Tue. Sep 24th, 2024

PTPP Kantongi Kontrak Baru Rp 8,9 Triliun hingga Mei 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT PP (Persero) Tbk (PTPP) telah memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp 8,9 triliun hingga Mei 2024. Pencapaian tersebut meningkat 31,35% year-on-year (YoY) menjadi Rp6,7. triliun. 

Mengutip informasi yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI) tertulis Senin (10/6/2024), perolehan nilai kontrak tersebut didominasi oleh proyek dengan sumber pendanaan pemerintah sebesar 53,02%, BUMN sebesar 32,49% dan sumber pendanaan swasta. sebesar 14,49%.

Nilai kontrak tertinggi diperoleh pada sektor jalan dan jembatan dengan persentase sebesar 55,06%, sektor konstruksi 39,30%, pelabuhan 3,84%, industri 1,09%, sektor migas 0,53% dan pembangkit listrik 0,18%.

Pencapaian penerimaan nilai kontrak PTPP Mei 2024 antara lain proyek peningkatan jalan modal KIPP Indonesia; The West Residence sebesar Rp732 miliar, proyek residensial Freeport Portsite sebesar Rp326 miliar, dan perolehan kontrak baru dengan anak usaha sebesar Rp1,36 triliun. Pipeline proyek ibu kota negara PTPP terus meningkatkan komitmennya dalam penyelesaian dan dukungan pembangunan infrastruktur, termasuk proyek di ibu kota negara (IKN). 

Beberapa proyek di kawasan IKN telah berhasil diselesaikan PTPP dengan progres 100%, yaitu Proyek Persiapan KIPP Tahap 1, Proyek Persiapan KIPP Tahap 2, Proyek Dermaga Logistik IKN dan Proyek Pembangunan Poros Nasional Sisi Barat Tahap 1.

Progres pelaksanaan proyek pembangunan Istana Negara dan lapangan seremonial Wilayah Presiden mencapai 69,4% atau melampaui target yang direncanakan sebesar 1,3%. Selain itu, proyek gedung Kantor Presiden juga menunjukkan kemajuan positif dengan realisasi progres sebesar 89,9% atau 0,7% di atas target yang direncanakan.

“Dengan tercapainya kontrak baru pada bulan Mei, kami semakin optimistis mampu mencapai target tersebut pada tahun 2024. PTPP terus mendukung pemerintah dalam menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional, terutama yang akan ditugaskan pada tahun ini, kata Bakhtiyar Efendi selaku Senior Vice President Corporate Secretary PTPP.

Sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berhasil mendapatkan kontrak baru senilai Rp 4,9 triliun pada kuartal I 2024. CEO PT PP Roman Arsyad mengatakan beberapa proyek yang sudah dalam proses tender akan dipresentasikan pada kuartal II 2024.

Sementara itu, pihaknya telah mendapatkan kontrak senilai Rp 11,23 triliun hingga Maret 2023 dari proyek di Ibu Kota Negara (IKN) nusantara, Kalimantan Timur.  

Direktur Operasional Infrastruktur PT PP Yul Ari Pramuraharjo mengatakan, banyak proyek perseroan di IKN yang saat ini masih dalam tahap pembangunan.

Ada beberapa proyek yang telah selesai, yakni Pusat Umum Pusat (KIPP) 1 dengan nilai kontrak Rp100 miliar dan KIPP 2 dengan nilai kontrak Rp335 miliar. Beberapa proyek lainnya dijadwalkan selesai pada Agustus 2024.

Jadi untuk progres seperti ini tiga paket 100%, sisanya bervariasi, ada yang melebihi 10% sampai 50% dengan total sampai sekitar Maret, kata Yule dalam jumpa pers, Rabu (24/04/2024). Daftar proyek

Yule menambahkan, proyek konstruksi lain yang sedang dikerjakan adalah Bandara VVIP, Tol 3B, Poros Kebangsaan Barat, dan Tol 6C.

Pada saat yang sama, perseroan juga sedang mengerjakan sejumlah proyek konstruksi. Direktur Operasional Gedung PTPP Yuyus Juarsa mengatakan, proyek pembangunan yang sedang dikerjakan adalah Istana Kepresidenan, Kantor Presiden, Apartemen ASN-Hankam, Kompleks Perkantoran Bank Indonesia (BI), dan Gedung Kementerian PUPR.

 

 

Sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) memutuskan tidak membagikan dividen tahun buku 2023. Perseroan mengungkapkan saat ini tengah fokus memperkuat struktur permodalan. 

CFO PT PP Tbk Agus Purbianto mengatakan, tren suku bunga akibat permasalahan domestik dan global membuat perseroan perlu menambah kas untuk menghindari bertambahnya utang.

“Sedangkan meningkatkan arus kas untuk menghindari bertambahnya utang, upayanya bukan dengan membagikan dividen,” kata Agus dalam konferensi pers, Rabu (24/04/2024). 

Agus menambahkan, kenaikan suku bunga akan mempengaruhi pembiayaan jangka menengah dan panjang Perseroan, khususnya obligasi. 

“Tapi kalau perbankan tidak serta merta naik, jadi biasanya kita negosiasi. Untuk mitigasinya, kami memperpendek jangka waktunya,” kata Agus. 

Sementara itu, pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Rabu 24 April 2024, PTPP menyetujui beberapa perubahan pengurus perseroan. 

Hasil RUPST menyetujui pengangkatan Pundjung Setya Brata sebagai direktur independen baru perseroan menggantikan Loso Judiyanto. 

Sedangkan untuk Direksi, RUPST menyetujui pemberhentian dengan hormat Sinurlinda Gustina sebagai Direktur Strategi Korporasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia dan Eddie Herman Harun sebagai Direktur Operasional EPC. 

RUPST juga menyetujui penunjukan I Gede Upeks Negara sebagai Direktur Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Sumber Daya Manusia Perseroan dan penunjukan Tommy Wiranatha Anwar sebagai Direktur Manajemen Risiko dan Jaminan Hukum.

 

Sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengakui bisnis properti lesu sepanjang tahun 2023. Hal ini menyebabkan turunnya laba tahun berjalan pada tahun 2023 menjadi 127,09 triliun rupiah dari 365,74 triliun rupiah pada tahun 2022.

Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengatakan, hal ini terutama disebabkan lesunya bisnis properti yang dijalankan anak usaha perseroan.

Meski demikian, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 77,17% menjadi 481,37 miliar rupiah. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun 2022 adalah sebesar 271,7 miliar rupiah.

“Laba tahun 2023 jika seluruh grup PP termasuk 60 anak perusahaan dikonsolidasi memang akan turun hingga Rp 127 miliar, namun pada sektor konstruksi induk akan meningkat sekitar 70 persen dibandingkan tahun lalu. Ini sedikit menjadi kendala bagi anak-anak perusahaan, terutama di bidang real estate yang bisnisnya masih cukup berat,” kata Bakhtiyar kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, seperti dikutip Jumat (22/03/2024).

Tahun lalu, perusahaan juga merombak bisnis real estatnya, dimana beberapa proyek konstruksi terhenti. Sehingga penjualan yang diperkirakan sebelumnya tidak tercapai. Sementara itu, beban keuangan masih bertambah.

“Tetapi pada tahun 2024, kami berencana untuk sehat kembali. Itu sebabnya kami membiayai kembali, kami membuatnya lebih efisien di sektor real estate. Jadi kemarin kami cukup baik di pihak induknya, PTPP di bisnis konstruksi. Cuma investasinya sedikit kurang bagus, makanya (laba) konsolidasinya sedikit turun di 2023,” kata Bakhtiyar.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *