Sun. Sep 29th, 2024

RS Medistra Tegaskan Tidak Ada Larangan Hijab bagi Karyawan, Dirut: Kami Menghormati Keragaman

matthewgenovesesongstudies.com, JAKARTA – Direktur RS Medistra Agung Budistriya akhirnya angkat bicara soal diskriminasi hijab dalam proses rekrutmen. Melalui jumpa pers pada Rabu, 4 September 2024, Agung menyampaikan RS Medistra belum melarang penggunaan hijab.

“Kami tegaskan RS Medstra sama sekali tidak melarang pegawainya berhijab,” kata Agung kepada wartawan di RS Medstra, Jakarta Selatan.

Agung juga saat itu mengumumkan pihaknya menerima kunjungan dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan. “Hasil klarifikasi ini, tidak ada undang-undang yang melarang orang berhijab dan undang-undang ini memungkinkan untuk berpakaian sopan bahkan berhijab,” tambahnya.

Agung juga mengajak media untuk melihat sendiri bagaimana para pekerja RS Medistra bisa berhijab saat bekerja. “Dengan begitu, jurnalis tetap bisa melihat bagaimana karyawan Medistra berhijab dalam berkarya,” ujarnya.

Selain itu, Agung menambahkan bahwa RS Medistra selalu memperhatikan keberagaman termasuk perbedaan agama, “Oleh karena itu, kami menghimbau seluruh pegawai RS Medistra untuk beribadah sesuai keyakinannya dan menyediakan masjid dan musala serta tempat ibadah rohani. kegiatan.

Menutup sambutannya, Agung mengaku kecewa dengan merebaknya isu larangan hijab bagi pegawai RS Medistra tanpa instruksi langsung. “Kami sangat senang berita ini dirilis tanpa informasi langsung dari pihak yang terkena dampak,” ujarnya.

Untuk mempertegas pesannya, Agung mengungkapkan bahwa sekitar 30 persen staf RS Medistra berhijab Pengaruh terhadap ide

Agung tak membenarkan merebaknya isu diskriminasi tersebut berdampak pada sentimen pasien RS Medistra. “Hal ini pasti akan berdampak pada pasien Medistra, karena pasien kami akan melihat bahwa kami dapat mengatasi masalah ini,” tambahnya.

Agung juga menegaskan, permasalahan diskriminasi berawal dari rujukan dokter spesialis ke RS Medistra tanpa informasi terlebih dahulu.

“Permasalahan meresahkan ini bermula dari postingan salah satu pakar kami yang langsung dipublikasikan di media sosial tanpa sepengetahuan kami. Kami sudah mencoba meminta manajemen untuk meneleponnya, namun belum ada waktu.”

“Jadi permasalahan ini meluas dan kami berupaya memperkuatnya secara internal dan eksternal,” imbuhnya.

Dokter spesialis yang dimaksud Agung adalah subspesialis bedah onkologi Diani Cartini yang mengunggah surat protes di media sosial.

Dalam surat yang viral baru-baru ini, Diani Kartini menanyakan tentang pakaian yang diwajibkan di RS Medistra yang merupakan salah satu larangan tidak berhijab.

“Selamat siang, para pemimpin yang terhormat. Saya ingin bertanya tentang dress code Rumah Sakit Medstra. “Beberapa waktu lalu asisten saya dan kemarin saudara saya mendaftar menjadi dokter di Medistra,” kata Diani dalam surat tertanggal Kamis, 29 Agustus 2024.

“Bahkan keduanya berhijab. “Ada satu pertanyaan terakhir dalam pembahasan, menanyakan kualitas dan RS Medistra adalah rumah sakit internasional, sehingga muncul pertanyaan apakah mereka bersedia melepas hijab jika diterima,” imbuhnya.

Diani pun mengungkapkan kekesalannya karena masih adanya persoalan diskriminasi di rumah sakit ternama di Jakarta Selatan.

“Saya senang sekali masyarakat masih mempertanyakan diskriminasi. RS Medistra katanya sudah berstandar internasional tapi kenapa masih ada diskriminasi seperti itu?”

“Salah satu rumah sakit di Jakarta Selatan, rumah sakit Medistra tersibuk, memperbolehkan seluruh karyawannya, termasuk perawat, dokter, dokter, dan perawat, untuk berhijab secara eksklusif,” jelas Diani.

Kalau RS Medistra untuk kelompok, harusnya dijabarkan dengan jelas agar tahu sejak awal siapa yang bisa bekerja di sana dan siapa yang bisa jadi pasien, kata Diani.

“Jika RS Medistra adalah rumah sakit yang sebenarnya untuk kelompok tertentu, sebaiknya ditulis dengan jelas bahwa RS Medistra adalah untuk kelompok tertentu agar mengetahui siapa yang bekerja dan menjadi pasien.”

“Sangat disayangkan saat wawancara muncul pertanyaan yang menurut saya bias. Apakah ada dua standar dalam dress code untuk perawat? Dokter, dokter spesialis, dan dokter spesialis di RS Medistra?”, kata Diani.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *