Fri. Sep 20th, 2024

Status Gunung Anak Krakatau Menurun dari Level III menjadi Level II, tapi..

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Gunung Anak Krakatau di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung dilaporkan mengalami penurunan tingkat aktivitas vulkanik. Statusnya kini diturunkan dari Level III (waspada) menjadi Level II (Waspada).

Berdasarkan data Survei Geologi terkait pengamatan visual dan instrumental, serta penilaian potensi risiko, penurunan tingkat aktivitas gunung berapi akan dimulai pada 19 April 2024 pukul 12.00 WIB.

Hasil pemantauan selama 1 – 19 April 2024, aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau tidak menunjukkan adanya fenomena erupsi, kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan dalam keterangannya, Jumat (19). /4/2024).

Menurut dia, Gunung Anak Krakatau periode 1 – 19 April 2024 secara umum berpeluang mengalami deflasi atau penurunan tekanan. Tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau diturunkan dari Level III menjadi Level II, tambahnya.

Meski aktivitas vulkanik kini menurun, namun masyarakat dan pengunjung atau wisatawan diminta untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif. Hal ini untuk menghindari potensi dampak batuan pijar dan hujan abu dalam jumlah besar.

“Masyarakat di wilayah pesisir Provinsi Banten dan Lampung harus tenang dan tidak percaya dengan rumor letusan Gunung Anak Krakatau yang akan menimbulkan tsunami,” kata Gunawan.

 Tonton video unggulan ini:

Kepala Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan mengungkapkan, aktivitas Gunung Ruang dinaikkan dari Level Siaga III menjadi Siaga Level IV mulai 17 April 2024 pukul 21.00 WITA.

“Dengan tingkat aktivitas Gunung Ruang di Sitaro, Sulut, Level IV atau Awas, ada beberapa hal yang direkomendasikan kepada warga,” ujarnya.

 Ia mengatakan, masyarakat sekitar Gunung Ruang dan pengunjung atau wisatawan tetap waspada dan tidak memasuki kawasan yang berjarak 6 km dari pusat kawah aktif Gunung Ruang. Selain itu, masyarakat yang berada di wilayah Pulau Tagulandang dalam radius 6 km agar segera mengungsi ke tempat aman di luar radius 6 km.

“Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang tinggal di dekat pantai, harus mewaspadai potensi erupsi batu pijar, awan panas atau gelombang, dan tsunami akibat runtuhnya gunung berapi ke laut,” jelas Hendra.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk selalu menggunakan masker untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat merusak sistem pernapasan.

“Masyarakat di sekitar Gunung Ruang diharap tetap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terprovokasi dengan rumor erupsi Gunung Ruang, dan terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Ruang melalui aplikasi MAGMA Indonesia,” ujarnya. .

Dari hasil analisis, jumlah gempa vulkanik meningkat secara signifikan disertai dengan osilasi vulkanik yang terus menerus dengan amplitudo di atas skala yang menunjukkan bahwa retakan batuan masih terus berlangsung.

“Hal ini terkait dengan migrasi magma dari reservoir magma dalam ke permukaan dalam bentuk ledakan yang menentang letusan efusif atau aliran lava,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *