Sat. Sep 21st, 2024

Panen Jagung di Lokasi Sulit, Mentan Puji TNI AD

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman secara khusus memuji Kepala Staf TNI AD [Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak] sebagai motor penggerak penguatan ketahanan pangan.

Mentan menilai Kassad dan TNI telah berhasil menyulap ratusan hektar lahan terlantar menjadi lahan subur untuk ditanami beragam produk pertanian.

“Pak Kassad istimewa karena beliau Danrem, sehingga sangat kreatif karena bisa membantu masyarakat, khususnya dalam produksi dan penyediaan air. Kita sebagai menteri bersyukur dan tidak berlebihan jika kita memuji Kassad.” dikatakan.

Menteri Pertanian dan KSAD menggelar acara panen jagung dan jambu mete di Kostrad, Desa Simas, Kecamatan Neglasari, Kabupaten Sukabumi pada Selasa [4/6].

Mentan mengatakan pangan merupakan kebutuhan pokok bagi kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, upaya TNI untuk memperkuat ketahanan pangan merupakan langkah nyata dalam mencapai swasembada pangan Indonesia dan dunia.

“Dunia sangat membutuhkan pangan, tidak hanya di Indonesia, tapi di semua negara,” ujarnya. Sebagaimana disampaikan BMKG, kita sedang menghadapi kekeringan berkepanjangan. “Makanan sekali lagi merupakan sektor yang sangat penting bagi negara dan negara.” .

Terkait hal tersebut, Mentan menyampaikan terima kasih kepada TNI Angkatan Darat yang telah menjadi pemimpin dan penggerak utama pertumbuhan produktivitas Indonesia. Ia berharap pembenahan ini bisa dilakukan di seluruh wilayah di dalam dan luar Pulau Jawa.

“Saya sangat bersyukur mereka (TNI) telah melakukan ini dan berhasil di tempat yang sulit ini,” ujarnya. “Bayangkan kita harus mendaki tebing yang sangat curam untuk sampai ke tempat ini.”

Misalnya, tanah tempat tumbuhnya Kostrad berada pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut, dan jalannya sangat terjal dan terjal. Pada saat yang sama, terdapat lembah rawan kecelakaan di kedua sisinya.

?

Panglima TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pertanian Amran yang telah mendukung pembangunan pertanian Indonesia ke depan untuk mencapai swasembada dan memerangi kekurangan pangan global.

“Kami mendapat kehormatan hari ini dan berharap fortifikasi pangan ini bisa menjadi pilot project di daerah lain. Perhatikan bahwa dari awal akan menjadi semak belukar, dan kemudian kita akan bekerja perlahan-lahan, dan akhirnya kita akan mendapatkan hasil,” yang mungkin dipicu di tempat lain.

Sejauh ini, Kassad mengaku TNI telah melakukan penyelidikan di beberapa wilayah potensial, antara lain di Chianjur, Pandeglang, serta daratan di Jawa Tengah dan Timur.

Dijelaskannya, “Kami memeriksa Kanjur, Pandeglang dan Jawa Tengah. Kami berharap kegiatan serupa akan lebih banyak dilakukan di tempat lain.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kemontan) menyatakan produksi beras nasional saat ini belum mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Kebutuhan beras dalam negeri setiap bulannya tidak kurang dari 2,6 juta ton atau setara dengan 1 juta hektare lahan panen dan hasil 5,2 ton per hektare, kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP). kata Nursiami saat jumpa pers di Bogor jelang Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) 2024 (30 Mei 2024).

Pada saat yang sama, konsumsi beras bulanan negara ini tidak kurang dari 2,6 juta ton, dengan panen 1 juta hektar dan hasil 5,2 ton. Sedangkan Indonesia hanya mampu memproduksi 30,2 juta ton beras per tahun.

Artinya kita masih defisit 1 juta ton beras. Belum lagi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 2,5 juta ton, artinya tersedia sekitar 3,5 juta ton beras setiap tahunnya. Ini setara dengan 7 juta. Berton-ton beras.

Data menunjukkan, pada Maret 2024, petani hanya bisa menanam 800.000 hektar, artinya luas tanam kurang dari 300.000 hektar, sehingga menyebabkan defisit beras.

“Oleh karena itu, kita harus memperluas areal tanam, meningkatkan Indeks Tanam (IP) lahan basah dan tadah hujan, serta mengembalikan produksi padi,” ujarnya.

Kementerian Pertanian saat ini juga fokus pada peningkatan produksi dua bahan pokok utama negara, yaitu beras dan jagung, melalui optimalisasi lahan basah, pompa air, dan pemberian mulsa padi pada lahan pertanian.

Optimalisasi lahan basah sedang dilakukan di 11 provinsi, dengan tujuan untuk meningkatkan IP di wilayah yang telah dilakukan Investigasi dan Desain Investigasi (SID) dari 100 menjadi 200, ujarnya.

“Promosi kami biasanya dilakukan setahun sekali, dan jika kami ingin meningkatkan IP dari setahun sekali menjadi dua kali setahun, itu berarti kami harus mengoptimalkan situs, meningkatkan saluran,” jelasnya.

?

?

Tak hanya itu, menggalakkan juga program bantuan pompa air, khususnya di lahan sawah tadah hujan yang dekat dengan sumber air dan memiliki IP. Program ini akan dilaksanakan di lahan seluas 500 hektar di Pulau Jawa dan 500 hektar di luar Pulau Jawa.

“Kita punya 3-4 juta hektare padi tadah hujan yang panennya hanya setahun sekali,” imbuhnya. Mengapa? Irigasi hanya bergantung pada air hujan. “Jika IP kita tiga kali lipat, hasil panen kita juga akan meningkat.”

Strategi lain untuk meningkatkan produktivitas padi adalah dengan mendorong tumpang sari padi gogo dengan perkebunan kelapa sawit dan kelapa dalam program Revitalisasi Kelapa Sawit Rakyat (PSR), katanya.

“Kami memiliki 500.000 hektar lahan kelapa sawit dan kakao dengan skema tanam padi di sini.

Namun, dia mengatakan semua skema ini perlu diperkuat melalui tenaga kerja. Oleh karena itu, BPPSDMP menyelenggarakan PSPP Jilid 10 Tahun 2024 untuk Petani, Penyuluh Pertanian, dan Petugas Pembangunan Desa (BABINSA) dengan tema “Aksi Tanggap Darurat Pangan Nasional”.

?

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *