Sun. Sep 22nd, 2024

Kisah Penyelamatan Dramatis Perempuan Asal China Hanyut 36 Jam di Laut Jepang

matthewgenovesesongstudies.com, Shizuoka – Kisah penyelamatan luar biasa berkembang di perairan Jepang, di mana seorang wanita asal Tiongkok diselamatkan setelah terapung di laut selama 36 jam. Perempuan berusia 20 tahun itu awalnya berenang di sebuah pantai di kawasan tengah Shizuoka pada Senin (7/8) malam, namun terseret arus pasang surut di tengah laut.

Tim penjaga pantai setempat segera melancarkan operasi pencarian dan penyelamatan setelah teman wanita tersebut melaporkan kejadian tersebut ke sebuah toko serba ada. Menurut Penjaga Pantai, perempuan tersebut terseret ombak dan tidak bisa berenang kembali ke pantai karena menggunakan ban karet sebagai alatnya.

“Sekitar pukul 19.55 tanggal 8 Juli, kami menerima informasi ketika teman wanita tersebut melaporkan kejadian tersebut ke toko setempat bahwa dia hilang,” kata seorang petugas penjaga pantai Jepang kepada AFP, seperti dilansir VOA Indonesia, Jumat (12/7/ ). 2024).

Setelah berjam-jam mencari, akhirnya wanita tersebut ditemukan.

“Ia ditemukan mengambang oleh kapal kargo di ujung selatan Semenanjung Bosu di Chiba pada Rabu (7/10) pukul 07.48,” kata para pejabat.

Jarak tempat penemuan dengan pantai tempat diseretnya diperkirakan 80 km.

Dua awak kapal tanker di dekat lokasi penemuan melompat ke laut untuk menyelamatkan wanita tersebut. Beruntung wanita tersebut ditemukan dalam kondisi baik dan dehidrasinya tidak terlalu parah. Ia dilarikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut dan diperbolehkan pulang setelah sembuh.

Kisah penyelamatan dramatis ini merupakan bukti nasib seorang wanita yang bertahan selama 36 jam di laut tanpa bantuan. Penyelamatan mereka juga menjadi bukti kewaspadaan tim Penjaga Pantai dan pentingnya kepedulian terhadap para pelaut yang turut menyelamatkan nyawa mereka.

Sebelumnya, seorang pria Prancis berusia 62 tahun bertahan hidup selama 16 jam di laut menggunakan gelembung udara di kapalnya yang terbalik.

Kapal sepanjang 12 meter yang berangkat dari ibu kota Portugal, Lisbon, mengirimkan sinyal bahaya dari Samudera Atlantik pada pukul 20.23 waktu setempat pada Senin malam, 1 Agustus 2022. 14 mil (22,5 km) dari nusantara. Sargas, dekat wilayah barat laut Galicia di Spanyol.

Sebuah kapal penyelamat dengan lima penyelam dan tiga helikopter berangkat untuk mencari dan menyelamatkan pria tak dikenal itu.

Penjaga pantai Spanyol menemukan kapal yang terbalik tersebut, namun kondisi laut terlalu buruk untuk menyelamatkannya, sehingga para pelaut harus menunggu hingga pagi.

Pada Kamis (8/4/2022), seorang penyelam penjaga pantai yang dikutip BBC mengatakan kelangsungan hidup pria tersebut “hampir mustahil”.

Seorang penyelam kemudian pergi ke semak-semak untuk mencari tanda-tanda kehidupan dan pria tersebut merespons dengan meninju sesuatu di dalamnya.

Laut sedang ganas dan matahari mulai terbenam, sehingga tim penyelamat memasang balon pengapung ke perahu untuk mencegahnya tenggelam dan menunggu hingga pagi hari.

Keesokan harinya, dua penyelam berenang di bawah kapal untuk membantu pelaut tersebut, yang mereka temukan mengenakan pakaian selam, pakaian selam, dan air setinggi lutut.

Pria itu kemudian melompat ke dalam air sedingin es dan mulai berenang di bawah kapal hingga ke permukaan laut.

Dalam sebuah tweet, Masyarakat Keselamatan dan Penyelamatan Maritim Spanyol mengatakan: “Setiap nyawa yang diselamatkan adalah hadiah terbesar kami.”

Vicente Cubillo, anggota tim operasi khusus Penjaga Pantai, mengatakan pelaut tersebut memasuki air “atas inisiatifnya sendiri.”

Namun, tambah Cobelo, para penyelam membantu menarik pelaut tersebut keluar, karena ia kesulitan melepaskan pakaiannya.

Kru penyelamat mengeluarkannya dari pesawat dan membawanya ke rumah sakit untuk diperiksa. 

Sedangkan seorang peselancar atau surfer juga bisa dikatakan sangat beruntung. Setelah terapung di laut selama 32 jam, akhirnya ditemukan oleh helikopter Penjaga Pantai.

Matthew Bryce dari Glasgow dilaporkan tidak terlihat sejak dia pergi berselancar di Pantai Argyll pada jam 9 pagi pada hari Minggu 30 Maret 2017.

Penjaga pantai Belfast mengatakan peselancar itu telah berada di dalam air sejak pukul 11.30 pada hari Minggu, dan ditemukan hampir 32 jam kemudian pada pukul 19.30 pada hari Senin tanggal 1 Mei.

Seorang juru bicara mengatakan Bryce, yang mengenakan pakaian selam, menderita hipotermia dan langsung dibawa ke rumah sakit di Belfast.

“Dia sangat beruntung,” kata penjaga pantai Don Petrie, dikutip BBC, Selasa (5/2/2017).

Mengingat lamanya waktu di dalam air dan datangnya malam, hilanglah harapan bahwa peselancar tersebut akan ditemukan dalam keadaan hidup. Kami sangat khawatir, namun pada pukul 19.30 kru Beach Cruiser menemukan pria tersebut 13 mil lepas pantai di tengah ombak. tergantung di papan,” Petrie menjelaskan.

“Dia masih mengenakan pakaian selancar, pakaian selam tebal yang diyakini membantunya bertahan hidup dalam waktu lama di laut. Dia mengalami hipotermia tetapi dalam keadaan sadar dan dibawa ke rumah sakit di Belfast. Mereka membawanya,” tambah Petrie.

Bagaimana Anda bertahan, klik di sini…

Sebelumnya, seorang pemuda asal Indonesia terapung di laut selama 49 hari. Ia bertahan hidup dengan meminum air laut dan memasak ikan di atas kayu yang diambil dari perahunya.

Kisah luar biasa seorang remaja Indonesia yang selamat dari laut dimulai pada 14 Juli 2018.

Melansir BBC, Senin (24/9/2018), pemuda tersebut diketahui bernama Aldi Novel Adeling. Dia berada di atas rakit 125 kilometer (77 mil) di lepas pantai Indonesia ketika angin kencang merobek perahunya, menyeret remaja berusia 19 tahun itu ke laut.

Saudara Aldi Novel Adelong masuk ke perairan Guam pada 14 Juli 2018 saat rakitnya lepas akibat arus deras. Yang bersangkutan bekerja sebagai light keeper di Rompong (Pembenihan Ikan Laut) yang terletak kurang lebih 125 km dari Guam pantai utara. Manado,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Lembaga Hukum Lalu Muhammad Iqbal Kementerian Luar Negeri RI, Senin (24/9/2018).

Adilang melihat kapal Panama MV Arpeggio di dekatnya dan berhasil mengirimkan sinyal radio darurat. Pesawat itu juga diambil oleh armada di perairan Guam.

Berdasarkan keterangan KJRI Osaka yang dimuat di laman Facebooknya, kapten kapal menghubungi Penjaga Pantai Guam dan menginstruksikan awak kapal untuk membawa kapal tersebut ke Jepang.

Adelang akhirnya tiba di Jepang pada 6 September.

“Pada tanggal 31 Agustus 2018 pukul 09.45 waktu setempat, korban berhasil diselamatkan oleh kapal kargo Panama MV Arpeggio dan dipindahkan ke pelabuhan Tokuyama, Yamaguchi pada tanggal 6 September 2018,” tambah Iqbal.

Dia kemudian dideportasi kembali ke Indonesia dua hari kemudian.

“Setelah sampai di pelabuhan Tokuyama, Penjaga Pantai Jepang melakukan pemeriksaan kesehatan, yang terkena dampak dinyatakan sehat dan dapat dipulangkan ke negara asalnya.”

Selanjutnya pada tanggal 8 September 2018 KJRI Osaka memfasilitasi kepulangan korban terdampak ke Indonesia melalui GA 0889 dan tiba di Manado (daerah asal) pada tanggal 9 September 2018 pukul 10.20 WITA, jelas Iqbal.

Adeling kini telah berkumpul kembali dengan keluarganya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *