Wed. Sep 25th, 2024

Profil Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas Usai Ismail Haniyeh Tewas

matthewgenovesesongstudies.com, Gaza – Yahya Sinwar akan menjadi pemimpin Hamas berikutnya setelah Ismail Haniyeh terbunuh dalam dugaan serangan Israel di Teheran pekan lalu.

Kabar pengangkatan Yahya Sanwar sebagai salah satu tokoh penting Hamas muncul di tengah ketegangan yang kian meningkat.

Menurut Abu Abdullah, seorang anggota Hamas yang menghabiskan waktu bertahun-tahun bersamanya di penjara Israel, Senwar (61) adalah anak terbaik.

“Dia mengambil keputusan dengan sangat tenang, tapi dia tegas dalam melindungi kepentingan Hamas,” kata Abu Abdullah kepada AFP.

Lahir di kamp pengungsi Khan Yunis di Gaza selatan, Sanwar bergabung dengan Hamas ketika Sheikh Ahmed Yassin mendirikan kelompok tersebut ketika intifada Palestina pertama dimulai pada tahun 1987.

Sinwar mendirikan badan keamanan di dalam kelompok tersebut pada tahun berikutnya dan kemudian memimpin unit intelijen yang didedikasikan untuk mendeportasi dan menghukum warga Palestina yang dituduh memberikan informasi kepada Israel.

Lulusan Universitas Islam Gaza, ia belajar bahasa Ibrani dengan baik selama 23 tahun di penjara Israel dan dikatakan memiliki pemahaman mendalam tentang budaya dan masyarakat Israel.

Sanwar kemudian menjadi komandan senior di Brigade Izz al-Din al-Qassam, sayap militer Hamas, sebelum mengambil alih kepemimpinan gerakan tersebut di Gaza.

Meskipun pendahulunya, Haniyeh, mendorong upaya Hamas untuk menampilkan wajah moderat kepada dunia, Sinwar lebih memilih untuk menampilkan masalah Palestina dengan cara yang lebih tegas.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas mengumumkan bahwa serangan udara dan darat Israel sebagai tanggapan atas serangan 7 Oktober menewaskan sedikitnya 39.653 orang di wilayah Palestina.

 

Sinwar memimpikan sebuah negara Palestina dengan penyatuan Jalur Gaza, Tepi Barat yang diduduki dan di bawah kendali partai Fatah pimpinan Mahmoud Abbas.

Menurut Dewan Hubungan Luar Negeri, sebuah lembaga pemikir Amerika, ia berjanji akan menghukum siapa pun yang mengambil langkah rekonsiliasi dengan Fatah, sebuah gerakan politik saingan yang terlibat dalam bentrokan antar faksi dengan Hamas sejak pemilu 2006.

Kesepakatan masih sulit dicapai, namun tahanan yang dibebaskan sebagai hasil dari perjanjian gencatan senjata singkat dengan Israel pada bulan November telah membuat popularitas Hamas meningkat di Tepi Barat.

Pada tahun 2015, Yahya masuk dalam daftar “teroris internasional” yang paling dicari di Amerika Serikat. Sumber keamanan di luar Gaza mengatakan Sinwar berlindung di jaringan terowongan yang dibangun di bawah tanah untuk mencegat bom Israel.

Pada November 2023, Israel berjanji untuk menemukan dan menghancurkan Sinwar. Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant meminta masyarakat Gaza menyerahkan Sinwar kepadanya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *