Wed. Sep 25th, 2024

Dampak Pandemi Covid-19: Layanan TBC dan HIV di Indonesia Menurun

matthewgenovesesongstudies.com, Yogyakarta – Peneliti Domino Study dari Pusat Pengobatan Tropis (PKT) UGM, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Universitas New South Wales (UNSW), Australia dan London School of Health Tropical Medicine, Inggris mengatakan. bahwa pandemi ini berdampak pada pengobatan tuberkulosis (TB) dan human immunodeficiency virus (HIV). Menurut salah satu peneliti utama The Domino Study, Ari Probandari, dampak tersebut terlihat dari penelitian yang dilakukan selama 2 tahun terhadap layanan TBC dan HIV di kota Yogyakarta dan Bandung sebelum dan selama pandemi. 

Dua kota dipilih untuk penelitian ini karena tingginya jumlah kasus dan pengumpulan data dari sistem informasi TB dan HIV di kedua wilayah tersebut. Hasilnya adalah penurunan jumlah pasien yang menjalani tes TBC hingga 38 persen. Padahal, penemuan kasus merupakan salah satu elemen penting dalam upaya pemberantasan tuberkulosis di Indonesia.  

“Tingkat kegagalan pengobatan juga meningkat satu setengah kali lipat,” tambah guru besar kesehatan masyarakat itu dalam dialog kebijakan bertajuk “Epidemi/Darurat Kesehatan Masyarakat” yang digelar secara hybrid di El Hotel Malioboro pada Rabu, 28 Agustus 2024.

Tidak hanya tuberkulosis, penurunan pelayanan juga terlihat pada pengobatan HIV, mulai dari jumlah kunjungan pasien ke fasilitas kesehatan hingga pasien yang memulai dan melanjutkan pengobatan HIV. Studi kualitatif ini juga menghasilkan beberapa temuan seperti hilangnya kemampuan finansial yang menyebabkan beberapa pasien putus pengobatan. “Kalaupun biaya pengobatannya dibiayai pemerintah, pasien tetap menanggung biaya pengobatannya,” jelasnya.

Dari kajian penurunan layanan TBC dan HIV, para peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi, salah satunya adalah memperluas asuransi kesehatan bagi pasien yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi. Ketua Satgas HIV dan PIMS Kemenkes RI Endang Lukitosari menjelaskan, hasil penelitian ini penting untuk meningkatkan kesadaran mengantisipasi keadaan darurat seperti pandemi COVID-19 sebelumnya. “Kita juga perlu melakukan diversifikasi layanan agar pelayanan pasien tidak terganggu,” ujarnya. 

Menyikapi temuan menurunnya layanan TBC dan HIV, Ketua Satgas TBC Kementerian Kesehatan RI Tiffany Tiara Pakasi melakukan sidak langsung ke lokasi. Hal ini menyoroti tantangan kekurangan obat selama pandemi. “Dalam hal kekurangan obat, ini adalah masalah yang sedang kita hadapi di seluruh dunia,” katanya.

Sementara itu, Ira Dewi Jani, MT, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, mengapresiasi hasil penelitian tersebut untuk mengadvokasi pemerintah daerah. “Kami kira pandemi ini ada dampaknya, tapi perlu dibuktikan secara ilmiah,” ujarnya. 

Kepala Bidang Pengelolaan Data P2P dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Lana Unwana menjelaskan, pandemi terakhir ini melibatkan semua negara. Namun menurutnya, pandemi ini juga memberikan pelajaran untuk selalu kreatif dan inovatif dalam melakukan terobosan di berbagai hal. “Saya juga bersyukur di masa pandemi pengobatan TBC, daerah saya mendapat dukungan dari Zero TB Yogyakarta, sebuah inisiatif dari FK-KMK UGM yang pada dasarnya melakukan deteksi kasus aktif menggunakan mobile X-ray,” ujarnya.

Di akhir dialog, Ari Probandari menekankan pentingnya interaksi multilateral dalam konteks kesiapsiagaan menghadapi keadaan darurat di masa depan, salah satunya adalah layanan TBC dan HIV yang terkena dampak pandemi. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *