Wed. Sep 25th, 2024

Pasien Jantung Boleh Makan Kuning Telur Enggak Sih?

matthewgenovesesongstudies.com, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Rita Ramulis yang berbasis di Jakarta mengatakan, pasien jantung tetap boleh mengonsumsi kuning telur. Namun, perlu diketahui bahwa Anda menggunakannya dalam porsi yang teratur.

Lantas, berapa banyak lagi kuning telur yang boleh dimakan oleh penderita penyakit jantung?

“Kuning telur tetap diperbolehkan dimakan oleh penderita jantung, yaitu seminggu lima butir atau sehari satu butir masih diperbolehkan.

Bila menggunakan kuning telur, penderita jantung sebaiknya membatasi makanan lain, seperti daging merah berlemak dan makanan yang digoreng seperti digoreng, dibakar, dan ditaburi santan. Rita mengatakan, makanan tersebut paling berdampak terhadap kesehatan jantung. Manfaat Kuning Telur

Rita membenarkan kuning telur mengandung kolesterol tinggi. Namun kolesterol memiliki khasiat lain yang baik bagi tubuh.

“Kuning telur mengandung biotin yang merupakan bahan utama tubuh kita untuk membuat vitamin D dan berperan sebagai anti inflamasi,” ujarnya dalam temu media online bersama Kementerian Kesehatan RI, Senin (23). ) /9/2024).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Siti Nadia Tarmiji mengatakan, usia penderita penyakit jantung telah berubah. Dulu banyak yang tua, sekarang banyak yang muda. 

“Penyakit jantung ini dimulai sejak usia muda sehingga kita tahu risikonya sebenarnya sangat rendah,” kata Nadia.

Ia pun membeberkan alasan mengapa banyak anak muda menderita penyakit jantung, yakni gaya hidup.

“Gaya hidup yang tidak sehat, kurang aktivitas, kebiasaan merokok, baik rokok tradisional maupun rekreasional, tentu meningkatkan risiko penyakit jantung,” ujarnya.

Selain itu, pola makan yang tidak sehat juga meningkatkan risiko penyakit jantung. Terutama bagi penderita obesitas, hipertensi, diabetes melitus.

“Itu membuat orang mengalami penyakit jantung koroner.” “Dan 50 persen penderita gangguan jantung mengalami serangan jantung mendadak,” jelas Nadia.

Nadia mengingatkan, penyakit jantung merupakan penyakit tidak menular yang membutuhkan proses panjang untuk bisa bertahan.

“Penyakit tidak menular tidak disebabkan oleh virus, bakteri atau lainnya, melainkan oleh tiga faktor, yaitu faktor genetik, lingkungan, dan perilaku.

“Jadi jantung sangat-sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku. Untuk mengendalikannya, pastikan konsumsi gula dan lemaknya tidak terlalu banyak. Pola makan yang sehat dengan bahan-bahan yang ada di piring saya,” saran Nadia.

Ia juga meminta mereka untuk tidak merokok dan minum minuman beralkohol. Jika faktor risiko tersebut terkendali, masyarakat bisa terhindar dari penyakit jantung jika dilanjutkan dengan Nadia.

Selain itu, Nadia mengatakan ia memiliki dua keunggulan untuk melindungi dirinya dari risiko penyakit jantung. Pertama menghindari faktor risiko dan kedua mengelola penyakit penyerta.

“Jika faktor risikonya hilang dan penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes atau penyakit lainnya berkembang, bahkan pada tahap tersebut kita dapat mencegah penyakit tersebut berkembang menjadi penyakit yang lebih serius.” “Itu harus dilakukan untuk mengendalikan penyakit-penyakit ini,” katanya.

Dengan menghindari faktor risiko dan mengelola penyakit penyerta, masyarakat dapat membantu mengurangi biaya pengobatan.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *