Sat. Sep 21st, 2024

Menko Luhut Bakal Ajak AS Terlibat Kerja Sama Riset Indonesia-China

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko) Luhut Binsar Pandjaitan berencana mengajak Amerika Serikat (AS) untuk ikut serta dalam kerja sama riset Indonesia dan China.

Kerja sama penelitian ini resmi terjalin sejak tahun 2023, yakni proyek laboratorium bersama teknologi material energi baru dan metalurgi antara Institut Teknologi Bandung (ITB). Universitas Pusat Selatan (CSU) dan GEM Co. Ltd. “Impian saya dengan laboratorium yang dipatenkan di Indonesia ini adalah bisa menavigasi regulasi di Amerika, yang mana dengan undang-undang anti inflasi artinya tidak ada produk dari China. Mereka bisa masuk ke Amerika, tapi menurut saya begitu. akan menjadi masalah karena ada penelitian bersama antara ITB dan CSU (Indonesia-China). Saya kira tidak,” kata Luhut pada acara pembukaan Laboratorium GEM, Rabu, Agustus. 28 Agustus 2024.

“Saya mengajak Amerika Serikat untuk terlibat dalam penyelidikan ini, masalah pertarungannya (perang dagang) dengan Tiongkok adalah urusannya. (Mudah-mudahan) melalui penyelidikan ini kita bisa menjadi jembatan atas perbedaan-perbedaan itu,” imbuhnya.

Luhut memperkuat rencana tersebut dengan kunjungannya ke Amerika Serikat dalam beberapa minggu mendatang, di mana ia akan bertemu dengan CEO Tesla Elon Musk dan mengundangnya untuk terlibat dalam kolaborasi penelitian tersebut.

“Saya akan ke Amerika minggu depan dan rencananya saya akan membawa ide-ide tersebut minggu depan jika tidak ada kendala. Saya akan bertemu dengan Elon Musk dan memberinya kesempatan untuk mengikuti penelitian ini, karena dia adalah teman baik, dan saya. (Tesla) akan mempertimbangkan (memperhitungkan (investigasi) ini),” jelasnya.

Mengutip laman resmi ITB, pembangunan laboratorium bersama teknologi material energi baru dan metalurgi antara China dan Indonesia merupakan kelanjutan kerja sama GEM, ITB, dan CSU yang dijadwalkan mulai 9 September 2023. 

“Proyek ini bertujuan untuk mendorong pertukaran teknologi dan budaya antara Tiongkok (China-Red) dan Indonesia serta mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan ekonomi Indonesia. Ini merupakan kolaborasi dengan waktu pelaksanaan yang sangat cepat,” ujar Wakil Rektor Central South University. Kuo Sui.

 

Kerja sama tersebut dilatarbelakangi oleh visi kedua pemimpin Tiongkok dan Indonesia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya pembangunan laboratorium bersama terkait proyek “One Belt, One Road”. 

Laboratorium ini akan fokus pada penelitian mineral berharga, produk energi terbarukan, energi hijau dan pengembangan sektor pertambangan di Indonesia. 

Dalam lima tahun ke depan, GEM berencana memperluas laboratorium kolaboratif kelas dunia menjadi 100 laboratorium dan melatih 100 dokter, 1.000 guru, dan 10.000 ahli teknis melalui program beasiswa GEM-ITB.

 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Bandjaitan sedang menyiapkan peraturan turunan mengenai kegiatan penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) di Indonesia. Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan hukum untuk memfasilitasi investasi di sektor ini.

Ia mengatakan teknologi CCS di Indonesia akan matang pada tahun 2027 atau dalam waktu 3 tahun. Untuk mencapai operasionalnya, perlu disiapkan beberapa peraturan. Menyusul terbitnya Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2024 (Perpres) tentang Penyelenggaraan Upaya Penangkapan dan Produksi Karbon.

“Hal ini menunjukkan komitmen dan keseriusan kami dalam menerapkan teknologi ini sebagai bagian dari inisiatif dekarbonisasi,” kata Menko Luhut pada CCS 2024 International and Indonesia Forum di JCC Senayan di Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Nantinya, jelasnya, serangkaian peraturan tujuh kategori akan disiapkan untuk mendukung implementasinya. Misalnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyiapkan regulasi terkait kawasan penyerapan karbon.

Perizinan penanaman modal dikuasai oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. serta standar penerapan CCS yang dikendalikan oleh Organisasi Standar Nasional.

“Kami memahami CCS memerlukan dukungan banyak kantor di Indonesia, sehingga Menko Maritim dan Investasi akan memimpin Pasukan Implementasi CCS di Indonesia untuk mempercepat regulasi turunan yang diperlukan,” tegasnya. Tantangan

Menko Luhut mengatakan, berdasarkan pengalamannya di pemerintahan, terkadang ada aturan yang ditemukan bertentangan dengan aturan lain. Oleh karena itu, diperlukan langkah harmonisasi agar ketentuan tersebut konsisten.

“Dari pengalaman saya di pemerintahan selama 10 tahun terakhir, saya memahami bahwa terkadang satu peraturan bertentangan dengan peraturan lainnya. Oleh karena itu kami ingin menyelaraskan peraturan yang sederhana untuk berinvestasi di Indonesia,” kata Luhut.

Sebelumnya, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang salah satunya berasal dari sektor energi, pengembangan energi terbarukan, penerapan konservasi energi, dan penerapan teknologi ramah lingkungan.

Pengembangan dan penerapan penangkapan dan penyimpanan karbon serta penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS) merupakan salah satu inisiatif yang diambil untuk menerapkan teknologi bersih.

“Saat ini, terdapat total 15 proyek potensial CCS/CCUS di Indonesia dengan target dapat beroperasi antara tahun 2026 hingga 2030. Pemerintah sedang mempromosikan Cekungan Sunda Azri di Asia Timur dan Australia serta dua cekungan di Australia untuk menjadi hub CCS. Indonesia diadakan pada Senin 1 Juli 2024 di Pullman Hotel Jakarta – Cekungan Binduni saat sesi migas pada pertemuan Dewan Energi Bilateral Norwegia (INBEC), kata Ariana Somanto, direktur pengembangan usaha hulu migas. Keterangan resmi, Selasa (02/07/2024).

Indonesia diketahui memiliki cekungan aluvial terluas di kawasan Asia Tenggara. Indonesia memiliki potensi sumber daya penyimpan karbon di 20 cekungan dengan potensi 573 gigaton air asin dan 4,8 gigaton reservoir migas yang tersebar di beberapa wilayah di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

 

Ariana juga menjelaskan, program CCS di Indonesia terbagi menjadi dua opsi. Opsi pertama adalah menyelenggarakan CCS berdasarkan perjanjian kerja sama migas. Rencana operasional CCS dapat diajukan oleh kontraktor perjanjian kerja sama pada POD I atau POD tindak lanjut atau revisi.

Kedua, CCS dapat dikembangkan sebagai usaha tersendiri melalui izin studi zona sasaran injeksi dan izin kegiatan penyimpanan karbon.

Pemerintah juga telah menerapkan beberapa kebijakan untuk mendukung pengembangan CCS/CCUS, antara lain pembentukan National CCS/CCUS Center of Excellence yang bekerja sama dengan lembaga penelitian dan universitas, serta memperkuat kerja sama internasional di bidang CCS/CCUS. Merumuskan istilah turunan. dan kebijakan.

“Saat ini telah diterbitkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 2 Tahun 2023 dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 14 Tahun 2024 yang memberikan landasan hukum yang kuat bagi pengembangan dan penerapan penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) di Indonesia ., “kata Ariana.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *