Sat. Sep 21st, 2024

Merek Fesyen Mewah Chanel Beli 25% Saham Jam Tangan Swiss MB&F

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Merek mewah asal Prancis, Chanel, telah mengakuisisi 25% saham MB&F, produsen jam tangan mewah Swiss yang terkenal dengan desain jam tangan uniknya.

Chanel mengatakan pembelian saham tersebut merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan kehadirannya dalam pembuatan jam tangan.

 

“Kami sangat senang dapat menandatangani kemitraan strategis dengan MB&F, yang memiliki nilai-nilai yang sama yaitu kebebasan, kreativitas, dan keunggulan,” kata Frederic Grangie, Presiden Chanel Watches & Fine Jewellery, Minggu (25/8/2024).

 

Setelah perjanjian akuisisi, pendiri MB&F Maximilan Buesser akan memiliki 60% saham perusahaan, sementara Serge Kriknoff, kepala R&D dan produksi perusahaan, akan memiliki 60% saham perusahaan.

Buesser mengatakan kesepakatan itu akan menjamin masa depan jangka panjang perusahaan yang mempekerjakan 59 orang tersebut.

Menurut laporan, Chanel tidak memiliki opsi untuk mengakuisisi saham mayoritas di MB&F.

“Selain memungkinkan kami mengambil jalur independen tanpa tekanan terhadap pertumbuhan, investasi Chanel akan memperkuat operasi kami dengan menyediakan akses on-demand ke ekosistem mereka yang lebih luas dan jaringan vendor khusus,” kata Buesser. reputasi MB&F 

MB&F telah membangun reputasi sebagai produsen jam tangan seri kecil yang terinspirasi oleh retro futuristik dan fiksi ilmiah.

MB&F yang berbasis di Jenewa, didirikan pada tahun 2005, memproduksi 419 jam tangan dan 3.500 jam tangan dari merek MAD Edition yang terjangkau, dengan penjualan tahunan sebesar 45,4 juta franc Swiss, atau Rp 98 miliar, pada tahun 2023. 

Harga jam tangan tersebut adalah 3.000 franc Swiss atau Rp 54,4 juta.

Jam tangan yang lebih eksklusif dijual dengan harga antara 60.000 (Rp 1 miliar) hingga 200.000 franc Swiss (Rp 3,6 miliar) dan seringkali harus menunggu selama dua tahun.

Chanel memproduksi jam tangan selain lini parfum dan fesyennya, dan sebelumnya juga memiliki minat pada pembuat jam tangan Swiss lainnya, termasuk Romain Gauthier dan FP Journe.

Investor asing mencatat aktivitas pembelian saham sepanjang tahun 2024. Aktivitas pembelian saham oleh investor asing mencatatkan volume perdagangan sebesar Rp 9,69 triliun.

Investor asing memborong saham senilai Rp 1,2 triliun pada perdagangan kemarin saja. Kamis, 22 Agustus 2024 Kamis 22 Agustus Aksi beli saham investor asing terjadi seiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,87% menjadi 7.488,67 pada tahun 2024.

Menurut analis, pembelian saham oleh investor asing disebabkan oleh sentimen global dan eksternal. Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, co-director investasi dan riset, mengatakan sentimen global, terutama kemungkinan bank sentral AS atau Federal Reserve (Fed) menurunkan suku bunga pada September dan Desember; Investor untuk membeli saham. Namun, ia menyerukan kehati-hatian terhadap ekspektasi The Fed untuk memangkas suku bunga.

Sementara itu, terkait suasana di dalam negeri, Nico mengatakan pasca revisi Undang-undang (UU) pemilu, suasana politik yang sedang surut memberinya angin segar. Di sisi lain, Nico menilai pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) menjadi pendorong positif bagi pasar saham Indonesia.

“Pilkada itu atraksi pertumbuhan ekonomi sama seperti pemilu. Selama Pilkada jujur, aman, dan adil, tensi politiknya stabil (berdampak pada pasar modal),” ujarnya saat dihubungi matthewgenovesesongstudies.com.

Dia menambahkan, penunjukan presiden pada Oktober 2024 merupakan sentimen pasar. Selain itu, basis perekonomian Indonesia yang kuat menjadi salah satu pertimbangan investor asing dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia.

“Tingkat Kabinet menjadi perhatian. The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan September untuk menarik investasi pada aset berisiko. Indonesia merupakan negara emerging market dengan basis ekonomi yang kuat dan menjadi salah satu pilihan bagi investor asing,” ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta. Dia mengatakan pelaku pasar optimis bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya pada bulan September dan memperkirakan akan melakukan pengetatan. Perkiraannya pada September akan dilakukan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin, kata Nafan.

Sementara itu, Analis Pasar Lanjar Nafi mengatakan, pembelian investor asing terbesar terjadi pada saham BBCA dan BMRI.

“BBCA dan BMRI merupakan dua bank terbesar di Indonesia dengan kinerja keuangan yang kuat dan konsisten. Mereka memiliki portofolio pinjaman yang kuat, rasio non-performing loan (NPL) yang rendah, dan return on equity (ROE) yang tinggi,” kata Lanjar.

Selain itu, Lanjar mengatakan investor asing melihat potensi terus tumbuhnya permintaan kredit demostic. Hal ini terlihat dari peningkatan LDR perbankan yang masih tetap tinggi.

Karena investor asing cenderung membeli saham tersebut, Lanjar mengambil keuntungan secara perlahan, tetap berpegang pada sektor-sektor yang berkinerja baik dan lebih waspada terhadap sentimen global, yang merupakan salah satu alasan mengapa Lanjar merupakan sisi penawaran bagi investor.

Sementara itu, Nico mengatakan pemilihan saham yang dilakukan investor asing kemungkinan besar akan menjadi pertimbangan investor dalam negeri. Namun, Beliau mengingatkan kita untuk melanjutkan penelitian kita sendiri dengan fokus pada penilaian saham.

Fokusnya juga pada tujuan investasi, jangka waktu investasi, dan profil risiko, kata Nico.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *