Sat. Sep 28th, 2024

Verona Indah Pictures Incar Modal Rp 218,71 Miliar Lewat IPO, untuk Apa?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Verona Indah Pictures Tbk (VERN) akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (IPO).

Dalam kegiatan tersebut, perseroan berencana menawarkan sebanyak-banyaknya 1.121.650.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp80 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan setara dengan 23,54% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Harga penawaran dipatok sekitar Rp 190 – Rp 195 per saham.

Dengan demikian, perseroan berpotensi menghimpun dana baru hingga Rp 218,71 miliar dari IPO. Perseroan juga menerbitkan atau mengeluarkan sebanyak-banyaknya 560.825.000 Saham Seri I dengan jumlah saham baru Perseroan sebesar 15,39% dari seluruh jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh.

Waran Seri I diterbitkan secara cuma-cuma sebagai insentif kepada pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal pemisahan. Artinya setiap pemilik 2 saham baru perusahaan tersebut mempunyai 1 lini yang saya jamin.

Saya menjamin bahwa setiap 1 baris memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli 1 saham baru perusahaan yang diterbitkan dalam portofolionya. Waran Seri I adalah surat berharga yang memberikan hak kepada pemegang setiap 1 waran Seri I untuk memiliki 1 saham baru perseroan dengan nilai nominal Rp80.

Seluruh Waran Seri I akan dapat ditebus dari Portofolio dengan harga pelaksanaan Rp 216, dapat ditebus selama 6 bulan berikutnya sejak tanggal penerbitan Seri I, berlaku mulai tanggal 8 April 2025 sampai dengan tanggal 8 Oktober 2025. Is. 2025. Total pendapatan pelaksanaan Seri I maksimal Rp 121,14 miliar.

Berdasarkan publikasi perseroan di laman e-IPO, Kamis (19/9/2024), sebesar 7,33 persen dana IPO akan dialokasikan untuk akuisisi aset berupa tanah dan bangunan.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Termasuk namun tidak terbatas pada kegiatan produksi dan/atau akuisisi film, sinetron, atau serial digital dan pembiayaan kegiatan pemasarannya, serta pembiayaan kebutuhan operasional perusahaan.

 

Sedangkan seluruh dana yang diterima perseroan dari pelaksanaan Seri I akan digunakan untuk modal kerja perseroan yakni memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Antara lain, namun tidak terbatas pada, dengan membiayai kegiatan produksi dan pemasaran film, serial atau serial digital, membayar gaji staf dan biaya operasional umum perusahaan.

Mulai tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2025, perseroan akan membagikan dividen tunai sebesar 30% dari laba bersih perseroan. Pada tahun-tahun sebelumnya, Perseroan tidak pernah membagikan dividen kepada pemegang saham, kecuali pada tahun 2023 berupa pembagian dividen (interim) berdasarkan perhitungan laba ditahan sampai dengan tanggal 30 November 2023. program IPO

Periode Penawaran Awal: 18-25 September 2024

Perkiraan tanggal efektif: 30 September 2024

Perkiraan masa penawaran umum: 2-4 Oktober 2024

Perkiraan Tanggal Pengiriman: 4 Oktober 2024

Perkiraan tanggal pengiriman saham dan waran Seri I secara elektronik: 7 Oktober 2024

Perkiraan tanggal pencatatan saham Seri I dan waran di BEI: 8 Oktober 2024

Perkiraan awal perdagangan Seri I: 8 Oktober 2024

Perkiraan penutupan usaha Jaminan Seri I:

– Pasar reguler dan bursa: 3 Oktober 2025

– Pasar Tunai: 7 Oktober 2025

Perkiraan periode pelaksanaan Seri I: 8 April – 8 Oktober 2025

Perkiraan tanggal penyelesaian Seri I: 8 Oktober 2025

 

 

 

Sebelumnya, tren pencatatan saham melalui penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tampak sepi pada tahun ini. Hingga semester I tahun ini, bursa sudah kedatangan 32 emiten baru, jauh dari target bursa sebanyak 62 IPO hingga akhir tahun.

Jumlah tersebut tidak akan banyak berubah pada kuartal III 2024. Hingga 5 September 2024, sudah tercatat 34 perusahaan dengan saham baru, dan masih ada 25 perusahaan dalam pipeline. Total yang terkumpul sebesar Rp5,2 triliun, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Pengamat pasar modal Desmond Wira menilai target IPO BEI tidak akan tercapai pada tahun ini. Selain perasaan tidak punya banyak waktu lagi, ketidakpastian perekonomian juga mulai muncul.

“Masih kurang dari tiga bulan, saya kira target 62 IPO tidak akan tercapai,” kata Desmond kepada Liputon6. “Banyak emiten yang menunda IPO, termasuk ada yang masuk dalam pipeline IPO BEI, namun pingsan.” alih-alih.” .com, Jumat (13/9/2024)

 

 

Kondisi ekonomi yang stagnan menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan perusahaan menunda IPO. Menurut Desmond, perekonomian Indonesia tidak mengalami booming pada tahun ini sehingga banyak perusahaan yang menunda IPO. Kedua, misalnya, terdapat ketidakpastian seputar pemilu tidak hanya di Indonesia, namun juga di banyak negara lain, termasuk Amerika Serikat. Secara internal, Partai Demokrat belum selesai karena pilkada masih harus digelar.

“Jadi banyak faktor yang menyebabkan ketidakpastian, seperti tahun pemilu yang dilanjutkan dengan pemilu lokal. Hal ini menyebabkan perusahaan menunda IPO. Juga kondisi eksternal, dimana perekonomian dunia kurang menguntungkan, Kondisi Geopolitik NATO.” Ada banyak dampak perang,” kata Desmond.

Analis riset ekuitas Kiwoom Securitas Indonesia Miftahul Khair memperkirakan IPO pada paruh kedua tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan paruh pertama tahun 2024. Secara keseluruhan, IPO tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, dengan seleksi ketat yang dilakukan BEI, kemungkinan penghimpunan dana melalui IPO tidak sebanyak tahun lalu, kata Khair dalam pemberitaan matthewgenovesesongstudies.com sebelumnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *