Sat. Sep 21st, 2024

9,48 Juta Kelas Menengah Turun Kelas Jadi Miskin, Sektor Apa Saja Paling Tekor?

Menurut matthewgenovesesongstudies.com, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, jumlah kelompok kelas menengah di Indonesia terus mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir. 9,48 juta orang di kelas menengah rentan terhadap ‘penggalian rendah’.

Bahkan, data BPS juga menunjukkan bahwa kelompok kelas menengah di Indonesia sebagian besar merupakan masyarakat usia kerja. Dengan kata lain, generasi Y alias milenial, generasi Z, bahkan generasi Z atau generasi alpha.

Menurut Capital Markets Monitor Lanjar Nafi, sektor yang memiliki dampak terbesar terhadap penurunan kelas menengah adalah sektor konsumen, ritel, perumahan, dan otomotif.

“Segmen konsumen sirkular seperti produk elektronik, fashion, dan hiburan lainnya akan terdampak karena produknya terutama digunakan oleh masyarakat kelas menengah dengan daya beli tinggi. Hal ini juga dialami oleh sektor ritel,” kata Lanjar kepada Liputan6. com, Rabu (04/09/2024). Bagian Aset Tertekan

Sektor real estate yang fokus pada sektor menengah ke atas juga mungkin akan mengalami penurunan permintaan terhadap rumah, apartemen, atau real estate komersial. Di segmen otomotif, menurunnya daya beli masyarakat kelas menengah juga dapat menurunkan penjualan kendaraan LCGC, MVP, dan SUV yang ingin dibeli oleh masyarakat kelas menengah.

Dampaknya bagi produsen yang tentunya penurunan penjualan dan pendapatan, bertambahnya produk yang tidak terjual, pada akhirnya cost of capital atau biaya modal untuk ekspansi dan pada akhirnya berkurangnya keuntungan, kata Lanjar.

Di sisi lain, sektor-sektor tersebut juga sangat sensitif terhadap kebijakan suku bunga acuan. Menurut Lanjar, sektor-sektor yang terkena dampak penurunan jumlah masyarakat kelas menengah mungkin masih menarik jika target suku bunga turun. Sebaliknya, jika suku bunga tetap tinggi maka sektor-sektor tersebut juga akan mengalami tekanan.

“Masih menarik untuk menurunkan suku bunga acuan BI… karena bisa membantu cost of fund konsumen dan produsen. Kalau suku bunga tetap tinggi seperti sekarang, itu akan menjadi tantangan bagi kita. sudut pandang produser,” tambah Lanjar.

 

Senada dengan Kanaka Hita Solvera Equity Analys, Andhika Cipta Labora menilai penurunan jumlah kelas menengah berdampak signifikan pada sektor ritel.

Hal ini masuk akal karena penurunan kelas ekonomi berarti daya atau daya beli masyarakat juga ikut menurun.

“Return dari pemasok akan menurun karena daya beli masyarakat menurun. Di sektor ritel sekarang harganya sudah turun, murah dan menarik untuk dikoleksi dalam jangka panjang,” kata Andhika.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *