Tue. Sep 24th, 2024

3 Langkah Penanganan Luka Ringan, IDI: Anak Perlu Tahu Sejak Dini

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Anak-anak berisiko tinggi mengalami cedera. Pada usia aktif, mereka sering terjatuh saat berlari, bersepeda, tertusuk benda tajam, atau mengalami luka bakar ringan saat menembakkan kembang api.

Mengingat hal tersebut, dr Ulul Albab, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Dokter Indonesia (PB IDI), mengatakan penting untuk memberikan edukasi tentang perawatan luka sejak dini.

“Intinya peran guru dan orang tua sangat penting dalam pengajaran pertolongan pertama. Anda bisa mulai mengenali luka yang bisa diobati sendiri, misalnya luka lecet ringan, sayatan, dan luka bakar. Kemudian jika lukanya sudah dirawat dengan baik, terus rawat lukanya dan lanjutkan proses penyembuhannya, kata Ulul Albab di Jakarta, Kamis, 11 Juli 2024.

Perawatan luka ringan yang diajarkan kepada anak sejak dini terdiri dari tiga langkah sebagai berikut: Membersihkan luka.

Debridemen luka merupakan langkah penting dalam proses penyembuhan luka yang optimal. Membersihkan luka dari kotoran dan bakteri mencegah luka terinfeksi. Perlindungan luka

Perlindungan luka merupakan langkah untuk melindungi luka dari kotoran dan bakteri serta mencegah terjadinya infeksi. Untuk melindungi luka, anak dapat menggunakan plester luka tergantung kebutuhan dan besarnya luka.

Usahakan untuk menggunakan bantalan luka anti lengket untuk melepas gips dengan mudah dan tanpa rasa sakit.

Langkah ketiga adalah penyembuhan luka. Anak dapat diajarkan cara menyembuhkan luka dengan aman dan cepat serta mengurangi risiko cedera.

Salah satu cara menyembuhkan luka adalah dengan mengoleskan salep luka secara rutin hingga luka benar-benar sembuh. 

Salep luka membantu menyembuhkan luka kecil lebih cepat dan mengurangi risiko bisul. Menenangkan kulit yang rusak dan teriritasi serta melindungi dan menenangkan kulit yang sangat kering dan pecah-pecah.

“Perawatan luka sangat sederhana, dilakukan dalam tiga langkah: pembersihan, perlindungan, dan penyembuhan. “Ingat selalu untuk membersihkan luka dengan larutan antiseptik untuk mencegah infeksi jika terjadi luka,” jelas Ulul.

Lukanya kemudian bisa dilindungi dengan plester dan terakhir bisa digunakan minyak bawang putih jika perlu cepat sembuh, tambahnya.

Berdasarkan data Riskesnas 2021 tentang kerentanan anak terhadap cedera, terdapat 3,1 persen anak usia 5-14 tahun yang mengalami cedera, angka tertinggi pada anak laki-laki. 

“Jutaan cedera ringan terjadi setiap tahun, dan pertolongan pertama yang tepat adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi luka,” kata Josephine Caroline, manajer senior layanan kesehatan merek Indonesia PT Beiersdorf.

Serangkaian cedera ringan membuat Josephine memulai program kesadaran pengasuhan anak bersama IDI.

Konsep perawatan luka merupakan rangkaian pelatihan pertolongan pertama luka kepada 50.000 anak usia sekolah di 250 sekolah dasar di 5 provinsi. Hal ini merupakan kelanjutan dari program Hansaplas Anak Siaga (ASH) yang telah diluncurkan pada tahun 2015.

“Pada tahun 2024, jumlah anak yang belajar akan meningkat sepuluh kali lipat dibandingkan tahun 2015. Selain itu, Hansaplast juga menjalankan misi sosial dengan mengedukasi anak tentang kepedulian melalui media sosial,” ujarnya.

Lima provinsi sasaran program tersebut adalah: DKI Jakarta Utara, Jawa Barat, Sumatera, Jawa Tengah, Kalimantan Timur.

Selain di IDI, pelatihan dilakukan di sekolah-sekolah yang dipilih oleh dinas pendidikan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *