Tue. Sep 24th, 2024

Bencana Tanah Bergerak Semakin Menjadi, Warga Pekenjeng Garut Tagih Janji Relokasi

matthewgenovesesongstudies.com, Garut – Kampung Tengah, Desa Sukamulya Provinsi Jawa Barat Warga Kecamatan Pakenjeng Garut menuntut pemukiman kembali terkait pengalihan lahan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Garut.

“Enam rumah rusak berat dan dua rumah rusak sedang. Warga sangat ketakutan karena bukit ini bisa longsor terendam sungai jika hujan,” kata Ketua RT Kampung Tengah Maska, Selasa. 28/05/2024).

Menurut dia, pergerakan tanah tersebut dimulai pada Maret lalu dan saat ini panjang retakan tanah sekitar 480 meter dan kedalaman lebih dari 12 meter.

Akibat longsor ini, 48 rumah dan 57 hektar lahan terancam dan mereka mengungsi ke kerabatnya di Kathu Sha, jelasnya.

Karena kondisi yang memprihatinkan, warga enggan beraktivitas apalagi pada malam hari saat wilayah Garat Selatan diguyur hujan deras selama beberapa pekan terakhir. “Kami khawatir akan terjadinya tanah longsor,” katanya.

Selain itu, komitmen Pemerintah Daerah Garut untuk memindahkan warga ke tempat yang lebih aman juga belum terpenuhi.

“Saat siang hari cerah, warga aktif dan suka mengontrol situasi di desanya,” ujarnya.

Hal tersebut disampaikan Puloh (55), warga Kampung Tengah, Desa Sukamulya. Ia mengatakan, bukit di Kampung Tengah itu terbelah akibat adanya pergerakan tanah akibat hujan deras pada pekan lalu.

 

Banyak desa di kaki bukit Besa yang terancam longsor akibat pergerakan tanah tersebut.

“Sebelumnya ada dua rumah yang roboh di kawasan ini, termasuk rumah orang tua saya,” ujarnya.

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Puloh bersama keluarga dan warga lainnya harus mengungsi ke rumah keluarganya di Desa Cipeundeuy di Desa Sukamulya.

“Kami khawatir perbukitan tempat kami tinggal akan menimbulkan longsor, apalagi saat musim hujan,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *