matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Presiden AS Joe Biden mengumumkan akan menaikkan tarif kendaraan listrik buatan China hingga 100%. Kenaikan menjadi 100% berarti tarif pajak akan naik empat kali lipat dari sebelumnya dan berlaku mulai 27 September 2024.
Tentu saja, tarif tersebut tidak hanya berlaku untuk mobil listrik. Produk-produk seperti sel surya, baja, aluminium, baterai, dan mineral juga terkena dampak kenaikan tarif.
Tiongkok diperkirakan akan menaikkan tarif sebesar 50% untuk panel surya dan 25% untuk baja, aluminium, baterai motor listrik, dan mineral dasar. Tiongkok akan mengenakan tarif 50% pada semikonduktor pada tahun 2025 dan tarif 25% pada baterai lithium-ion, mineral, dan komponen untuk laptop dan telepon seluler mulai 1 Januari 2026.
Pemerintah AS telah mengabaikan tuntutan industri otomotif untuk menurunkan tarif grafit dan mineral. Hal ini dapat mempengaruhi permintaan produksi baterai kendaraan listrik di Amerika Serikat.
Kenaikan tarif pajak mobil Tiongkok akan diterapkan tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di benua tersebut.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Lael Brainard mengutip Arenayev pada Senin (23/9/2024) yang mengatakan keputusan tersebut bertujuan untuk memastikan industri kendaraan listrik AS tidak terlalu bergantung pada pasokan China.
Tarif ini penting untuk melawan kebijakan subsidi dan transfer teknologi pemerintah Tiongkok yang menyebabkan kelebihan kapasitas.
Selain itu, terdapat kekhawatiran bahwa mobil listrik asal Tiongkok akan memperoleh “keunggulan biaya yang tidak adil” dan akan dengan cepat mengambil alih pasar mobil di banyak negara.
Namun, jika produk Tiongkok terkena dampaknya, mitra industri otomotif Amerika mungkin akan menaikkan harga dan konsumen akan membayar lebih untuk mobil listrik.
Berdasarkan rencana kebijakan ini, Tiongkok sering mengancam Amerika Serikat dengan kenaikan tarif yang mereka anggap sebagai “intimidasi.” Tiongkok juga menegaskan bahwa kesuksesan bisnis di pasar global berasal dari inovasi, bukan negara.