Tue. Sep 24th, 2024

Bursa Saham Asia Loyo Usai Rilis Data Ekonomi China dan Jepang

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Saham-saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Senin (23/9/2024) karena investor mempertimbangkan keputusan kebijakan moneter Jepang dan China hingga 20 September 2024. Itu setelah bank sentral AS. ) atau Federal Reserve memangkas suku bunga minggu lalu, yang menyebabkan reli pasar.

Menurut CNBC pekan lalu, data menunjukkan bahwa tingkat pengangguran kaum muda Tiongkok telah meningkat selama dua bulan berturut-turut dan diperkirakan mencapai puncaknya pada tahun 2024.

Meskipun ada seruan untuk menurunkan suku bunga, bank sentral Tiongkok, atau Bank Rakyat Tiongkok, secara tak terduga mempertahankan suku bunga utamanya tidak berubah pada hari Jumat.

Pertemuan kebijakan dua hari Reserve Bank of Australia dimulai pada hari Senin minggu ini. Pejabat bank sentral akan menetapkan jalur kebijakan moneter pada hari Selasa minggu ini.

Di sisi lain, Indeks Harga Konsumen (CPI) Singapura diperkirakan tumbuh sebesar 2,6 persen tahun ke tahun, dibandingkan dengan 2,5 persen pada bulan Juli 2024.

CPI tahun lalu turun menjadi 2,15 persen, turun dari 2,4 persen bulan lalu.

Sebuah saham sedang berlibur. Sedangkan indeks ASX 200 turun 0,43 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,15 persen, sedangkan indeks Kosdaq tidak banyak berubah. Indeks Hang Seng berjangka berada di 18,199, turun dari sebelumnya 18,258.57. Selain itu, indeks CSI 300 berada di 3.183,8, turun dari sebelumnya 3.201,05.

Di sisi lain, tiga indeks utama Wall Street bervariasi pada pekan lalu. Dow naik 0,09 persen ke rekor tertinggi 42.063,36. Indeks S&P 500 berada di 5.702,55. Nasdaq turun 0,36 persen menjadi 17.948,32.

Sebelumnya, pada Jumat 20 September 2024, saham Asia Pasifik diperdagangkan. Indeks Nikkei 225 Jepang naik karena Wall Street menguat setelah bank sentral AS, atau Federal Reserve, memangkas suku bunga.

Bank of Japan mempertahankan suku bunga utamanya sebesar 0,25 persen, yang merupakan tingkat tertinggi sejak 2008, menurut CNBC.

Di sisi lain, indeks harga konsumen inti (YoY) Jepang naik 2,8 persen tahun ke tahun, menurut perkiraan Reuters. Indeks harga konsumen inti naik 2,7 persen dari bulan sebelumnya. Tidak termasuk makanan segar dan energi, inflasi sebesar 2 persen dibandingkan dengan 1,9 persen pada bulan sebelumnya.

Sedangkan yen Jepang menguat 0,30 persen menjadi 142,20 persen terhadap dolar AS.

Selain itu, Tiongkok telah mempertahankan suku bunga pinjaman utamanya. Suku bunga acuan pinjaman satu tahun yang mempengaruhi kredit korporasi dan perumahan adalah 3,35 persen. Sedangkan suku bunga acuan KPR lima tahun sebesar 3,85 persen.

Indeks Nikkei 225 Jepang meningkat 1,53 persen menjadi 37.723,91. Indeks Nikkei naik lebih dari 3 persen dalam seminggu. Indeks Topix naik 0,97 persen menjadi 2.642,35.

Indeks Hang Seng menguat 1,27 persen. Di sisi lain, indeks CSI 300 naik 0,16 persen menjadi 3.201,05. Kospi Korea Selatan naik 0,49 persen menjadi 2.593,37. Indeks Kosdaq naik 1,19 persen menjadi 748,33. ASX 200 Australia naik 0,21 persen menjadi 8,209.5.

Sebelumnya pada perdagangan Jumat, Wall Street membaik. Indeks acuan Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik sedikit dan ditutup pada rekor baru.

Kenaikan Dow pada hari Senin adalah kenaikan satu minggu terbesar sejak Federal Reserve melonggarkan kebijakan suku bunga dalam empat tahun.

Dow naik 38,17 poin, atau 0,09%, menutup minggu ini pada rekor tertinggi 42.063,36, CNBC melaporkan Sabtu (21/9/2024).

Indeks S&P 500 berakhir turun 0,19% pada 5.702,55. Sedangkan Nasdaq Composite berakhir melemah 0,36% pada 17.948,32.

Pada hari Kamis, Dow mencapai rekor tertinggi lebih dari 42,000 dan S&P 500 mencapai 5,700 untuk pertama kalinya.

Tiga indeks utama Wall Street menguat minggu ini. S&P 500 naik 1,36% dan membukukan minggu positif kelima dalam enam tahun. Pada tahun 2024 indeksnya meningkat lebih dari 19%.

Dow naik 1,62% untuk minggu ini, sedangkan Nasdaq yang didominasi teknologi naik 1,49%.

Bank sentral AS, atau Federal Reserve, memangkas suku bunga sebesar setengah poin persentase pada Rabu sore, penurunan pertama sejak tahun 2020.

 

 

Dalam reaksi yang lambat, pasar menguat karena investor mencari saham teknologi seperti Nvidia dan saham seperti Home Depot yang memanfaatkan suku bunga rendah.

Dalam pidato pertamanya sejak konferensi pers Ketua Fed Jerome Powell, Ketua Federal Reserve Christopher Waller mengatakan inflasi turun lebih cepat dari perkiraan dan akan mendukung penurunan setengah poin.

“Investor melihat penurunan suku bunga secara agresif sebagai katalis positif,” kata Mark Hackett, kepala analis investasi di Nationwide.

Hackett melanjutkan bahwa The Fed mampu meyakinkan investor bahwa hal itu merupakan langkah proaktif untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi dibandingkan langkah reaktif menuju stabilitas.

“Reaksi pasar yang kuat mencerminkan kepercayaan investor terhadap Federal Reserve dan mentalitas ‘gelas setengah penuh’,” katanya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *