Fri. Sep 20th, 2024

Hati-hati Ulkus Dekubitus, Jangan Biarkan Lansia Kelamaan Berbaring di Posisi Sama

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, lansia di Indonesia rentan terkena penyakit kulit berupa luka tekan.

“Kejadian dekubitus di Indonesia cukup tinggi, sekitar 33 persen dari seluruh penduduk lanjut usia saat ini,” kata Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan Nida Rohmawati saat acara Peluncuran Popok Dewasa Lifree yang diselenggarakan oleh oleh Unicharm Indonesia di Distrik Senaya, Jakarta, Rabu 29 Mei 2024.

Luka dekubitus atau luka baring merupakan luka yang terjadi karena adanya tekanan pada kulit akibat posisi tubuh yang bertahan lama. Luka biasanya terlihat di tumit, siku, paha, dan punggung bawah.

Orang yang paling berisiko terbaring di tempat tidur memiliki kondisi medis yang membatasi kemampuan mereka untuk berganti pekerjaan atau menyebabkan mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat tidur atau di kursi. Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia cukup besar. Pada tahun 2023 saja, Nida mengatakan sebanyak 28,9 juta lansia akan terdaftar di Kementerian Kesehatan.

Dari jumlah tersebut, terdapat delapan provinsi dengan jumlah lansia terbanyak di Indonesia, yakni DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Lampung. Dengan jumlah lansia terbanyak, 16 persen dari seluruh lansia di Indonesia berada di Yogyakarta.

Angka kejadian luka tekan di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya. Angka kejadian ulkus dekubitus di Indonesia mencapai 33 persen.

Dokter Kulit Dr. Rinadewi Astriningrum, Sp.D.V.E, Subsp.D.A, FINSDV mengungkapkan beberapa alasan mengapa banyak lansia di Indonesia berisiko mengalami luka dekubitus. Salah satunya adalah kurangnya pelayanan terhadap lansia dengan tingkat mobilitas yang sangat rendah.

Stroke biasanya mengakibatkan berkurangnya tingkat mobilitas pada lansia. Keadaan ini membuat mereka tertidur terus-menerus karena kesakitan. Di sisi lain, masih banyak perawat dan pengasuh yang tidak mengubah posisi duduk atau berbaring lansia. Hal ini membuat kulit mudah terluka.

Usahakan untuk mempertahankan posisi berbaring atau duduk hanya sekitar 30 menit saja. Tubuh lansia kemudian harus digerakkan agar kulit tidak terlalu lama menahan beban dan bergesekan langsung dengan tulang sehingga dapat menyebabkan luka tekan.

Sayangnya banyak yang belum mengetahui bahwa para lansia ini harus sering membalikkan badan dari tidur, harus sering berpindah posisi. Biasanya mereka hanya bisa bergerak satu kali dalam sehari, kata dr Rinadevi. Ia menambahkan, banyak perawat atau keluarga yang merawat lansia belum memahami pentingnya berpindah atau mengubah posisi duduk dan tidur.

“Orang Indonesia terlalu baik. Mereka menyayangkan jika orang tua harus sering beranjak dari tempat tidur, berganti pekerjaan. Itu sebabnya mereka membiarkan mereka berbohong. Padahal, itu yang sangat berbahaya,” ujarnya.

Kulit yang lebih tua juga lebih kering. Kondisi ini membuat kulitnya mudah sakit, apalagi jika terlalu lama berbaring atau duduk. Kebanyakan kutu busuk dapat disembuhkan dengan pengobatan, namun ada pula yang tidak sembuh total.

Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk menghentikan luka baring dan membantu penyembuhannya. Salah satu caranya adalah dengan memakai popok dewasa yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat.

Popok ini bisa didapatkan di Indonesia dan diproduksi oleh PT Uni-Charm Indonesia Tbk yang baru saja meluncurkan popok dewasa Lifree yang menggunakan 100 persen bahan breathable. Inovasi ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai zero pressure sores di Indonesia. Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia DKI Jakarta (PPNI) Jajang Rahmat Solihin mengatakan, lansia cenderung mengalami luka dekubitus jika terlalu lama berada pada posisi tubuh yang sama karena peredaran darah terhambat.

Oleh karena itu penting untuk mengubah posisi tubuh secara berkala, jelasnya. Jika tidak, kata Jajang, Anda perlu memilih produk popok yang memiliki sirkulasi udara yang baik dan membasuh kulit di sekitar area luka tekan dengan lembut menggunakan air hangat.

Lifree pampers melanjutkan materi yang didistribusikan ini dengan inisiatif pada tahun 2023 melalui kerjasama antara pemerintah, produsen dan akademisi untuk melakukan penelitian bersama Unit Pendukung Penelitian Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (CRSU-FKUI). Popok berperekat Lifree terbukti dapat mengurangi kelembapan kulit area perut hingga 25 persen dibandingkan menggunakan popok berperekat biasa berbahan vinyl.

Demikian pula, 95 persen keluarga pasien merasa penggunaan popok perekat Lifree tidak menyumbat kulit dan kondisi kulit penderita ulkus dekubitus membaik. Kadar air popok juga meningkat sebesar 23 persen dibandingkan popok berperekat konvensional. Popok ini juga telah diuji coba untuk digunakan oleh pasien dan perawat di RSUD Bekasi dan RS Atmajaya, Jakarta.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *