Sat. Sep 21st, 2024

Pengolahan Kakao jadi Peluang Meski Hilirisasi Pertanian Masih Banyak Masalah

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melihat potensi pengolahan kakao menjadi produk jadi yang banyak dijual. Menurutnya, hilirisasi kakao dapat meningkatkan pendapatan UMKM dan koperasi.

Hal itu disampaikan Menteri Teten saat meresmikan pabrik PT Rosso Bianco di Bogor, Jawa Barat. Pemilik merek Pipiltin Cocoa ini akan memproduksi coklat untuk pasar domestik dan ekspor.

“Saya kira ini wujud new economy yang sebenarnya karena ada produk-produk baru. Potensi kita di sini (kakao) banyak karena dulu hanya menjual bahan mentah, tapi karena gerakan ke bawah yang dilakukan Pipiltin, kita bisa menciptakan produk baru,” kata Teton dalam keterangannya. kata Jumat (26/7/2024).

Dia menjelaskan, saat ini rantai pasok perlu diperbaiki dari hulu hingga hilir. Kuncinya adalah memetakan permasalahan, sehingga dapat muncul sumber pertumbuhan ekonomi baru di masa depan.

Ia mendapat data bahwa banyak ekosistem produksi pertanian dan perkebunan yang masih belum sempurna sehingga menghambat perkembangannya. Misalnya, produk perkebunan dan pertanian sering mengalami fluktuasi harga pada musim panen sehingga menimbulkan kerugian bagi petani. Lalu banyak pula tengkulak yang bermain-main dengan harga sesuka hati.

Di sisi lain, produk pertanian dan perkebunan cukup sulit mempertahankan kualitas dan kuantitas produksinya. Hal ini terjadi karena mayoritas petani hanya mempunyai sedikit lahan garapan dan semuanya harus disatukan dalam koperasi (koperasi induk).

Oleh karena itu para petani harus dihimpun agar ada skala ekonomi sehingga proses penanaman efisien dan produktivitas dapat ditingkatkan. Oleh karena itu model penggabungan petani melalui koperasi merupakan solusi koperasi yang memperkuat organisasi. kata Menteri Teton.

 

Menteri Teton mengakui, biji kakao yang saat ini menjadi bahan utama pembuatan coklat menghadapi tantangan serius akibat berkurangnya pasokan dari Afrika. Kelangkaan pasokan biji kakao di dunia menyebabkan kenaikan harga biji kakao global.

Di sisi lain, industri kakao dengan rasa yang enak sedang booming di Indonesia dan dunia, dan mayoritas pelaku industrinya adalah UMKM. Sebagai antisipasi, ia menyerukan integrasi koperasi petani kakao.

Misalnya dengan menjaga antar koperasi yang fokus usahanya sama. Dengan cara ini, permasalahan fluktuasi harga yang tinggi dapat teratasi.

Pada gilirannya, strategi ini memudahkan untuk mendapatkan dukungan keuangan dari lembaga keuangan, termasuk bank, Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM, security crowdfunds, bahkan Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Untuk mendukung bottom line dan mendukung kelas UMKM untuk maju, kami mengembangkan model untuk mengintegrasikan dan mengagregasi seluruh ekonomi sirkular melalui koperasi multi-stakeholder agar lebih efisien, saling menguntungkan dan berkelanjutan,” kata Menteri Teton.

Menteri Teton berkomitmen untuk terlibat aktif dalam penurunan kakao melalui beberapa program strategis. Upaya yang dilakukan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah antara lain dengan memfasilitasi sertifikasi produk dan kemudahan akses pembiayaan dan perluasan pasar.

“Mari kita ciptakan model bisnis kakao yang ideal agar petani kita sejahtera dan rantai nilai diperkuat. Kita siap bekerja sama dan sudah melakukan latihan di berbagai lokasi,” kata Menteri Teton Masduki.

 

Sementara itu, salah satu pendiri Pipiltin Cocoa Irwan Helmi bersyukur meski harga biji kakao mahal, pihaknya masih bisa berekspansi dengan mendirikan pabrik kedua berkapasitas produksi 240 unit di atas lahan seluas 1.000 meter persegi. kg per jam

“Pabrik pertama kami berada di Jakarta Selatan dan kini menjadi pabrik kami yang kedua. Ini merupakan tonggak sejarah yang berharga bagi kami sebagai keluarga besar dan bagi Indonesia dengan dibukanya pabrik baru,” kata Irwan.

Irvan mengapresiasi dukungan para petani kakao, khususnya petani kakao yang senantiasa mendukung pasokan bahan coklat. Ia juga menyampaikan rasa terima kasihnya karena telah memberikan berbagai dukungan kepada pemerintah untuk menjalankan kegiatan usaha di tengah kegalauan perekonomian nasional.

“Kita tidak bisa berjalan sendiri, sehingga harus bersatu dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Kami berharap pemerintah terus mendukung pengembangan langkah yang dilakukan pelaku usaha,” kata Irwan.

 

Direktur Yayasan Kalimajari Agung Widiastuti bersyukur bisa berkolaborasi dengan Pipiltin Cocoa, karena petani kakao di bawah koperasi yang dipimpinnya kini bisa menikmati harga jual kakao yang lebih tinggi.

Sejak tahun 2014, koperasi telah bekerja sama dengan Pipiltin untuk memastikan bahwa petani kakao di Bali secara konsisten menerima harga jual yang adil, bahkan ketika harga kakao sedang turun. Sebab, Koperasi Kakao Kartha Semaya Samanya berperan sebagai disinsentif terhadap panen kakao petani.

“Tahun 2010 – 2011 sulit bagi para petani kita untuk mencari mitra ideal yang siap mengapresiasi hasil kerja kerasnya. Alhamdulillah kami bersyukur bisa dipertemukan dengan Pipiltin yang bukan hanya menjadi pertimbangan pembeli namun juga mitra buruan. Kami bersyukur untuk peningkatan kapasitas petani kakao kita,” kata Agung.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *