Sun. Sep 22nd, 2024

Mundurnya Kepala Otorita IKN Jadi Sinyal Permasalahan Pembangunan

matthewgenovesesongstudies.com, Ekonom asal Jakarta sekaligus Direktur Pusat Kajian Ekonomi dan Hukum (Celios) Bhima Yudhisthira mengatakan, pengunduran diri Ketua IKN Bambang Susantono dan Wakil Ketua IKN Doni Rahajoe mengisyaratkan sejumlah permasalahan dan hambatan dalam pembangunan ibu kota baru di Indonesia. Kalimantan Timur.

Bhima mengatakan ketergantungan jangka panjang pada APBN untuk pendanaan proyek IKN berisiko membebani pemerintahan baru. “IKN ini warisan tapi juga menjadi beban menteri keuangan berikutnya dan bisa mengganggu rencana pelaksanaan banyak program kampanye lainnya, jadi saya kira akan mengganggu anggaran,” kata Bhima dalam panel bertajuk Pengunduran Diri. dengan. Kepala Pemerintahan: Bukti IKN Bermasalah? yang disiarkan secara online pada Rabu (6/5/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan, pengunduran diri dua tokoh penting di Pengurus IKN juga memberikan sinyal kepada investor baru dan lama untuk melakukan penilaian ulang.

Selain itu, Bhima juga mengangkat isu lingkungan hidup yang menyoroti; Jangan sampai megaproyek IKN menimbulkan pertentangan dengan hak masyarakat dan lingkungan hidup.

“Isu air, penggundulan hutan yang agak kurang menarik bagi investor kini semakin beralih, terutama di negara-negara berkembang, ke standardisasi lingkungan hidup, antikorupsi, standardisasi dan ketenagakerjaan misalnya, saat ini sedang gencar-gencarnya,” tuturnya. menjelaskan Kontribusi Tapera

Dalam kesempatan tersebut, Bhima juga menyoroti kebijakan iuran Tapera yang belakangan ini ramai diperbincangkan. Ia mengaitkan pemberlakuan Tapera dengan pembiayaan pengembangan IKN.

“Uang rakyat dari Tapera merupakan cara termudah untuk membiayai proyek APBN. Jadi, dengan asumsi IKN akan selalu dibiayai oleh APBN dalam jangka panjang, salah satu caranya adalah dengan menginvestasikan uang negara dalam penerbitan surat utang negara, padahal pemerintah ini bisa menggunakan alokasi uang negara untuk berbagai jenis proyek, salah satunya IKN. , “katanya.

“Jadi kalau Tapera berniat, misalnya mengambil uang rakyat dan memberikannya ke IKN, tentu akan merugikan pihak yang membayar iuran Tapera,” ujarnya.

Bhima kemudian menilai IKN juga mempunyai implikasi serius terhadap proses pembangunan ekonomi ke depan yang tidak Indonesia-sentris.

“Karena dalam laporan BPK kita melihat mulai material, alat berat bahkan ada beberapa pekerja yang didatangkan dari Pulau Jawa. Bahkan material seperti pasir dan semen misalnya didatangkan dari Surabaya atau Sulawesi. , di Kalimantan, efek yang sama. “Konstruksinya tidak begitu terasa,” kata Bhima.

“Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dampak pembangunan IKN sebenarnya sangat kecil bagi masyarakat Kalimantan sendiri,” kata Bhima tanpa merinci studi spesifik mana yang dimaksud.

“Hal ini membuat kami semakin skeptis bahwa hal ini tidak akan benar-benar mengubah ketimpangan secara substansial dalam jangka panjang,” tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Kelautan dan Perikanan Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pembangunan IKN tidak akan menjadi masalah meski kedua pejabat tersebut mengundurkan diri.

“Investasi pembangunan semua jalan ya, ada yang melambat sana sini, itu wajar, dan sebetulnya masih banyak permasalahan di masa lalu yang kini sudah kita selesaikan,” kata Luhut Panjaitan di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (6 /5/2024).

Menurut Lugut, saat ini belum ada permasalahan serius terkait pengembangan IKN. Selain itu, penjabat sementara Kepala Departemen merupakan pejabat yang terlibat di IKN.

“Secara umum setahu saya di ibu kota tidak ada masalah, apalagi saat ini Menteri PUPR sedang menjalankan tugasnya dengan sangat baik, tektok dan tim kami bantu secepatnya, pembebasan lahan 2 ribu ha kurang lebih jadi masalah,” ujarnya.

Menurut Lugut, termasuk permasalahan pertanahan, semua bisa diselesaikan dengan cepat. “Kita juga prioritaskan pada landbank, dan saya melihat secara umum akan terselesaikan, karena saya melihat semua berjalan cepat,” tutupnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) Ma’roof Amin meyakini proses pengembangan IKN bisa terus berjalan meski terjadi pergantian pimpinan struktur organisasi Otoritas IKN. Meski belum mengetahui alasan pengunduran diri tersebut, namun ia menilai dinamika tersebut merupakan hal yang lumrah dalam proses pembangunan. 

“Pertama, saya tidak tahu alasannya. Pak Pratik tidak menjelaskan, saya juga tidak tahu, tapi faktanya ada penundaan, lalu ada penggantian, saya kira itu biasa di [ pembangunannya ada yang tertunda, ada yang diganti,” kata Ma’rouf dalam keterangan pers, Rabu (6/5/2024).

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *