Fri. Sep 20th, 2024

KJP Pelajar yang Tawuran Berdalih Konvoi Bagi Takjil Terancam Dicabut

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta akan mengusut kasus perkelahian pelajar yang berbasis konvoi pembagian takjil. Dinas Pendidikan DKI telah menyetujui sejumlah sanksi terhadap ratusan pelajar yang ditangkap Polres Jakarta Pusat.

Direktur (Plt) Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo mengatakan, karena perbuatannya, ratusan siswa harus menerima hasil yang akan didapat. Misalnya saja berupa penarikan sebagai penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP).

“Kita mendidik, kita mendidik anak kita menjadi orang yang bertanggung jawab. .termasuk yang terkait dengan KJP,” kata Purwosusilo kepada pers, Kamis (4/4/2024).

Sementara itu, lanjutnya, Dinas Pendidikan DKI Jakarta saat ini sedang melakukan pendataan siswa tawuran yang terdaftar sebagai penerima KJP. Apabila terbukti tidak memenuhi ketentuan penerimaan, maka KJP yang bersangkutan dibatalkan.

“Berhenti bertindak, coba jawab pertanyaan karena ada aturan dan ketentuannya, kalau melanggar akan dicopot, diberhentikan sementara,” kata Purwosusilo.

Nanti kita lihat, kita lihat apakah dia dibawa (dalam mobil), dia membawa obor, membawa bendera, itu yang akan menjadi pertimbangan kami, kata Purwosusilo.

Diketahui, Polres Jakarta Pusat dan Polsek menangkap sebanyak 170 pelajar yang diduga terlibat tawuran dengan sepeda motor karena sedang membagikan takjil di kawasan Jakarta Pusat.

Ratusan mahasiswa ditangkap dari 4 tempat yang kerap dijadikan tempat rusuh dan protes. Detailnya tersedia di Fly Over Roxy Sawah Besar, TL Carolus Senen, Bundaran Hotel Indonesia (HI) Menteng, dan di Fly Over Jalan HBR Motik Kemayoran.

Pada Rabu, 3 April 2024, ratusan mahasiswa yang terlibat tawuran berkumpul di halaman Balai Kota DKI Jakarta untuk dipimpin.

Dalam acara kecil tersebut hadir Polda Metro Jaya, Kapolres Jakarta Pusat, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, dan Divisi Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta.

Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengeluarkan seruan kepada ratusan mahasiswa yang terindikasi berencana melakukan aksi unjuk rasa di Balai Kota Jakarta.

Diketahui, belakangan ini merambah ke jejaring sosial (social network) pelajar yang berwisata dengan ide mengikuti takjil di kawasan Jakarta Pusat.

Dalam acara kecil tersebut hadir Polda Metro Jaya, Kapolres Jakarta Pusat, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta. Orang tua atau wali anak-anak yang terlibat dalam penyerangan juga hadir.

Setidaknya dalam seminggu ini ramai diperbincangkan di media sosial tentang aksi demo mahasiswa yang akhirnya terjadi tawuran di jalanan Salemba, kawasan Gunung Sahari dan lain sebagainya, kata Kapolda Metro Jaya. Susatyo Purnomo Condro di Balai Kota Jakarta, Rabu (3/4/2024).

Susanatyo mengatakan, sejak akhir pekan lalu, timnya telah menangani kejadian tersebut. Sebanyak ratusan mahasiswa, petugas pemadam kebakaran, dan banyak sepeda motor pengunjuk rasa telah diambil.

Dikatakannya, “Kami menangkap 170 mahasiswa yang melakukan protes mahasiswa ini, kami menindak 80 sepeda motor, kami denda, ada 26 obor, 18 bendera.”

Susatyo mengatakan, timnya juga melakukan tes urine terhadap anak-anak yang terlibat tawuran. Dua di antara anak-anak tersebut kedapatan membawa narkoba.

Oleh karena itu, Susatyo mengimbau para orang tua untuk memperhatikan apa yang dilakukan anaknya. Orang tua diminta meningkatkan pengawasannya.

“Kami tidak ingin anak-anak kami, semua anak kami meninggal di jalan dan banyak buktinya, baik ditabrak mobil, kekerasan, senjata tajam (sajam) dan lain-lain,” ujarnya. .

Selama ini, anak-anak yang berkonflik juga diminta berjanji tidak akan melakukan hal serupa lagi. Komitmen ini dituangkan dalam surat yang ditandatangani oleh orang tua/wali.

Tak hanya itu, di akhir pembelajaran, anak yang suka bertengkar juga diminta sujud di kaki orang tua/walinya sebagai tanda meminta maaf atas kelakuannya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *