Wed. Sep 25th, 2024

Menko Luhut Tak Setuju Mantan Bos Pertamina Dibui: Jangan Samakan Risiko Bisnis dengan Korupsi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendesak BUMN melakukan ekspansi ke luar negeri untuk menjaga ketahanan energi nasional. Meski diakuinya banyak aspek risiko dalam proses bisnis ini.

Untuk mengawal proses tersebut, pemerintah saat ini sedang menyiapkan kerangka hukum tahapan ekspansi BUMN. Misalnya saja yang dilakukan PT Pertamina (Persero) terhadap berbagai sumber energi di luar negeri.

“Kami juga mendorong BUMN energi Indonesia untuk melakukan ekspansi ke luar negeri. Hal ini pula yang akan kami lakukan, yang berlanjut hingga saat ini, dengan memberikan payung hukum bagi instansi pemerintah ketika melakukan ekspansi ke luar negeri, seperti yang terjadi pada PT. Pertamina dan perusahaan lainnya,” kata Menko Luhut pada National Supply Chain and Capability Summit 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (14/8/2024).

Dalam rangka ekspansi usaha ini, ia menyadari ada risiko, misalnya kerugian. Dia menyinggung kasus pengadilan yang melibatkan mantan Pimpinan Pertamina yang ditangkap sebanyak dua kali.

Merujuk pada nama mantan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan yang divonis pailit karena proses ekspansi bisnis. Karen diketahui divonis 9 tahun penjara dalam kasus pembelian gas alam cair (LNG) dari kilang di Amerika Serikat pada 2011-2014.

Menko Luhut menegaskan, dirinya tidak setuju jika risiko bisnis hanya dipandang sebagai korupsi.

“Tahukah Anda, saya juga melihat ada masalah, mantan CEO perusahaan itu (Pertamina) ditangkap dua kali karena… jujur ​​saya tidak setuju dengan itu. bisa memanjat. Bagaimana Anda mempertahankan profitabilitas? Pernikahan pun ada risikonya,” jelasnya.

Bahkan, dia terang-terangan menjelaskannya dalam rapat kabinet. Menurut dia, sanksi yang dijatuhkan merupakan tindakan tidak adil mengingat persoalan risiko ekspansi usaha.

“Jadi kalau begini, korupsi (risiko bisnis) tidak bisa disalahkan. Saya tidak setuju. Jadi, hal seperti itu harus kita audit. Saya juga mengusulkan itu di rapat kabinet. Saya bilang itu tidak adil. ., itu tidak adil,” kata Menko Luhut.

Diberitakan sebelumnya, mantan Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Galaila Karen Kardinah alias Karen Agustiawan divonis 9 tahun penjara dan denda Rp 500 juta terkait dugaan korupsi pembelian bahan bakar cair. gas (LNG) ). ) Pertamina selama periode 2011-2014.

“Terdakwa Karen Agustiawan divonis pidana penjara selama 9 tahun dan denda Rp. 500 juta subsider tiga bulan penjara,” kata Ketua Hakim Maryono saat membacakan putusannya di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (24). / 6/2024) kemarin. Profil Karen Agustiawan

Galaila Karen Agustiawan, atau akrab disapa Karen Agustiawan, merupakan salah satu dari sekian banyak lulusan ITB yang sukses mengibarkan benderanya sendiri di sektor industri Indonesia. Karen mulai dikenal publik sejak menjadi CEO Pertamina pada 2009-2014.

Karen mulai meniti karir di bidang energi, khususnya di bidang perminyakan, sejak lulus dari Teknik Fisika ITB pada tahun 1983. Karir profesionalnya dimulai di perusahaan minyak Mobil Oil Indonesia hingga tahun 1996 atau saat perusahaan tersebut diakuisisi oleh Exxon Mobil.

Bakat kepemimpinan dan pengalamannya di sektor migas mulai mendapat perhatian lebih sejak Desember 2006. Karen ditunjuk sebagai anggota tim khusus oleh Ari H. Soemarno yang tak lain adalah Direktur Jenderal Pertamina sendiri saat itu.

Pada bulan Maret 2008, pemerintah Indonesia mengangkatnya sebagai Direktur Hulu, menggantikan Sukusen Soemarinda. Kurang dari setahun menjabat Direktur Hulu, Karen menerima amanah menjadi perempuan pertama yang menduduki posisi CEO PT Pertamina.

Istri Heman Agustiawan ini banyak melakukan reformasi di perusahaan minyak nasional Indonesia. Dimulai dengan peningkatan ekstraksi minyak mentah, Karen bertujuan menjadikan Pertamina sebagai perusahaan energi kelas dunia pada tahun 2025 melalui program Energizing Asia.

Salah satu dari 50 pengusaha wanita paling berpengaruh di Asia, versi majalah Forbes, juga merupakan pionir dalam upaya kolaborasi dengan PT PLN untuk menggunakan bioetanol sebagai pengganti solar.

Karen menegaskan, visi baru Pertamina adalah menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia. Sedangkan misi perusahaan adalah menjalankan usaha di bidang minyak, gas, dan energi baru terbarukan secara terpadu, berdasarkan prinsip komersial yang kuat. Visi Dirut Pertamina juga merambah ke bidang pendidikan melalui mimpinya berkolaborasi dengan dunia. Institut Européen d’Administration des Affaires (INSEAD) akan membangun universitas panas bumi di Indonesia.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *