Sun. Sep 22nd, 2024

Jokowi: Jangan Main-Main Urusan Kekeringan hingga Gelombang Panas

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia menargetkan membangun 61 bendungan dalam 10 tahun terakhir. Hal ini bukan tanpa alasan. Presiden Joko Widodo (Yokowi) mengingatkan semua pihak untuk tidak mengganggu pasokan air, terutama di daerah penghasil beras.

Jokowi mengatakan, bencana kekeringan akan berdampak pada harga pangan akibat berkurangnya produksi pertanian. Selain itu, dunia sedang menghadapi permasalahan gelombang panas yang terjadi di banyak negara.

“Maksudnya itu apa?” Jangan bermain-main dengan kekeringan, jangan bermain-main dengan gelombang panas. Ketika persediaan (makanan) habis, produksi akan turun. Artinya otomatis harga pasti naik,” demikian pernyataan Dewan Koordinasi Nasional. Pengendalian Inflasi di Istana Jakarta (14 Juni 2024).

Jokowi menyebut tren gelombang panas sudah memecahkan rekor. Misalnya di India, suhunya mencapai 50 derajat Celcius. Saat itu cuaca di Myanmar sangat panas, mencapai 45,8 derajat Celcius,” katanya.

Oleh karena itu, Pemerintah menargetkan membangun 61 bendungan dan waduk dalam 10 tahun terakhir. Di sisi lain, jumlah proyek pembangunan waduk baru mencapai 43 proyek.

“Kami punya target membangun 61 waduk dan bendungan dalam 10 tahun ke depan, 43 bendungan di antaranya sudah kami selesaikan, namun air ini juga harus terus sampai ke sawah,” ujarnya.

Jokowi mengatakan, kapasitas bendungan tersebut akan dimanfaatkan sepenuhnya untuk membangun irigasi kawasan produksi pangan. Terutama nasi yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.

Terakhir yang saya ingat adalah dibukanya Waduk NTB, lalu Waduk Amerolo di Sultra, dan terakhir Waduk Sepak Semoi di Kaltim, ujarnya.

Wartawan: Suleman

Sumber: Merdeka.com

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Yokowi) meresmikan Bendungan Sepak Semoi di Kabupaten Penajam Pasar Utara, Kalimantan Timur. Proyek tersebut setidaknya menelan biaya Rp 836 miliar.

Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Ibu Kota Negara Republik Indonesia (IKN) mengatakan, pembangunan Bendungan Sepak Semoy dimulai pada tahun 2020. Artinya, proses pembangunannya memakan waktu empat tahun hingga selesai baru-baru ini.

Alhamdulillah siang ini kita akan segera menyelesaikan Bendungan Sepak Semoi yang rencananya pembangunannya pada tahun 2020 dan selesai pada tahun 2024, kata Jokowi di Sekretariat Presiden. Selasa (4/4) Juni 2024.

Dia menetapkan kapasitas bendungan itu bisa mencapai 16 juta meter kubik (m3). Luas kolamnya mencapai 322 hektar.

Kepala Negara menegaskan, Bendungan Sepak Semoi terutama digunakan sebagai sumber air IKN. Tak hanya itu, sebagian tampungan air tersebut akan digunakan untuk irigasi di Balikpapan.

Biayanya Rp 836 miliar, kapasitasnya 16 juta meter kubik, dan luas kolamnya 322 hektare, katanya.

“Ini akan menjadi sumber air minum ibu kota nusantara, dan sebagian akan dialirkan ke Kota Balikpapan,” ujarnya. Jokowi tetap berada di kediaman Menteri IKN

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Yokowi) akan berkunjung ke Ibu Kota Negara (IKN) untuk meresmikan sejumlah proyek. Jokovi kemudian bermalam di rumah Menteri IKN.

Ketua Pokja Pembangunan Infrastruktur IKN Danis H. Sumadiraga memastikan dua rumah tapak milik Kementerian tersebut akan selesai pada Juni 2024. Sedangkan dua mobil lagi sedang menjalani konstruksi internal.

“Kami memiliki dua unit residensial (selesai) yang siap huni, dan dua unit lagi dalam tahap konstruksi interior,” kata Danis kepada matthewgenovesesongstudies.com, Selasa, 4 Juni 2024.

Ia mengatakan, secara total progres pembangunan kediaman menteri IKN mencapai 91,3 persen.

Awal Juni ini progres rumah tanah Menteri sudah mencapai 91,3 persen, ujarnya.

Dengan rampungnya dua kediaman menteri tersebut, Kepala Negara akan bermalam di sana setelah memulai serangkaian pekerjaan. Demikian pula, IKN sedang melaksanakan beberapa proyek baru yang inovatif.

Insya Allah malam ini (Jokowi menginap di tempat pendaratan menteri),” tambah Danis.

Diketahui, sebanyak 36 rumah dibangun untuk para menteri IKN. Danis mengatakan, targetnya seluruh proyek bisa selesai bulan depan, pertengahan Juli 2024.

“Target kami totalnya ada 36 unit (selesai) pada pertengahan Juli ini,” tegasnya. Jokowi tak lagi tidur di tenda

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuryono (PUPR) mengatakan Jokowi akan mengunjungi IKN. Termasuk kemudian menduduki kantor menteri semalaman.

Biasanya, rombongan pejabat bermalam di tenda-tenda yang didirikan di kawasan glamping di salah satu sisi ibu kota Indonesia. Meski kediaman menteri sudah selesai dibangun, RI 1 berencana menjajal gedung baru.

“Terus Presiden mau ke IKN. Beliau tidak lagi berada di glamping, tapi di kabinet menteri. Ini menunjukkan beliau siap,” kata Basuki, Senin (3/6/2024) di Istana Negara.

Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Firdaus Ali menilai Indonesia masih membutuhkan banyak infrastruktur sumber daya air, salah satunya bendungan. Sebab kunci utama Indonesia adalah menjaga ketahanan pangan.

“Kami adalah negara yang sangat besar. Kita tidak dapat membangun ketahanan pangan tanpa infrastruktur air. Oleh karena itu, tidak ada ketahanan pangan tanpa ketahanan air,” ujarnya pada acara World Water ke-10. Hal ini disoroti di forum. Diselenggarakan oleh Coca-Cola Indonesia pada Kamis (23/05/2024) di Bali Nusa Dua Convention Center 1.

Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Yokowi), Kementerian PUPR saat ini sedang menyelesaikan 61 proyek bendungan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

Firdaus menargetkan total 61 bendungan akan selesai pada pertengahan tahun 2025. Jika rampung kemungkinan besar akan menjadi proyek pembangunan bendungan terbesar sepanjang sejarah RI, lanjutnya.

Bersamaan dengan peningkatan kapasitas, kami akan meningkatkan kapasitas seluruh bendungan di tanah air. Berdasarkan perhitungan saat ini, kapasitas seluruh bendungan untuk penduduk Indonesia adalah 47 m3 per orang per tahun.

“Saat bendungan selesai dibangun, debit air per kapita tahunan akan meningkat dari 47 meter kubik menjadi 63 meter kubik.” Angka ini kedengarannya bagus. Jumlah ini mungkin signifikan atau tidak.”

Dia kemudian menjelaskan arti kalimat terakhir. Pasalnya, capaian Indonesia yang telah membangun 61 bendungan masih terbilang kecil dibandingkan negara tetangga seperti Thailand.

“Negara tetangga kita Thailand, bendungannya tidak banyak, jumlahnya 1.210 (meter kubik per orang per tahun). Kita tidak punya,” kata Firdaus.

“Makanya Thailand bisa memproduksi segala jenis produk pertanian dan hortikultura. Sekarang, termasuk Vietnam, Thailand surplus bahkan ekspor,” imbuhnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *