Thu. Sep 19th, 2024

Kemenkes RI Gelar Pekan Imunisasi Nasional Polio Tambahan Mulai 23 Juli 2024, Sasar 16 Juta Anak di 27 Provinsi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Guna mencegah penyebaran infeksi virus polio, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) kembali menggelar Pekan Imunisasi Polio Nasional (PIN).

PIN Polio kali ini akan dimulai pada tanggal 23 Juli 2024 untuk mencegah keadaan darurat atau wabah polio. Antara tahun 2022 hingga 2024, kasus polio menyerang 12 anak. Virus ini juga terdeteksi pada 32 anak sehat di delapan wilayah yang sampel tinjanya telah diuji.  

“Baru-baru ini kami mendapat laporan dari Provinsi Banten di Kabupaten Pandeglang bahwa ada satu kasus dan hasil laboratorium menunjukkan bahwa ini adalah polio tipe 2,” kata Prima Yosephine, Direktur Manajemen Imunisasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. . . konferensi pers online pada Jumat, 19 Juli 2024.

Hasil kasus ini menjadi dasar pembuatan PIN polio tambahan. Sebelumnya, pada tahun 2023, PIN kecil dilakukan di Aceh, Sumut, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Papua, kini sedang diproses.

“Pada saat yang sama, PIN di Banten pasti akan kita perkenalkan bersamaan dengan PIN yang akan kita lakukan di 27 wilayah lainnya di luar Papua pada tanggal 23 Juli,” jelas Prima.

Saat ini wilayah sasaran polio PIN adalah: Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat. Kalimantan Barat Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara

Dalam PIN polio tambahan ini, Kementerian Kesehatan RI menyasar anak-anak yang berusia nol hingga tujuh tahun atau satu hari sebelum ulang tahunnya yang kedelapan.

“Jumlah targetnya cukup besar untuk 27 daerah ini, ada 16.420.460 anak dan targetnya 95 persen minimal dalam dua tahap. Putaran pertama tanggal 23 Juli 2024, putaran kedua akan dirilis dua minggu setelah putaran pertama. bulat,” jelas Prima.

“Dan di setiap putaran Anda memberikan dua tetes sebagai satu dosis.”

Prima menambahkan, vaksin polio lengkap terdiri dari dua jenis vaksin, yakni vaksin tetes dan suntikan.

Vaksinasi droplet dilakukan sebanyak tiga kali pada umur satu bulan, dua bulan, dan tiga bulan. Pada usia empat bulan, vaksin tetes kembali diberikan kepada anak bersamaan dengan vaksin suntik. Tak berhenti sampai di situ, di usia sembilan bulan, anak mendapat suntikan vaksinasi kedua.

“Keduanya harus diberikan untuk membangun kekebalan yang efektif terhadap virus polio,” kata Prima.

Pada acara yang sama, ketua tim kantor negara departemen IVD Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Stephen Chacko juga merespons.

Menurut dia, poliomielitis pada anak menular melalui mulut dan saluran usus. Hal ini bisa terjadi dengan menyentuh tinja yang mengandung virus polio.

“Anak-anak kita bisa tertular penyakit ini kapan saja. Penularannya bisa melalui makanan dan air. Satu hal yang harus kita ingat adalah kita harus melakukan tindakan pencegahan dan penting untuk melindungi anak-anak dengan dosis vaksinasi yang tepat,” kata Stefanus.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *