar akan berdampak pada perusahaan real estat.

Selain itu, Bank of Japan menaikkan suku bunga utamanya menjadi sekitar 0,25 persen, level tertinggi sejak tahun 2008. Yen melemah di bawah angka 150 terhadap dolar AS. Yen saat ini diperdagangkan pada 148,61.

Selain itu, Kementerian Keuangan Jepang mengatakan pihaknya menghabiskan 5,53 triliun yen untuk intervensi valuta asing antara 27 Juni dan 29 Juli 2024.

Toyota melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 12,2 persen menjadi ¥11,84 triliun ($79,05 miliar) pada kuartal pertama tahun 2024. Selain itu, laba operasional naik 16,7 persen menjadi ¥1,31 triliun. Laba bersih naik 2,8 persen tahun-ke-tahun menjadi ¥1,33 triliun.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengadakan pertemuan dua hari yang akan berakhir pada 31 Juli 2024. Hasil pertemuan FOMC adalah keputusan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah dari 5,25 persen menjadi 5,5 persen.

 

Ketua Fed Jerome Powell telah memperingatkan bahwa penurunan suku bunga tidak dijamin, meskipun ia tampaknya mengesampingkan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin.

“Saya tidak ingin menjelaskan secara rinci apa yang akan kami lakukan, tapi kami tidak memikirkan hal itu saat ini,” katanya.

Investor di Asia juga mempertimbangkan data aktivitas bisnis dari seluruh wilayah, dengan pembelian data indeks manajer pada bulan Juli dari Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan selain komentar Fed.

Indeks ASX 200 mencapai titik tertinggi sepanjang masa di Australia. ASX 200 naik 0,28 persen mencapai level tertinggi baru di 8,114.7. Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,25 persen menjadi 2.777,68 poin. Indeks Kosdaq naik 1,29 persen menjadi 813,53 poin.

Indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 0,13 persen. CSI 300 Tiongkok ditutup naik 0,66 persen pada 3,419.27.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *