Mon. Sep 23rd, 2024

Anak Main Gawai Lebih dari 20 Menit Setiap Hari, Awas Jadi Rentan Tantrum

matthewgenovesesongstudies.com, Tantra Jakarta pada anak dipengaruhi oleh lamanya penggunaan gawai. Informasi tersebut disampaikan dokter spesialis anak I Gusti Ayu Trisna Vindyani.

Menurutnya, menurut penelitian terbaru di Indonesia, 65,1 persen anak yang biasa bermain gawai lebih dari 20 menit setiap hari memiliki peningkatan risiko marah sebesar 0,375 kali lipat.

“Karena perilaku (anak) berubah seiring penggunaan atau paparan gadget dalam waktu lama. “Anak-anak mengalami gangguan perilaku dan konsentrasi negatif, disertai hilangnya fungsi eksekutif pada pre-frontal cortex otak,” kata I Gusti Ayu dalam konferensi media online bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (23/ kata dalam 4/2024).

Pertama, ia menjelaskan bahwa tantrum adalah ledakan perilaku yang mewakili respons anak terhadap rasa frustrasi yang tidak diatur.

“Jadi, anak tidak bisa mengendalikan amarah yang dirasakannya. Waktunya banyak, sungguh tidak menyenangkan bagi anak dan tidak sesuai dengan situasi, amarah bisa terjadi dimana saja.

Saat tantrum, anak menunjukkan perilaku agresif sebagai akibat dari respons frustasi dan kemarahan.

“Ayah sebenarnya merupakan perkembangan normal pada anak, namun bisa juga tidak normal,” jelas I Gusti Ayu.

Biasanya tantrum terjadi pada usia 18 bulan hingga 4 tahun. Untuk anak usia 2 tahun, persentase tali pusatnya mencapai 20 persen. Jumlah ini menurun seiring bertambahnya usia.

Pada usia 3 tahun, persentase anak yang tantrum turun menjadi 18 persen, dan pada usia 4 tahun persentasenya turun lagi menjadi 10 persen.

Lebih lengkapnya, I Gusti Ayu memberikan beberapa kejadian Tantra normal berdasarkan umur berikut ini: Anak usia 1 tahun meletus sebanyak 8 kali dalam seminggu. Anak usia 2 tahun tantrum 9 kali dalam seminggu. Anak usia 3 tahun tantrum 6 kali dalam seminggu. Anak usia 4 tahun tantrum 5 kali dalam seminggu.

Sementara itu, durasi tantrum meningkat seiring bertambahnya usia: anak usia 1 tahun biasanya tantrum dalam waktu 2 menit. Anak usia 2-3 tahun biasanya tantrum dalam waktu 4 menit. Anak usia 4 tahun biasanya tantrum dalam waktu 5 menit.

Sudah saya jelaskan lebih lanjut tanda, gejala dan tahapan Gusti Ayu Tantra. Hal ini dijelaskan dengan memberikan contoh.

Misalnya, seorang anak yang mengunjungi taman hiburan melihat bianglala. Ia ingin mengendarainya, namun orang tuanya melarangnya karena usianya belum cukup.

Anak mulai menunjukkan tanda-tanda kemarahan tahap pertama, yaitu berteriak dan muntah. Ketika anak merasa bahwa orang tuanya tidak memenuhi keinginannya, anak memasuki sifat tantra tahap kedua, yaitu aktivitas fisik. Hal ini dapat dilakukan melalui reaksi fisik seperti berguling-guling di lantai.

Pada tahap ketiga, bayi mulai tenang dan berhenti menangis dan menangis. Pada tahap ini, orang tua dapat mulai menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa mereka tidak dapat memberikan hal-hal yang mereka inginkan demi keselamatan mereka sendiri.

Saat anak marah, hendaknya orang tua menyikapinya dengan baik, yaitu: tetap tenang, jangan berteriak, nada suara harus tenang. Abaikan amukan anak Anda, namun jangan abaikan anak Anda. Alihkan perhatian anak, orang tua atau wali bisa meninggalkan anak untuk sementara, menunggu anak berhenti tantrumnya. Beri dia waktu untuk melampiaskan amarahnya. Pastikan anak aman saat diturunkan. Jangan menuruti permintaan anak Anda.

“Artinya jangan mudah terombang-ambing, ‘Yasudah, kasih ke aku’ anak itu ingat, ‘Hei, kalau aku mau dapat makanan, aku harus jalan-jalan dulu’, itu saja. Kamu harus perhatikan,” dia menyimpulkan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *