Sat. Sep 21st, 2024

Muncul Asap Putih di Gunung Tangkuban Parahu, Ada Aktivitas Vulkanik?

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Asap putih tipis atau tebal dilaporkan terjadi di kawasan Gunung Tangkuban Parahu, Bandung Barat, Jawa Barat pada Rabu, 4 September 2024. Tangkuban Parahu. Lalu apa penyebab asap tersebut?

Hasil inspeksi visual dan peralatan Survei Geologi memastikan adanya asap putih di sekitar kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu. Kemunculannya didahului oleh cahaya.

“Pada Rabu (04/09/2024) pukul 01.41 WIB, kamera CCTV yang memantau aktivitas Gunung Tangkuban Parahu melihat cahaya di puncak kawah baru (dekat Perbukitan Upas),” kata Kepala Survei Geologi. . , Muhammad Wafid, dalam siaran persnya, Rabu (4/9/2024).

Kemunculan asap putih tipis terekam kamera CCTV pada pukul 05.51 WIB dan 09.20 WIB, imbuhnya.

Berdasarkan pengamatan dan laporan yang dikumpulkan Survei Geologi, asap putih tersebut dilaporkan berasal dari kebakaran hutan di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu.

Informasi dari Kepala Dinas Pariwisata (PT GRPP) dan warga sekitar, berdasarkan CCTV, terjadi kebakaran hutan di kawasan yang sama. Sejauh ini, upaya pemadaman masyarakat dan kelompok terkait masih terus dilakukan, ujarnya.

Namun kebakaran tersebut tidak berdampak pada Observatorium Gunung Tangkuban Parahu karena letaknya jauh dari api.

Pemeriksaan visual kondisi kawah Ratu dan Ekama pada 4 September 2024 pukul 14.27 WIB tidak terlihat adanya gangguan di kawasan kawah dibandingkan teramati sebelumnya, ujarnya.

Status Tangkuban Parahu

Berdasarkan hasil uji visual dan instrumental yang dilakukan Survei Geologi, tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu hingga pukul 16.00 WIB tanggal 4 September 2024 berada pada Level I (Normal).

Gempa Tangkuban Parahu masih tergolong gempa berfrekuensi rendah yang mengindikasikan adanya pergerakan fluida pada kedalaman dangkal atau dekat permukaan.

Saat ini, jenis gempa vulkanik yang terkait dengan naiknya magma belum menunjukkan frekuensi yang signifikan (rata-rata terjadi kurang dari 1 kejadian per hari).

Berdasarkan hasil pemantauan regangan dengan alat inclinometer dan alat ukur jarak elektronik (EDM), tidak menunjukkan adanya tambahan tekanan yang berarti dari bawah permukaan sebagai respons terhadap pembengkakan tubuh Tangkuban Parahu, kata Wafid. .

Berdasarkan laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, sejak 1 Januari hingga 3 September 2024, terdapat 9 laporan kekeringan dan 79 laporan kebakaran hutan.

Sebaliknya, BPBD mengimbau masyarakat segera melaporkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta kebutuhan air bersih pada musim kemarau.

Pelaksana Harian (Plh) BPBD Jabar Ann Ermodianne Adnan mengatakan Agustus merupakan puncak musim kemarau dan kondisi tersebut justru dapat menimbulkan berbagai jenis kekeringan. Termasuk kegagalan tanaman, kata Anne di Bandung, Kamis (29/8/2024) lalu.

Total ada 12 kabupaten yang terdampak kekeringan, yakni Indramayu, Majalenko, Bekasi, Kuningan, Cirebon, Chimahi, Bandung, Karawang, Siamis, Depok, Cirebon, dan Garut.

Kekeringan di Jabar terjadi karena musim kemarau sudah dekat. Bey bilang, ada shelter darurat di Bekasi.

“Akibat kekeringan di Jabar, satu kabupaten dalam keadaan darurat dan 11 kabupaten kota dalam keadaan darurat. Provinsi ini berada dalam keadaan darurat. Peringatan darurat tersebut sebagai pengingat bahwa musim kemarau telah berubah menjadi kekeringan,” kata Plt Gubernur Jabar Bey Machmudin pada Selasa (03/09/2024).

Bey juga melaporkan, terdapat 17 kabupaten dan kota di Jabar yang mengalami kebakaran lahan, namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan tahun 2023.

“Ada laporan kebakaran di 17 kabupaten kota, namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan tahun lalu yang mencakup lahan seluas 86,5 hektare dari 17 kabupaten dan kota,” kata Bey.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *