Sat. Sep 21st, 2024

Ketum PBNU Gus Yahya Temui Jokowi di Istana, Bahas soal Konsesi Tambang dan Investasi IKN

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima Ketua Pengurus Besar Nahdalatul Ulama (Ketum PBNU) Yahya Cholil Staguf di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (22/8/2024).

Ketua PBNU Gus Yahya mengatakan pertemuan itu untuk membahas izin pertambangan dan investasi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) (IKN) ibu kota Indonesia.

Pantauan matthewgenovesesongstudies.com, Gus Yahya tiba di Istana Kepresidenan Jakarta sekitar pukul 10.22 WIB. Beliau didampingi oleh Raees Am PBNU KH. Miftachul Akhyar, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul serta pengurus PBNU lainnya.

“Nanti kita mau bicara soal konsesi pertambangan dan investasi di IKEN,” kata Gus Yahya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (22/8/2024).

Guz Yahya mengaku pertemuan dengan Jokowi merupakan inisiatif PBNU. Selain membahas hasil tambang, ia mengungkapkan PBNU berencana berinvestasi di IKN.

“Kami usulkan nanti bicara soal konsesi pertambangan dan rencana kami berinvestasi, betapapun kecilnya, di IKN.

Karena perlu dibangun kantor, fasilitas pendidikan dan keagamaan di sana,” jelas Guz Yahya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya mengumumkan proses Izin Pertambangan Khusus (IUPK) Pengurus Besar Nahdalatul Ulama (PBNU) telah selesai. Sementara izin pertambangan milik Muhammadiyah masih menunggu keputusan.

Dua ormas keagamaan yang mendapat izin pertambangan tersebut bernama PBNU dan Muhammadiyah. Izin PBNU disebut sudah rampung pada pekan lalu.

Izin usaha pertambangan untuk PBNU sudah selesai 3-4 hari yang lalu kalau tidak salah, kata Bahlil di Jakarta, Senin, 19 Agustus 2024.

 

Setelah izin pertambangan selesai, Bahlil mengatakan PBNU harus menyetorkan Informasi Kompensasi (KDI) ke negara. Setelah itu prosesnya selesai.

“Yang perlu mereka lakukan adalah investasi ke negara. Harus ada KDI yang investasi ke negara. Kalau sudah, ya sudah.”

Sementara izin pertambangan milik Muhammadiyah masih menunggu keputusan. Ini merupakan organisasi keagamaan kedua yang menyetujui pengakuan IUPK.

“Jadi Muhammadiyah sekarang hampir dalam proses positioning,” ujarnya.

Sementara itu, Bahlil mengatakan, proses pengawasan terhadap aktivitas pertambangan masih dilakukan bersama oleh Kementerian ESDM dan Kementerian Investasi/BKPM.

“Dua-duanya. PPnya masih belum bisa diubah tapi koordinatnya ada di ESDM. Jadi ada aspek koordinasi antara ESDM dan Kementerian Investasi,” ujarnya.

Hulunya di ESDM dan hilirnya di Kementerian Investasi, lanjut Bahlil Lahadalia.

 

Sebelumnya, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah resmi mengumumkan telah mendapat Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari pemerintah. Lembaga keagamaan massal dilaporkan telah mengambil beberapa langkah.

Sekretaris Jenderal Otoritas Pusat Muhammadiyah Abdul Muti mengatakan ada empat fase yang dilakukan; Pertama, kami akan informasikan keputusan tersebut kepada seluruh warga Muhammadiyah.

Kedua, Dewan Tambang PP Mohammadiyya akan selesai.

Abdul Muthi yang dihubungi merdeka.com pada Senin 29 Juli 2024 mengatakan, “Pertama, hubungi warga Muhammadiyah. Kedua, lengkapi tim pengelola tambang.”

Selanjutnya PP Muhammadiyah akan membuat badan usaha dan terakhir mengontak perusahaan mitra potensial.

“Yang ketiga adalah pembentukan badan wirausaha dan yang keempat menjalin link dengan lembaga-lembaga calon mitra,” jelasnya.

Abdul Muthi mengaku masih belum mengetahui soal tanah yang diberikan pemerintah kepada Muhammadiyah. Dia mengatakan, kelompok pengelola pertambangan bentukan Mohammadiyya akan membahas lokasi tersebut.

“Belum, tim akan melakukannya,” ujarnya.

 

Sebagai informasi, Pengurus Pusat Muhammadiyah (PP) resmi mengumumkan telah mendapat Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari pemerintah dengan tekad mengembangkan pengelolaan pertambangan yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidup. Hal itu disampaikan Ketua Umum PP Mohammadiyya Heder Nashir dalam pidato yang disampaikan di Universitas Isiah (UNISA) Yogyakarta.

“Kami ingin mengelola tambang yang mendukung kesejahteraan sosial dan lingkungan hidup. Kami ingin ada “role model” pengelolaan tambang yang tidak merusak lingkungan, tidak menimbulkan konflik dan kesenjangan sosial,” tegas Haider. , dikutip dari Antara pada Minggu 28 Juli 2024.

Komitmen ini ditegaskan sebagai wujud tanggung jawab Muhammadiyah terhadap lingkungan dan masyarakat. Organisasi ini menegaskan, jika ada dampak negatif lebih lanjut terhadap pengelolaan pertambangan, maka IUP akan mengembalikannya kepada pemerintah.

“Kami tidak hanya menyetujui pengoperasian tambang ini tetapi juga menghormati kemauan politik pemerintah untuk menambang melalui PP 25 untuk kesejahteraan sosial.

Selama mengelola usaha pertambangan, Muhammadiyah akan terlibat dalam berbagai bidang keilmuan seperti program pendidikan pertambangan, pertanian, kehutanan, teknik lingkungan, dan geologi di beberapa perguruan tinggi muhammadiyah. Tujuannya adalah untuk menciptakan model restorasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *