Wed. Sep 25th, 2024

Singapura Izinkan 16 Jenis Serangga untuk Dikonsumsi, Ada Cacing sampai Belatung Kumbang

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pada Senin 8 Juli 2024, Singapore Food Agency (SFA) menyetujui 16 jenis serangga seperti cacing super untuk dikonsumsi manusia. SFA menyatakan akan segera mengeluarkan izin impor serangga dan produk serangga. Spesies-spesies ini dianggap memiliki perhatian peraturan yang rendah.

“Serangga untuk konsumsi manusia atau pakan ternak harus mematuhi pedoman SFA, termasuk memberikan bukti dokumenter bahwa jenis serangga yang diimpor telah dipelihara di fasilitas yang diatur keamanan pangan dan tidak dipanen secara liar,” tulis SFA dalam sebuah pernyataan. Menurut CAN, Senin.

Serangga yang tidak termasuk dalam daftar 16 SFA harus menjalani evaluasi untuk memastikan mereka aman untuk dimakan, kata badan tersebut. Perusahaan yang menjual makanan kemasan yang mengandung serangga wajib memberi label pada kemasannya agar konsumen dapat mengambil keputusan yang tepat dalam membeli produknya.

SFA memberikan daftar spesies serangga yang dianggap aman untuk dikonsumsi, serta tahapan kehidupan serangga yang diperbolehkan untuk dikonsumsi. Di dalamnya terdapat beberapa spesies jangkrik dan belalang dalam tahap dewasa. Beberapa kumbang, ulat, kumbang putih, dan badak raksasa hanya diperbolehkan dalam tahap larva.

Setelah itu, ulat lilin besar dan ulat lilin kecil hanya boleh dimakan dalam tahap larva, ulat sutera diperbolehkan baik dalam tahap larva maupun pupa atau kepompong. Lebah Barat juga diizinkan untuk digunakan dalam tahap larva dan dewasa. 

Kebijakan tersebut sedianya berlaku pada tahun 2022, namun molor dari rencana awal dan resmi berlaku pada Juli 2024. Kebijakan konsumsi hama ini diputuskan setelah SFA menggelar konsultasi publik pada 5 Oktober hingga 4 Desember 2022. Produk pengendalian dan pengendalian hama.

 

SFA menyatakan telah melakukan tinjauan ilmiah pada Oktober 2022 dan menyimpulkan bahwa beberapa serangga yang pernah dikonsumsi manusia dapat dimakan langsung atau dijadikan makanan ringan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) telah mempromosikan penggunaan serangga oleh manusia dalam upaya memberi makan populasi dunia yang terus bertambah dengan cara yang lebih terjangkau dan berkelanjutan. FAO telah mengungkapkan bahwa serangga yang dapat dimakan memberikan nutrisi yang lebih baik, membutuhkan lebih sedikit pakan dan menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca dibandingkan hewan ternak.

Selain serangga, SFA mengatakan pihaknya juga akan mengizinkan ulat sutera untuk dikonsumsi manusia. Ulat sutera dimakan di Cina, Malaysia dan banyak tempat lainnya. Ulat sutera menghasilkan kepompong yang mengandung serat sutera yang mengandung dua protein penting yang disebut sericin dan fibroin.

Pada saat itu, SFA mengatakan pihaknya mengizinkan konsumsi fibroin kepompong ulat sutera, protein yang disetujui di Korea Selatan dan Jepang dan secara umum diakui aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat.

Profesor William Chen, direktur program ilmu dan teknologi pangan Universitas Teknologi Nanyang, mengatakan bahwa meskipun konsumsi serangga tidak diketahui di beberapa negara Asia, memasukkan serangga utuh langsung ke menu restoran mungkin masih menjadi tantangan karena adanya hal negatif secara umum. Persepsi serangga.

“Salah satu cara memasukkan serangga ke dalam pola makan kita adalah dengan menambahkan protein serangga ke dalam makanan yang kita kenal, seperti pasta,” kata Cohen, seperti dilansir Global matthewgenovesesongstudies.com pada 8 April 2023.

“Saya dapat dengan yakin mengatakan bahwa setelah mencicipi spageti bolognese dengan pasta berbahan dasar protein ulat bambu – tanpa melihat bentuk utuh serangga tersebut dan mengubah rasanya – konsumen perlahan-lahan menerima makanan berbahan dasar serangga,” lanjutnya.

Namun, mereka yang ingin memasukkan larva lalat hitam sebagai makanan harus mendapat persetujuan dari SFA karena tidak ada riwayat konsumsi manusia. Larva lalat prajurit hitam digunakan untuk mengolah limbah makanan di Singapura. Larva memakan limbah hingga empat kali berat tubuhnya dan kemudian mengeluarkan kotoran, yang digunakan sebagai pupuk. 

Larvanya digunakan sebagai pakan ikan dan udang. Sebelum Singapura, Inggris mengembalikan ulat dan jangkrik domestik ke dalam makanan warganya. Menurut Vice News World, penjualan pestisida oleh perusahaan-perusahaan di negara tersebut telah dilarang karena keputusan mereka untuk meninggalkan Uni Eropa (UE).

Brexit memicu peraturan yang berarti serangga yang dapat dimakan tidak lagi memiliki payung hukum untuk mengatur konsumsinya di Inggris. Anggota industri serangga yang dapat dimakan di Inggris kini dapat bernapas lega setelah pemerintah setuju untuk tidak diinstruksikan untuk berhenti menjual serangga setelah Brexit.

Ketika Inggris keluar dari UE, banyak peraturan UE yang disalin dan ditempelkan ke dalam undang-undang Inggris. Namun, hal ini terjadi tanpa adanya langkah transisi untuk mendukung bisnis melalui undang-undang baru tersebut.

Perusahaan seperti Horizon Insects, yang berbasis di London, telah diperintahkan oleh otoritas setempat untuk berhenti memproduksi serangga, dan perusahaan asuransi menolaknya. Akibatnya, mereka memusnahkan 100 kilogram ulat bambu dan terpaksa berhenti menjualnya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *