Fri. Sep 20th, 2024

Ekuinoks 22 September, Siap-Siap Musim Aurora

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – September merupakan salah satu waktu terbaik untuk melihat aurora di langit malam. Pasalnya, perubahan kerak bumi menyebabkan aktivitas geomagnetik yang lebih intens di sekitar ekuinoks.

Ekuinoks adalah saat matahari terbit di timur dan terbenam di barat. Disadur dari Live Science Jumat (13/9/2024) Ekuinoks terjadi dua kali dalam setahun, yang pertama pada bulan Maret, saat Kutub Utara mulai berputar ke arah Matahari.

Kedua, ekuinoks terjadi pada bulan September, saat Kutub Selatan mulai berbelok ke arah matahari. Pada tahun 2024, fenomena pernikahan akan terjadi pada tanggal 22 September.

Pada fenomena ini juga akan terjadi badai geomagnetik yang lebih kuat dari biasanya dan dapat menyebabkan musim aurora menjadi pendek.

Kemunculan aurora yang lebih terang saat ekuinoks disebut efek Russel-McPherro. Teori ini menjelaskan mengapa ekuinoks memiliki aurora paling berwarna.

Sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 1973 menyebutkan bahwa aurora rutin muncul pada bulan Maret dan September. Fenomena ini terjadi akibat medan magnet bumi dan angin matahari.

Angin matahari adalah aliran partikel bermuatan dari Matahari yang muncul secara tiba-tiba setelah jilatan api matahari dan lontaran massa koronal (CME). Anda harus tahu bahwa CME adalah semburan radiasi dan material matahari yang kuat.

Aktivitas magnet di Matahari memiliki siklus yang berlangsung selama 11 tahun. Siklus ini akan mencapai puncaknya pada September 2024.

Namun, ada ilmuwan yang menentang gagasan ini. Pasalnya, aurora terjadi ketika partikel bermuatan angin matahari memasuki medan magnet bumi dan bertabrakan dengan molekul oksigen dan nitrogen di atmosfer.

Hal ini merangsang molekul-molekul tersebut sehingga mengeluarkan warna-warna cerah. Meskipun medan magnet bumi dan angin matahari biasanya tidak sejajar, namun berkat efek Russell-McPherron, kutub magnet bumi menjadi lebih sejajar saat ekuinoks sehingga partikel dapat bergerak lebih mudah.

Medan magnet bumi mengarah ke selatan, dan angin matahari membatalkan medan magnet yang mengarah ke utara. Hal ini membuka celah di magnetosfer bumi, memungkinkan angin matahari mengalir lebih mudah di sepanjang garis medan magnet.

Pada ekuinoks bulan September, 12 jam kegelapan mengikuti 12 jam siang hari. Selain itu, besar kemungkinan untuk melihat aurora di langit.

 

Tim astronom dari Departemen Ilmu Bumi Universitas Hong Kong menemukan bahwa angin matahari mempengaruhi struktur aurora di berbagai planet, termasuk planet luar. Oleh karena itu, teori ini dapat membantu dalam mengamati, memprediksi, dan menganalisis lingkungan magnet tata surya kita, termasuk di sekitar Bumi.

Disadur dari Halaman Luar Angkasa Jumat (13/09/2024), kita bisa mempelajari aktivitas matahari dari struktur aurora yang terjadi di Bumi dan planet lautan. Aktivitas matahari ini bergantung pada angin matahari.

Selain itu, kondisi angin matahari akan mempengaruhi badai geomagnetik akibat interaksi lapisan magnetosfer planet. Terbentuknya badai matahari atau geomagnetik menyebabkan satelit menyimpang dari orbitnya.

Hal ini akan mengganggu sistem komunikasi dan memutus kabel bawah laut yang menghubungkan Internet.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *