matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta jelang perayaan Idul Fitri, masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan Tunjangan Hari Raya atau THR. Dana THR merupakan dana lain yang dapat digunakan untuk tabungan masa depan melalui investasi, selain untuk memenuhi kebutuhan hajatan dan hari raya serta membayar tagihan.
Oleh karena itu, dana THR dapat digunakan untuk memperbaiki keadaan keuangan. Ketua Komunitas IPOT Angga Septianus menegaskan, daripada menghabiskan uang THR hanya untuk kebutuhan konsumen, ada baiknya Anda menggunakannya untuk investasi guna meningkatkan pendapatan dan ini bisa menjadi salah satu strategi yang berbeda.
“Penting untuk diingat bahwa setiap investasi memiliki risiko dan diversifikasi adalah kunci untuk mengelola risiko ini. “Diversifikasi investasi adalah prinsip berinvestasi pada aset atau instrumen keuangan yang berbeda. Periode,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Senin (8/4/2024).
Namun perubahan mendadak sebaiknya tidak dilakukan. Setiap orang memiliki profil risiko yang berbeda berdasarkan selera risiko dan tujuan investasinya.
“Reksa dana merupakan pilihan investasi yang serbaguna karena memungkinkan investor memilih jenis dana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasinya,” ujarnya. Tips menambah penghasilan THR
Lebih lanjut, Angga berbagi tips meningkatkan pendapatan THR dengan menginvestasikan dana investasi individu sesuai profil risikonya, sebagai berikut: 1. Investor yang ingin menghindari risiko.
Investor dengan profil risiko yang ingin menghindari risiko (risk) dapat menginvestasikan sebagian uang THR-nya pada berbagai jenis dana investasi. Misalnya, sekitar 70 persen bisa dialokasikan ke reksa dana (RDPU), 20 persen ke dana investasi yang diatur (RDPT), dan 10 persen ke reksa dana atau reksa dana (RDS). 2. Investor Konservatif
Bagi investor dengan profil fleksibel, aset THR bisa dipecah, mayoritas dialokasikan 60 persen ke reksa dana pasar uang, 30 persen ke reksa dana pendapatan, dan 10 persen ke dana arus kas atau cash flow.
3. Investor dengan profil agresif
Bagi investor dengan profil agresif, aset THR dapat dibagi menjadi 30 persen di reksa dana pasar saham, 30 persen di reksa dana pendapatan tetap, dan 40 persen di reksa dana tunai atau investasi keuangan. Angga mengemukakan hal tersebut karena investor agresif umumnya mencari risiko untuk investasi jangka panjang. 4. Investor dengan profil agresif
Investor dengan profil agresif dapat mengalokasikan 30 persen asetnya dengan berinvestasi pada pendapatan tetap, 20,6 persen pada reksa dana dan dana darurat, serta 49,4 persen pada reksa dana atau investasi keuangan.
“Berapapun besarnya investasi THR, penting untuk memperhatikan profil risiko untuk mencapai tujuan keuangan,” kata Agung. katanya.