Sat. Sep 21st, 2024

Kementerian ATR/BPN Sandang Wilayah Bebas Korupsi, Ini 11 Indikatornya

 

matthewgenovesesongstudies.com Jakarta Irjen (Irjen) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Raden Bagus Agus Vijayanta mengatakan, pada prinsipnya Irjen (IG) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN) saat ini sedang giat membangun Zona Integritas (ZI) di seluruh satuan kerja (satker).

“Kami sangat mengapresiasi apabila satker BPN antusias dengan terciptanya ZI,” kata Raden dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Tantangan dan Resiko Digitalisasi Pertanahan”, dikutip Kamis (15/8/2024). .

Raden mengatakan, dari 508 satuan kerja di Kantor Pertanahan (Kantah) dan Kantor Wilayah (Canville), terdapat 104 satuan kerja yang diperuntukkan bagi kawasan bebas korupsi (WBK). Dari target tersebut, 81,73 persen atau 83 satuan kerja sudah siap WBK.

“Masih akan berkembang karena kami terus menyempurnakan atau menciptakan AI di setiap unit kerja,” ujarnya.

“WBK kita bentuk bukan untuk siap menghadapi WBK, kita dukung dan tingkatkan yang punya WBK, jangan sampai di bawah standar WBK,” imbuhnya.

Ia melanjutkan, berdasarkan penilaian Satker, dirinya dinilai siap WBK. Dengan variabel sesuai standar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB).

“Dalam melakukan evaluasi, kami mengevaluasi 11 variabel, seperti nilai lembar kerja evaluasi sebagai dasar tim penilai menilai kesiapan ZI, komitmen, dan pemahaman judul. Ini tentang pola pikir dan perilaku yang dibangun dari dalam diri manajemen dan staf,” jelasnya.

Kemudian inovasi dan produktivitas misalnya terkait ada tidaknya tunggakan pekerjaan pemeliharaan lahan yang belum diselesaikan, berapa tunggakannya, kelancaran pelaksanaan 7 pelayanan prioritas, sarana dan prasarana kantor pelayanan baik, imbuhnya. .

 

 

 

 

 

Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Pertanahan, Penataan Ruang, dan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kementerian ATR/BPN I Ketut Gede Ari Sukaya menambahkan, program digitalisasi pertanahan saling berhubungan dengan pihak terkait. Seperti Dukcapil, BSSN dan pemangku kepentingan lainnya.

“Kita tidak bisa melakukan digitalisasi bumi sendirian, tapi kita melakukan interkoneksi. Harusnya bisa dipertanggungjawabkan, salah satunya kepada BSSN (Badan Negara untuk Perangkat Lunak dan Sandi Siber) untuk tanda tangan elektronik. Tidak bisa mundur, jadi bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

“Kami verifikasi penduduknya ke Dukcapil, sehingga tidak ada alamat palsu. Dan dari segi badan hukum, kami bekerja sama dengan Direktorat Jenderal AHU (bagian hukum umum),” imbuhnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya juga bekerja sama dengan 461 pemerintah daerah terkait pembayaran Bea Perolehan Hak Guna Bangunan (BPHTB). Sehingga tunggakan pembayaran BPHTB tidak otomatis masuk ke sistem. “Makanya, kami terus melakukan pengecekan ke pemerintah daerah,” ujarnya.

 

 

Sementara itu, Pengamat Siber Pratama Persadha mendukung upaya pemerintah dalam melakukan digitalisasi pelayanan publik, termasuk di bidang pertanahan. Yang paling penting adalah memikirkan keamanan untuk mencegah serangan siber. “Saya penggemar digitalisasi, tapi digitalisasi aman,” kata Pratama.

Mengingat serangan siber kerap terjadi terhadap kementerian atau lembaga pemerintah. Kebetulan pada Juni 2024, Pusat Data Nasional (PDN) mengganggu sistem pelayanan publik di berbagai daerah. “Kementerian ATR/BPN sudah berkoordinasi dengan baik dengan BSSN,” kata Pratama.

Di tengah digitalisasi yang terus berlanjut, hal ini harus dibarengi dengan kesiapan masyarakat dan regulasi. Dan pentingnya menjaga keamanan data publik.

Ia mengatakan seluruh jaringan, termasuk perbankan, telekomunikasi, dan jaringan vital lainnya, dilumpuhkan total oleh para peretas yang menyerang Estonia. Akibatnya aktivitas sosial dan kenegaraan menjadi tidak berdaya.

Pada bulan April 2007, penyerang Rusia melancarkan serangkaian serangan penolakan layanan terhadap organisasi sektor publik dan swasta di Estonia. Hal ini seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. “Ada pengalaman tahun 2007, Estonia, negaranya hancur. Datanya rusak. Pada akhirnya, negara ini berada dalam kekacauan. Ini hal-hal yang patut kita ketahui,” kata Pratama.

 

Di sisi lain, pemerintah harus memperhatikan akses masyarakat terhadap Internet karena masih banyak desa yang belum memiliki akses Internet. “Ada 11 juta orang yang memilih tidak memiliki koneksi internet. Perlu dicari alternatifnya,” jelas ketua Pusat Penelitian Keamanan Sistem Informasi Komunikasi (CISSReC) ini.

Selain itu, transformasi digital memungkinkan masyarakat dengan mudah mengakses layanan di mana saja dan kapan saja, serta mempercepat proses pendaftaran tanah dan mengurangi risiko konflik terhadap keandalan data elektronik, tambahnya.

Menanggapi Program Pelayanan Pertahanan di Kementerian ATR/BPN, Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera mengatakan percepatan program tersebut berjalan baik. Menurutnya, program digitalisasi pertanahan merupakan program baik yang perlu dilaksanakan.

“Program digitalisasi pertanahan dapat mempercepat pelayanan kepada masyarakat. Dan mencegah hilangnya dokumen kepemilikan tanah,” ujarnya. 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *