Sat. Sep 21st, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Zarin Westindo Tbk akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika tidak ada kendala, saham perseroan akan dijual dan dijual pada 3 Oktober 2024.

Setelah resmi masuk bursa, perseroan menyiapkan beberapa rencana pengembangan. Sebagai bagian dari strategi ekspansi, CEO PT Golden Westindo Artajaya Tbk Carolina Leo mengatakan perseroan berencana membangun dua Fasilitas Penetasan Artemia dengan total investasi sekitar 40,5% dari dana IPO.

“Fasilitas ini selanjutnya akan menghasilkan pakan jadi benih alami berupa ‘Naufli’. Pembangunan Fasilitas Penetasan Artemia ini merupakan inovasi produk yang dikembangkan perseroan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan industri,” jelasnya. , Rabu (11/9/2024).

Fasilitas Penetasan Artemia akan didirikan di Lampung dan Situbondo, Jawa Timur. Fasilitas pembenihan Artemia yang berlokasi di Lampung ditargetkan dapat beroperasi pada triwulan IV tahun 2025, sedangkan unit kedua yang berlokasi di Situbondo, Jawa Timur ditargetkan dapat beroperasi pada triwulan II tahun 2026. pekerjaan akan dimulai.

Saat ini perseroan memiliki gudang penyimpanan persediaan yang berlokasi di Tangerang, Banten dengan luas 6.464 m2 dan kapasitas penyimpanan 1.760 ton. Kemudian pabrik produksi tepung ikan hias beku yang dioperasikan anak perusahaan perseroan, PT Kyorin Group Indonesia, berlokasi di Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat, dengan luas 1.645 m2 dan kapasitas produksi 250 ton per tahun.

Dalam rangka penawaran umum perdana (IPO), perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 685.714.300 saham atau 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp25 per saham, dengan harga token sebesar Rp100. Rp 120 per saham.

Dengan demikian, jumlah maksimal uang yang diterima dari IPO ini adalah Rp 82,28 miliar. Dana hasil IPO akan digunakan untuk mendanai belanja modal perseroan, yaitu pembebasan lahan, pembangunan, serta pembelian peralatan dan perbekalan, semuanya untuk Fasilitas Penetasan Artemia.

Dana hasil IPO juga akan digunakan untuk modal kerja perseroan serta investasi pada PT Kyorin Group Indonesia dalam bentuk penyertaan modal.

 

 

Didirikan pada tahun 1994, PT Golden Westindo Artajaya Tbk merupakan pemain utama dalam industri perdagangan pakan ikan dan pakan ikan, pakan ikan hias, peralatan akuarium dan pakan ikan hias beku. Perusahaan mengoperasikan dua segmen bisnis utama, Budidaya Perairan dan Perairan.

“Di segmen budidaya perikanan, perseroan memasok produk pakan benih alami (Artemia) dengan merek terkemuka “Golden West Artemia” dan pakan buatan berkualitas tinggi dengan merek kelas atas “BernAqua”, kata CEO PT Golden Westindo Artajaya Tbk. . . Rusdi Jamil Lioe.

Sedangkan untuk segmen akuatik, perseroan menjual produk makanan ikan hias dengan merek “Hikari”, produk makanan ikan hias beku produksi anak perusahaan perseroan yaitu PT Kyorin Group Indonesia, serta peralatan untuk berbagai jenis akuarium. merek terkenal. “Hai.”

Rusdi menjelaskan, produk perseroan yang meliputi pakan udang alami (Artemia), pakan ternak buatan, pakan ikan hias, dan peralatan akuarium, memiliki pasar dalam negeri di berbagai wilayah Indonesia, antara lain Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah, Jawa Rojawa. Banten, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Sedangkan produk tepung ikan hias beku produksi PT Kyorin Group Indonesia menyasar segmen pasar ekspor dengan wilayah pemasaran saat ini meliputi Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan. Per 31 Desember 2023, pendapatan operasional perseroan tercatat sebesar Rp98,53 miliar, dan laba periode berjalan sebesar Rp16,14 miliar.

 

Pada harga tersebut, perseroan mencatatkan margin laba bersih (NPM) sebesar 16,38%, naik dibandingkan tahun lalu sebesar 10,18%. Peningkatan NPM ini disebabkan oleh efektifnya pengelolaan biaya yang dilakukan perseroan, termasuk pendapatan dan beban usaha.

Rasio keuangan lainnya perseroan juga tumbuh sangat baik, dengan return on equity (ROE) sebesar 20,37% pada tahun 2023 dan return on assets (ROA) sebesar 14,73% pada tahun 2023. Per 31 Maret 2024, PT Golden Westindo Artajaya Tbk menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan periode 31 Maret 2023.

Pendapatan operasional meningkat 9,30 persen menjadi Rp 25,06 miliar dibandingkan tahun lalu. Sedangkan laba periode berjalan perseroan per 31 Maret 2024 tercatat sebesar 3,85 miliar dram atau meningkat 59,40 persen. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan usaha dari pendapatan segmen air.

 

Sebelumnya, PT Golden Westindo Artajaya Tbk (GWAA) berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (IPO). Dalam acara tersebut, Golden Westindo Artajaya menawarkan sebanyak-banyaknya 685.714.300 lembar saham dengan nilai nominal Rp25 per saham.

Jumlah saham yang ditawarkan maksimal 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Harga penawaran dipatok sekitar Rp 100-120 per saham. Oleh karena itu, perseroan berpotensi menghimpun dana Rp 82,3 miliar dari IPO tersebut.

Rencananya, sekitar 40,5% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal perseroan, yakni pembebasan lahan, pembangunan, dan pembelian peralatan fasilitas pengangkatan Artemia. Sisanya sebesar 44,2 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan, antara lain pembelian pakan ikan hias, pembelian artemia mentah, dan biaya operasional.

Sisanya sebesar 15,3 persen akan digunakan untuk investasi di PT KGI sebagai penyertaan modal. Selain itu, PT KGI akan menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan modal kerja PT KGI pada pabrik tepung ikan hias beku. termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku (berupa cacing darah, tuifex atau daphnia) dan biaya operasional.

Mulai tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024, Perseroan akan membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sesuai dengan Undang-Undang 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan perundang-undangan membagikan maksimal 40 persen dari laba bersih Perseroan. – Kebijakan permodalan dan kebijakan pembagian dividen perseroan ditetapkan oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *