Mon. Sep 23rd, 2024

Banyak Calon Dokter Spesialis dengan Gejala Depresi, PB IDI Singgung soal PPDS yang Tak Digaji

matthewgenovesesongstudies.com, Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Indonesia (PBID) Adib Khumaidi angkat bicara mengenai hasil pemeriksaan 12 ribu mahasiswa Program Pendidikan Dokter Swasta (PPDS) yang menunjukkan 2.716 orang menunjukkan tanda-tanda depresi. .

Adib menjelaskan, dalam program residensi ada yang namanya pendidikan klinis, yang didalamnya juga dilibatkan perawatan klinis

“Jadi, dia bekerja (PPDS) tapi dia juga kuliah. “Ilmiah, membimbing, namun juga bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada pasien,” kata Adib dalam konferensi pers online, Jumat (19/4/2024).

Adib menambahkan, mahasiswa PPDS memberikan pelayanan kepada pasien dan biayanya masuk akal.

“Karena warga PPDS juga memberikan pelayanan, maka seharusnya mereka mendapat insentif. Karena dia adalah tenaga kesehatan, maka tenaga kesehatan di pusat layananlah yang memberikan pelayanan tersebut,” kata Adeeb.

Pemberian insentif bagi PPDS yang diatur dalam UU Pendidikan Kesehatan 2013, ADIB akan terus dilakukan. Pada Bab 31 jelas terlihat bahwa PPDS tidak hanya mengenai insentif, namun juga mengenai perlindungan hukum dan waktu istirahat.

“PPDS yang mengatur pendidikan seharusnya mencapai ketiga hal tersebut, sejak tahun 2013, namun dalam praktiknya belum tercapai.”

Saat ini, Adib menilai undang-undang kesehatan yang baru tidak menganggap serius hal tersebut. Termasuk pertanyaan motivasi untuk peserta PPDS

“Disebutkan jelas di Pasal 227, 228, 229 tapi pelajarnya tidak disebutkan secara jelas. Saya kira pemerintah pusat, Kementerian Kesehatan, harusnya terpacu dengan adanya program insentif yang diberikan melalui peraturan pemerintah,” Adeeb dikatakan. .

Tommy Dharmawan, Ketua Jaringan Dokter Muda Indonesia (JDN) kembali memberikan komentarnya pada kesempatan ini.

Menurut dia, salah satu faktor penyebab munculnya tanda-tanda depresi pada peserta PPDS adalah kurangnya biaya. Terkait hal tersebut, Tommy menyarankan agar peserta PPDS menerima gajinya dari rumah sakit tempatnya bekerja

“Mengapa harga ini begitu penting? Kata Tommy, karena para PPDS ini berusia lebih tua dari rata-rata 30 tahun, mereka sudah menikah sehingga membutuhkan uang untuk kehidupan sehari-hari.

Tommy menambahkan, PPDS di seluruh dunia dibiayai oleh rumah sakit tempatnya bekerja

Di Malaysia, dokter spesialis dibayar sekitar Rp15 juta. Sedangkan di negara berkembang seperti Singapura, peserta PPDS dibayar 2.650 dolar Singapura atau Rp31 juta lebih.

Saat ini Indonesia menjadi satu-satunya negara di dunia yang tidak membayar PPDS

“Indonesia satu-satunya negara di dunia yang tidak membayar PPDS. Tommy menjelaskan, sebenarnya Undang-Undang Pendidikan Kesehatan tahun 2013 mewajibkan pemerintah membayar PPDS.

 Tommy melanjutkan, minimnya pembayaran PPDS memang memprihatinkan.

“Tidak terbayarnya PPDS merupakan persoalan yang menyedihkan bagi PPDS. Jadi, bukan hanya persoalan ini saja, persoalan ini perlu diatasi,” ujarnya.

Menurut Tommy, salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah pembayaran PPDS

“Solusi pertama adalah membayar PPDS karena itu akar ketidakstabilan mereka,” ujarnya.

Selain memberikan kompensasi, solusi lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi operasional PPDS dan mengurangi atau menghilangkan beban administratif yang seharusnya tidak ditanggung oleh PPDS.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *