Sat. Sep 21st, 2024

Jokowi Wanti-wanti Dunia Menuju Neraka Iklim, Bisa Sebabkan Kelaparan dan Kekeringan

By admin Sep17,2024 #Iklim #Jokowi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo Jokowi mengatakan dunia akan menghadapi neraka iklim, dengan suhu mencapai rekor tertinggi dalam lima tahun ke depan. Jokowi mencontohkan beberapa negara yang mengalami panas ekstrem, seperti India yang mencapai 50 derajat Celcius.

“Setiap orang telah mendengar peringatan Sekretaris Jenderal PBB bahwa dunia sedang menuju neraka iklim, kengerian, neraka iklim. Suhu akan mencapai rekor tertinggi dalam 5 tahun ke depan. Duduklah dengan hati-hati. Gelombang panas pasti sudah kita rasakan selama setahun terakhir. Periode Terpanas di India “Bahkan sampai 50 derajat Celcius, di Myanmar 45,8 derajat panas sekali,” kata Jokowi dalam Rakornas Pengendalian Inflasi di Istana Negara Jakarta, Jumat (14/6/). 2024).

Menurutnya, panas ekstrem akan mempengaruhi ketersediaan pangan di dunia. Jokowi mengatakan Organisasi Pangan Dunia (FAO) telah memperingatkan bahwa situasi tersebut dapat menyebabkan kelaparan parah bagi masyarakat di seluruh dunia.

“Kalau orang-orang kepanasan mungkin bisa masuk ke dalam rumah, berlindung, itu mungkin saja, tapi soal nutrisi hati-hati, FAO bilang kalau tetap seperti sekarang, tanpa ada pergerakan. Karena dunia akan mengalami kelaparan parah pada tahun 2050, maka akan terjadi kelaparan,” jelasnya.

Untuk itu, dia meminta kementerian/lembaga dan pemerintah daerah mulai menyiapkan rencana antisipasi bencana kelaparan akibat cuaca panas ekstrem. Menurut Jokowi, panas tinggi juga bisa menyebabkan kekurangan air.

“Diperkirakan 50 juta petani kekurangan air. Tidak ada air dan akan kekurangan air. Maksudnya apa? Jangan khawatir kemarau, jangan main-main dengan panas,” kata Jokowi. .

Menurut dia, cuaca panas dapat menyebabkan inflasi dan penurunan produksi pangan. Hal ini akan menyebabkan kenaikan harga pangan.

“Ini soal nyawa manusia. Sekali lagi produksi disebabkan oleh panas, kita tidak peduli dengan masalah air, produksi menurun, persediaan berkurang, harga otomatis naik, inflasi otomatis meningkat,” ujarnya. dikatakan.

“Harus ditunggu, rencanakan rangkaian ini, dan korbannya tetap manusia,” imbuh Jokowi.

Masyarakat yang tinggal di wilayah utara India harus menghadapi gelombang panas yang tiada henti selama beberapa minggu terakhir.

Gelombang panas memaksa sekolah-sekolah tutup di beberapa tempat dan diyakini juga meningkatkan risiko serangan panas bagi pekerja yang bekerja di luar ruangan.

Departemen cuaca India memperkirakan suhu panas akan terus berlanjut di seluruh wilayah dalam beberapa hari mendatang, dan beberapa negara bagian telah menyatakan siaga tinggi, seperti dikutip laman VOA Indonesia, Kamis (30/5/2024).

Uzma Kagzi, seorang turis dari Gujarat yang mengunjungi New Delhi mengatakan;

“Saya memakai topi untuk melindungi diri, karena kepala saya sakit karena kepanasan, putri saya juga merasa tidak enak badan, dia sudah minum obat selama beberapa hari.”

Di beberapa wilayah ibu kota India, suhu mencapai 49,9 derajat Celcius pada Selasa (28/5).

Kemudian, kantor cuaca melaporkan bahwa suhunya sembilan derajat di atas perkiraan.

Suhu melonjak di negara bagian tetangga Punjab dan Haryana, mencapai 50 derajat Celcius di satu tempat di Rajasthan.

Gelombang panas dinyatakan di India ketika suhu naik di atas 45 derajat Celcius.

“Karena cuaca panas, situasi kami menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Tidak ada kelegaan, bahkan dari bayang-bayang sesekali. Saya harus minum lima hingga enam liter air dalam sehari,” kata pengemudi Satish Kumar.

Panas ekstrem di India utara bertepatan dengan pemilu yang sudah berlangsung enam minggu, sehingga meningkatkan risiko kesehatan ketika masyarakat mengantri untuk memilih. Voting sendiri berakhir pada Sabtu (1/6).

Cuaca panas biasanya melanda sebagian besar wilayah India pada bulan April, Mei, dan Juni, sebelum hujan monsun tiba dan membawa suhu lebih sejuk.

Namun panas ekstrem dengan cepat menjadi krisis kesehatan di India, dengan kondisi cuaca panas yang semakin memburuk dalam satu dekade terakhir dan biasanya disertai dengan kekurangan air yang parah.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *